PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru yang
dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu,
sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat implementatif. Dalam
proses belajar yang efektif memerlukan pemahaman pengetahuan siswa dan
kebutuhan untuk belajar sehingga menarik serta mendukung mereka untuk belajar
dengan baik.
Para siswa belajar melalui pengalaman yang difasilitasi oleh guru. Sehingga
siswa dapat memahaminya, agar mereka mampu menggunakannya untuk memecahkan
masalah, dan mereka menjadi percaya diri. Peningkatan pendidikan untuk semua
siswa memerlukan pembelajaran
yang efektif di semua kelas. Guru harus mengetahui dan memahami materi yang
akan disampaikan ketika sedang mengajar dan bisa memberi gambaran atau
ilustrasi pada pengetahuan dengan fleksibel saat mengajar. Mereka perlu
memahami dan merasa terikat dengan para siswa mereka. Pembelajaran yang efektif
memerlukan cerminan keteladanan dan usaha yang berkesinambungan untuk mencari
peningkatan. Para guru harus mempunyai sumber daya dan peluang besar dan sering
untuk meningkatkan serta menyegarkan pengetahuan mereka.(Guru Desa, 2011)
Dalam proses
pembelajaran ada banyak macam metode pembelajaran yang dapat diterapkan, salah
satunya adalah metode pembelajaran demonstration. Jenis metode ini masih sama
seperti metode ekspositori, dimana metode ini berpusatkan pada guru, tapi tidak
menutup kemungkinan bahwa siswa juga sangat berperan dalam metode pembelajaran
tersebut.
Menurut
Ruseffendi, (1990:34) metode pembelajaran demonstrasi merupakan salah satu
metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan pemikiran tersebut
penyusun ingin menerapkan metode pembelajaran demonstrasi dalam mata pelajaran
matematika pada materi Bangun Ruang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan metode pembelajaran demonstrasi?
2. Apakah
metode demonstrasi dapat diterapkan pada materi bangun ruang?
3. Apa
keunggulan dan kelemahan metode pembelajaran demonstrasi?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian metode pembelajaran demonstrasi.
2. Untuk
mengetahui apakah metode demonstrasi dapat diterapkan pada materi bangun ruang.
3.
Untuk mengetahui
keunggulan dan kelemahan metode pembelajaran demonstrasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Pembelajaran Demonstration
Metode mengajar adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa untuk setiap pelajaran atau bidang studi. Metode
mengajar ini bisa diterapkan untuk setiap mata pelajaran. Ada banyak metode
mengajar yang dapat dilakukan oleh seorng guru, misalnya menyampaikan materi
pelajaran melalui ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan, demonstrasi dan
lain sebagainya.
Metode demostrasi masih merupakan bagian dari metode ekspositori, yaitu
metode yang berpusatkan pada guru atau didominasi oleh guru. Namun bedanya
dengan metode ekspositori, metode demonstrasi lebih melibatkan siswa.
Selain daripada lebih dapat melibatkan siswa, metode ini lebih mengandung
unsur penonjolan kebolehan pengajar, misalnya mendemonstrasikan membuktikan
dalil, mencari rumus, dan memecahkan soal cerita (Ruseffendi, 1991:292).
Metode demonstrasi
adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan
dan mempertunjukkan yaitu sebuah tindakan atau posedur yang digunakan. Metode
ini disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan pernyataan lisan (oral) atau peragaan
(visual) secara tepat dalam Canei, (1986:38). Dari batasan ini, nampak bahwa
metode ini ditandai adanya kesengajaan untuk mempertunjukkan tindakan atau
penggunaan prosesur yang disertai penjelasan, ilustrasi, atau pernyataan secara
lisan maupun visual.
Winarno
mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar
yang diminta, atau siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas
(Winarno, 1980:87). Batasan yang dikemukakan Winarno memberikan kepada kita,
bahwa untuk mendemonstrasikan atau memperagakan tidak harus dilakukan oleh guru
sendiri dan yang didemonstrasikan adalah suatu proses. Dengan memperdulikan
batasan metode demonstrasi seperti dikemukakan oleh Cardille dan Winarno, maka
dapat dikemukakan bahwa metode demonstrasi merupakan format interaksi
belajar-mengajar yang sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan,
proses, atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa
atau sebagian siswa. Dengan batasan metode demonstrasi ini, menunjukkan adanya tuntutan
kepada guru untuk merencanakan penerapannya, memperjelas demonstrasi oral maupun
visual, dan menyediakan peralatan yang diperlukan. (http://id.scribd.com/doc/70347505/PTK-Matematika-SD-Kelas-2).
Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana dibandingkan
dengan metode-metode yang lainnya. Metode demonstrasi adalah pertunjukkan
tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan
tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta
didik secara nyata atau tiruannya. Metode ini adalah yang paling pertama
digunakan oleh manusia yaitu tatkala manusia purba menambah kayu untuk memperbesar
nyala unggun api, sementara anak-anak mereka memperhatikan dan menirunya.
Metode demonstrasi ini barangkali sesuai untuk mengajar bahan-bahan pelajaran
yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu proses