BAB
I
PENDAHUALUAN
A.
Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ada tiga
variabel yang saling berkaitan. Ketiga variabel tersebut adalah kurikulum, guru
dan proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru menempati kedudukan sentral
sebab peranannya sangat menentukan. Guru harus mampu menerjemahkan nilai-nilai
yang ada dalam kurikulum kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut
kepada siswa melalui proses belajar mengajar di sekolah (Nana Sujana, 1987:1).
Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses
belajar mengajar yang optimal, sehingga diperoleh hasil belajar, sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Kesadaran baik dari siswa sebagai subjek yang harus
terlibat secara aktif dalam proses belajar maupun guru sebagai pendidik sangat
dibutuhkan, karena belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan
secara sadar oleh seseorang untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada
dirinya sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun
dalam bentuk sikap dan nilai yang positif.
Dimyati dan Mudjiono (2002:51) berpendapat bahwa
proses pembelajaran akan lebih efektif apabila siswa lebih aktif berpartisipasi
dalam proses pembelajaran. Melalui partisipasi seorang siswa akan dapat
memahami pelajaran dari pengalamannya sehingga akan mempertinggi hasil
belajarnya.
Konsep awal yang diterima siswa menjadi syarat untuk
penguasaan konsep berikutnya. Pengetahuan awal siswa pada setiap pengalaman
belajarnya akan berpengaruh terhadap bagaimana mereka belajar dan apa yang
dipelajari selanjutnya (Triyanto 2007:21), dengan demikian diperlukan metode
penyampaian materi yang tepat, yang dapat memberdayakan siswa baik dari segi
akademik maupun kecakapan sosial, dapat memecahkan masalah dengan sifat terbuka
dan suatu pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, sehingga tujuan pendidikan
dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan dapat tercapai.
Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah
metode pembelajaran SQ4R. Metode ini digunakan untuk membantu siswa
mengingat apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di
kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Membaca membuat kita
dapat berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan. Membaca dapat dipandang
sebagai sebuah proses interaksi antara bahasa dan pikiran. Sebagai proses
interaksi, maka keberhasilan membaca akan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan
yang melatarbelakangi metode membaca (Trianto, 2007:147).
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Model
Pembelajaran SQ4R?
2.
Apa saja kelebihan dan kelemahan Model
Pembelajaran SQ4R?
3.
Apa manfaat Model Pembelajaran SQ4R?
4.
Bagaimana langkah-langkah Model
Pembelajaran SQ4R?
5.
Bagaimana penerapan Model Pembelajaran SQ4R?
C.
Tujuan Masalah
1. Menjelaskan
tentang pengertian Model Pembelajaran SQ4R.
2. Mengetahui
kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran SQ4R.
3. Menyebutkan
langkah-langkah dari Model Pembelajaran SQ4R.
4. Penerapan
Model Pembelajaran SQ4R.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Metode Pembelajaran SQ4R
Metode dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan (Sudrajat, 2008). Pembelajaran
adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar
(Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002: 17). Pembelajaran adalah proses interaksi
murid dengan guru dan sumber belajar dalam lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses pemerolehan
ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada siswa.
Salah satu metode pembelajaran yang biasa
digunakan dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
belajar berfikir, memecahkan masalah, belajar untuk mengaplikasikan
pengetahuan, konsep dan keterampilannya adalah dengan menggunakan metode
pembelajaran SQ4R ( Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review).
Pembelajaran SQ4R
adalah cara membaca yang dapat mengembangkan metakognitif siswa, yaitu
dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama, cermat. SQ4R
merupakan pengembangan dari metode SQ3R, yang dianjurkan oleh seorang
guru besar psikologi dari Ohio University, Amerika Serikat yaitu Robinson tahun
1941, merupakan salah satu metode membaca yang makin lama makin dikenal orang
dan banyak digunakan, sangat penting untuk kepentingan membaca secara intensif
dan rasional.
Metode pembelajaran SQ4R (Survey, Question,
Read, Recite, Reflect, Review) yang dicetuskan oleh Francis Robinson tahun
1941, membuat perubahan besar dalam perkembangan metode belajar karena efektif
membantu siswa menghafal informasi dari bacaan (Nur 2000:25). Tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang
diajarkan dapat
diketahui dari hasil belajar siswa setelah menempuh satu pokok bahasan
(Arikunto, 2002:35).
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi
membaca SQ4R adalah sebagai berikut:
1.
Survey (penelitian pendahuluan)
Dalam tahap
ini, pembaca mulai meneliti, meninjau, menjajaki dengan sepintas kilas untuk
menemukan judul bab, subbab, dan keterangan gambar agar pembaca mengenal atau
familiar terhadap materi bacaan yang akan dibaca secara detail dan sesuai
dengan kebutuhan. Dengan melakukan peninjauan dapat dikumpulkan informasi yang
diperlukan untuk memfokuskan perhatian saat membaca. Peninjauan untuk satu bab
memerlukan waktu 5-10 menit.
Dalam
melakukan survey, dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, dan alat pembuat ciri
seperti stabilo (berwarna kuning, hijau dan sebagainya) untuk menandai
bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian penting akan dijadikan sebagai bahan
pertanyaan yang perlu ditandai untuk memudahkan proses penyusunan daftar
pertanyaan yang akan dilakukan pada langkah kedua.
2.
Question (tanya)
Setelah melakukan survei, kita mungkin akan menemukan
beberapa butir pertanyaan. Kita ajukan beberapa pertanyaan yang bisa dijadikan
pembimbing membaca agar terkonsentrasi dan terarah. Jumlah pertanyaan
bergantung pada panjang-pendeknya teks, dan kemampuan dalam memahami teks yang
sedang dipelajari. Jika teks yang sedang dipelajari berisi hal-hal yang
sebelumnya sudah diketahui, mungkin hanya perlu membuat beberapa pertanyaan.
Sebaliknya, apabila latar belakang pengetahuan tidak berhubungan dengan isi
teks, maka perlu menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya
3. .Read
(membaca)
Sekarang mulailah membaca dengan teliti dan seksama,
paragraf demi paragraf. Sebagaimana kita ketahui, setiap paragraf mengembangkan
satu pikiran pokok. Jika kita menggabungkan keseluruhan pikiran pokok menjadi
satu kesatuan, maka terceminlah ide-ide utama dari serangkaian
paragraf-paragraf dalam satu wacana.
Jika membaca
dengan teliti dan seksama dirasa sulit, maka langkah membaca ini minimal untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan pada langkah Question. Bagian
ini bisa dijalankan dengan efisien dan efektif apabila pembaca benar-benar
memanfaatkan daftar pertanyaan tersebut yakni membaca dengan maksud mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.
4.
Reflect (memberikan
contoh)
Reflect
bukanlah langkah yang terpisah dengan langkah membaca tetapi merupakan suatu
kesatuan. Selama membaca siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal,
tetapi cobalah untuk memahami informasi yang disampaikan dengan cara.
a.
Menghubungkan informasi itu dengan hal-hal
yang telah kita ketahui.
b.
Mengaitkan subtopik-suptopik didalam teks
dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip utama.
c.
Cobalah untuk memecahkan kontradiksi
didalam informasi yang disajikan.
d.
Cobalah untuk menggunakan materi itu untuk
memecahkan masalahmasalah yang disimulasikan dan dianjurkan dari materi
pelajaran tersebut.
5.
Recite (mengkomunikasikan
setiap jawaban yang telah ditemukan)
Langkah
kelima, guru menyuruh menyebutkan lagi jawaban atas pertanyaan yang telah
disusun. Latihlah siswa dalam pertanyaan-pertanyaan untuk tidak membuka buku
atau catatan yang telah dibuat. Jika pertanyaan tidak terjawab, siswa tetap
melanjutkan pertanyaan selanjutnya. Demikian seterusnya hingga seluruh
pertanyaan dapat diselesaikan.
6.
Review (mengulangi)
Pada
langkah terakhir ini siswa diminta untuk membaca catatan singkat (intisari)
yang telah dibuatnya, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan
meninjau ulang seluruh pertanyaan dan jawabannya secara singkat (Trianto
2007:147).
Periksalah kembali keseluruhan bagian. Jangan diulang
baca, hanya lihatlah pada judul-judul, gambar-gambar, diagram-diagram, tinjauan
kembali pertanyaan-pertanyaan, dan sarana-sarana studi lainnya untuk meyakinkan
bahwa kita telah mempunyai suatu gambaran yang lengkap mengenai wacana
tersebut. Langkah atau tahap ini akan banyak menolong kita dalam mengingat
bahan tersebut sehingga kita akan dapat dengan mudah mengingatnya di dalam
kelas serta mengeluarkannya pada ujian akhir. (Albert dalam Tarigan, 1079:
54-56) Secara singkat dalam tahap Review dilakukan pengujian atau peninjauan
terhadap kelengkapan pengutaraan kembali yang telah kita lakukan pada langkah
Recite. Maka, jika ada kekurangan kita lengkapi, jika ada kekeliruan kita
perbaiki. Akhirnya tersusunlah struktur informasi yang jika kita kembangkan
maka terciptalah wujud pengutaraan kembali yang relatif lengkap dan bagus.
Metode ini merupakan sebuah sistem yang diterapkan dalam melakukan
aktivitas membaca dan/ atau belajar karena metode ini merupakan sebuah mata
rantai yang setiap bagiannya saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga
harus dilalui oleh pembaca apabila hendak memperoleh pemahaman yang maksimal.
Meski terkesan sangat mekanistik, tetapi membaca dengan menggunakan SQ4R ini
dianggap lebih memuaskan, karena dengan teknik ini dapat mendorong seseorang
untuk lebih memahami apa yang dibacanya, terarah pada intisari atau
kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam suatu buku atau teks
Selain itu, langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik ini tampaknya sudah
menggambarkan prosedur ilmiah, sehingga diharapkan setiap informasi yang
dipelajari dapat tersimpan dengan baik dalam sistem memori jangka panjang
seseorang.
B. Kelebihan
dan Kekurangan Metode SQ4R
Ø Kelebihan
Metode SQ4R
Membaca dengan menggunakan SQ4R ini dianggap lebih
memuaskan, karena dengan teknik ini dapat mendorong seseorang untuk lebih
memahami apa yang dibacanya, terarah pada intisari atau kandungan-kandungan
pokok yang tersirat dan tersurat dalam suatu buku atau teks Selain itu,
langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik ini tampaknya sudah menggambarkan
prosedur ilmiah, sehingga diharapkan setiap informasi yang dipelajari dapat
tersimpan dengan baik dalam sistem memorimjangka panjang seseorang.
Berikut
kelebihan metode SQ4R :
a.
Dengan mensurvei buku terlebih dahulu, kita akan
mengenal organisasi pemahaman terhadap buku tersebut.
b.
Pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun tentang apa
yanyg dibaca akan membangkitkan keingintahuan untuk membaca dengan tujuan
mencari jawaban-jawaban yang penting.
c.
Dapat melakukan kegiatan membaca secara lebih cepat,
karena dipandu oleh langkah-langkah sebelumnya,yaitu mensurvei buku dan menyusun
pertanyaan tentang bacaan.
d.
Catatan-catatan tentang buku yang dibaca dapat
membantu memahami secara cepat dan membantu ingatan.
e.
Melalui review atau mengulang akan
memperoleh penguasaan bulat, menyeluruh atas bahan yang dibaca.
Metode SQ4R
sangat efektif dalam membaca untuk studi. usaha yang efektif untuk memahami dan
mengingat lebih lama dapa dilakukan dengan :
1)
Mengorganisasikan bahan yang dibaca dalam kaitan yang
mudah dipahami.
2)
Mengaitkan fakta yang satu dengan yang lain,atau
dengan menghubungkan pengalaman atau konteks yang dihadapi.
Ø Kekurangan
Metode SQ4R
Metode ini
merupakan sebuah sistem yang diterapkan dalam melakukan aktivitas membaca dan/
atau belajar karena metode ini merupakan sebuah mata rantai yang setiap
bagiannya saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga harus dilalui oleh
pembaca apabila hendak memperoleh pemahaman yang maksimal.
Metode SQ4R
memang dipandang terlalu mekanistis dan rumit, sehingga banyak orang yang
merasa enggan menerapkan metode ini dalam kegiatan membaca.
C. Manfaat
Metode SQ4R
Manfaat umum
metode ini adalah membantu siswa untuk mengambil sikap bahwa buku yang akan
dibaca tersebut sesuai keperluan/kebutuhan atau tidak. Metode ini bertujuan
untuk membekali siswa dengan suatu pendekatan sistematis terhadap
jenis-jenis membaca. Tujuan tersebut mencerminkan bekal untuk keperluan
peningkatan cara belajar sistematis, efektif, dan efisien.
D.
Teori yang Mendasari Metode SQ4R
Menurut Arends dalam Trianto (2007: 152),
metode-metode belajar merujuk kepada perilaku dan proses pikiran
yang digunakan siswa yang mempengaruhi apa yang dipelajari,
temasuk ingatan dan proses kognitif. Nama lain untuk metode
belajar ini adalah metode kognitif. Contoh-contoh tujuan kognitif
tradisional yang diharapkan dicapai siswa adalah pemahaman suatu wacana
dalam sebuah buku. Menurut Weinsten dan Mayer dalam Trianto
(2007: 152) , mengajar yang baik mencakup mengajar siswa
bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir, dan
bagaimana mendorong diri sendiri.
Pembelajaran dengan penerapan metode-metode belajar
berpedoman pada premis bahwa keberhasilan siswa banyak bergantung
kepada kemahiran mereka untuk belajar sendiri dan untuk memonitor
belajarnya sendiri. Hal ini menyebabkan pentingnya metode-metode belajar
diajarkan kepada siswa mulai dari sekolah dasar berlanjut pada pendidikan
menengah dan tinggi.
E.
Langkah-langkah dalam Metode Pembelajaran SQ4R
(Survey, Quetion, Read, Reflect, Recite, Review)
Metode SQ4R memberikan strategi yang
diawali dengan membangun gambaran umum tentang bahan yang dipelajari,
menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul suatu bab dan dilanjutkan dengan
membaca untuk mencari jawaban dari pertanyaan.
Adapun
langkah-langkah dalam Metode Pembelajaran SQ4R adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah Pemodelan Pembelajaran dengan Penerapan Strategi Belajar SQ4R
Langkah-langkah
|
Tingkah Laku Guru
|
Aktivitas Siswa
|
Langkah 1
survey
|
a.
Memberikan bahan bacaan kepada siswa untuk dibaca.
b.
Menginformasikan kepada siswa bagaimana menemukan
ide pokok/ tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
|
Membaca selintas dengan cepat
untuk menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
|
Langkah 2
Question
|
a.
Menginformasikan kepada siswa agar memperhatikan
makna dari bacaan.
b.
Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat
pertanyaan dari ide pokok yang ditemukan dengan menggunakan kata-kata apa,
mengapa, siapa, dan bagaimana.
|
a.
Memerhatikan penjelasan guru.
b.
Menjawab pertanyaan yang telah dibuatnya.
|
Langkah 3
Read
|
Memberikan tugas kepada siswa
untuk membaca dan menanggapi/ menjawab pertanyaan yang telah disusun
sebelumnya.
|
Membaca secara aktif sambil
memberikan tanggapan terhadap apayang telah dibaca dan menjawab pertanyaan
yang dibuatnya.
|
Langkah 4
reflect
|
Mensimulasikan/ menginformasikan
materi yang ada pada bahan bacaan.
|
Bukan hanya sekedar menghafal dan
mengingat materi pelajaran tetapi mencoba memecahkan masalah dari informasi
yang diberikan oleh guru dengan pengetahuan yang telah diketahui melalui
bahan bacaan.
|
Langkah 5
Recite
|
Meminta siswa membuat inti sari
dari seluruh pembahasan pelajaran yang dipelajari hari ini.
|
a.
Menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
b.
Melihat catatan-catatan/ inti sari yang telah dibuat
sebelumnya.
c.
Membuat inti sari dari seluruh pembahasan.
|
Langkah 6
Review
|
a.
Menugaskan siswa membaca inti sari yang dibuatnya
dari rincian ide pokok yang ada dalam benaknya.
b.
Meminta siswa membaca kembali bahan bacaan, jika
masih belum yakin dengan jawabannya.
|
a.
Membaca inti sari yang telah dibuatnya.
b.
Membaca kembali bahan bacaan siswa jika masih belum
yakin akan jawaban yang telah dibuatnya.
|
Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran Strategi SQ4R
No.
|
Aktivitas Guru
|
Aktivitas
|
1.
|
PENDAHULUAN
a.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
b.
Mengkaitkan pelajaran yang akan
dipelajari dengan pengetahuan awal siswa
c.
Motivasi siswa
|
a. Dalam
pelaksanaan KBM guru menginformasikan Tujuan pembelajaran secara lisan.
b. Guru
mengingatkan kembali materi-materi sebelumnya yang relevan dengan materi yang
akan disampaikan.
c. Guru
memotivasi siswa dengan memperlihatkab fenomena tervisualisasi, dalam
mempelajari materi yang diajarkan.
|
2.
|
KEGIATAN INTI
a.
Mempersentasikan Materi
b.
Pedoman strategi pembelajaran metode SQ4R.
c.
Pemberian latihan terbimbing
d.
Umpan balik
e.
Pemberian Latihan mandiri
|
a.
Sebelum pelaksanaan pengajaran metode belajar, guru
menyampaikan gambaran umum dari materi yang akan dipelajari.
b.
Guru memodelkan keterampilan Metode SQ4R
langkah perlangkah pada tiap tahapnya, dengan memakai contoh materi dari
bacaan:
1.
Survey
Guru
menganjurkan siswa melakukan survey (memeriksa) panjang teks, judul,
bagian,istilah , kata kunci pada pokok bahasan sistem peredaran darah
menggunakan pensi,ketas atau stabilolebih dari satu warna.
2. Question
(bertanya)
Pada
langkah kedua, guru memberi petunjuk atau contoh pertanyaan yang jelas,
singkat, relevan dengan bagianbagian teks yang telah ditandai dengan stabilo.
Jumlah pertanyaan bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami teks yang
dipelajari.
3. Read
(membaca)
Langkah
ketiga, guru menyuruh siswa membaca pokok bahasan sistem peredaran darah
serta aktif dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah
disusun.
4. Reflect
(memberikan contoh)
Langkah
keempat, Selama membaca siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal
tetapi guru membantu menghubungkan informasi dengan hal-hal yang telah
diketahui yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, guru mencoba untuk
menggunakan kata-kata yang penting dalam pokok bahasan sistem peredaran darah
untuk memecahkan masalah yang disimulasikan dan dianjurkan dari materi
tersebut.
5. Recite
( mengkomunikasikan setiap jawaban yang telah ditemukan )
Pada
langkah lelima gurumenyuruh siswa menyebutkan lagi jawaban atas pertanyaan
yang telah disususn, guru melatih siswa dalam pertanyaan-pertanyaan untuk
tidak membuka buku atau catatan yang telah dibuat, jika pertanyaan tidak
terjawab siswa tetap melanjutkan pertanyaan selanjutnya. Demikian seterusnya
hingga seluruh pertanyaan dapat diselelsaikan.
6. Review
( mengulangi )
Pada
langkah terakhir siswa diminta untuk membaca catatan singkat (intisari) yang
telah dibuat, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu meninjau ulang
seluruh pertanyaan dan jawaban secara singkat.
c. Siswa
dibawah bimbingan guru, melakukan keterampilan metode SQ4R, dengan
mengerjakan lembar kerja siswa.
d. Pada
tahap umpan balik, guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa. Guru
menunjuk beberapa siswa. Langkahnya:
1. Guru
menyampaikan pokok pembelajaran, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca dan mempelajari materi tersebut dibuku.
2. Setelah
selesai membaca buku dan mempelajarinya guru mempersilahkan siswa untuk
menutup bukunya.
3. Guru
menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan.
4. Apabila
ada siswa yang salah dalam menjawab pertanyaan, guru segera membantu
memberikan jawaban yang benar sehingga siswa dapat mengetahui letak
kesalahannya.
5. Guru
memberikan kesimpulan.
e. Guru
memberikan latihan mandiri kepada siswa untuk membaca kelanjutan dari isi
bacaan pada buku siswa dengan memakai keterampilan strategi belajar metode SQ4R.
|
3.
|
PENUTUP
a.
Merangkum pelajaran
b.
Catatan
|
Guru bersama-sama dengan siswa
merangkum materi pelajaran dimana guru membantu membimbing siswa untuk
membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan.
a.
Guru selama KBM, jangan membuat kesan yang monoton.
b.
Guru hendaknya menentukan waktu, kapan tiap-tiap
tahap dilaksanakan.
c.
Tetap mempertahankan motivasi siswa.
d.
Guru hendaknya memakai kata-kata yang mudah dipahami
siswa.
e.
Guru hendaknya membimbing siswa satu persatu pada
saat melakukan pelatihan.
|
- Penerapan Metode Pembelajaran SQ4R
Kemampuan pemahaman dan
kemampuan pemecahan masalah matematika. Rendahnya kemampuan pemahaman dan
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa merupakan permasalahan yang
menuntut seorang guru untuk menciptakan dan menerapkan suatu strategi dalam
pembelajaran matematika.
Penelitian ini
menggunakan disain eksperimen, dan memilih disain penelitian berbentuk
pretes-postes control group design, yang bertujuan untuk mengetahui (1)
kualitas kemampuan pemahaman matematik siswa melalui pembelajaran matematika
dengan teknik SQ4R, (2) kualitas kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
melalui pembelajaran matematika dengan teknik SQ4R dan, (3) sejauh mana
perbedaan kemampuan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa,
antara pembelajaran matematika dengan teknik SQ4R dengan pembelajaran
matematika cara biasa, (4) sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
teknik SQ4R dan , dan (5) tanggapan guru terhadap pembelajaran matematika
dengan teknik SQ4R.
Data penelitian
dikumpulkan dengan menggunakan dua jenis tes, yaitu tes pilihan ganda yang
dimodifikasi dari Second International Mathematics Study (SIMS), dan tes bentuk
uraian. Kedua jenis tes sudah memenuhi kriteria reliabilitas, validitas, Daya
Pembeda dan Tingkat Kesukaran. Dan untuk memperoleh data yang diperlukan
ditempuh prosedur penelitian melalui tiga tahapan utama yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan di kelas dan tahap analisis data. Setelah data terkumpul,
data dianalisis secara deskriptif dan inferensial.
Dari hasil analisis data
dan pembahasan disimpulkan bahwa (1) kualitas kemampuan pemahaman matematik
siswa meningkat setelah siswa menempuh pembelajaran matematika menggunakan
teknik SQ4R, (2) kemampuan pemecahan masalah siswa meningkat setelah siswa
menempuh pembelajaran matematika menggunakan teknik SQ4R, (3) terdapat
perbedaan yang signifikan dalam kemampuan pemahaman dan kemampuan pemecahan
masalah matematik antara siswa yang dalam pembelajaran matematikanya
menggunakan teknik SQ4R dengan siswa yang dalam pembelajaran matematikanya dengan
cara biasa; kemampuan siswa yang dalam pembelajaran matematikanya menggunakan
teknik SQ4R lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajaran matematikanya
dengan cara biasa, (4) sikap siswa mendukung pembelajaran matematika dengan
teknik SQ4R, dan (5) guru memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran
matematika menggunakan teknik SQ4R.
BAB III
KESIMPULAN
Pengetahuan awal siswa pada setiap
pengalaman belajarnya akan berpengaruh terhadap bagaimana mereka belajar dan
apa yang dipelajari selanjutnya, dengan demikian diperlukan metode penyampaian
materi yang tepat, yang dapat memberdayakan siswa baik dari segi akademik
maupun kecakapan sosial, dapat memecahkan masalah dengan sifat terbuka dan
suatu pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, sehingga tujuan pendidikan
dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan dapat tercapai. Salah satu
alternatif yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran SQ4R. Metode
ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, dan dapat
membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan
membaca buku. Membaca membuat kita dapat berkomunikasi dengan orang lain
melalui tulisan. Membaca dapat dipandang sebagai sebuah proses interaksi antara
bahasa dan pikiran. Sebagai proses interaksi, maka keberhasilan membaca akan
dipengaruhi oleh faktor pengetahuan yang melatarbelakangi metode membaca.
Pembelajaran SQ4R
adalah cara membaca yang dapat mengembangkan metakognitif siswa, yaitu
dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama, cermat,
melalui; survey dengan mencermati teks bacaan, melihat pertanyaan di
ujung bab, baca ringkasan bila ada dan cermati gambar-gambar, grafik, dan peta.
Question dengan membuat pertanyaan (mengapa, bagaimana dan darimana)
tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks dan
mencari jawabannya. Reflec yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan
bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan, Recite merupakan
mempertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas bersama) dan Review yaitu cara meninjau ulang menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
·
Dimyati dan
Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
·
Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002.
·
Nur, M dan Wikandari, P.R. 2000. Pengajaran
Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Kontruktivis dalam Pengajaran.
Surabaya: PSMS Program Pascasarjana Unesa.
·
Soedjana, Nana.
1987. CBSA dalam proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
·
Sudrajat, A. 2008. Pengertian
Pendekatan, Strategi, Metode,Teknik,Taktik, dan Model pembelajaran. Bandung.
·
Trianto.
2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
·
Trianto, 2010. Mendesain model
pembelajaran inovatif-pogresif. Jakarta, Prenada Media Group.
0 komentar:
Posting Komentar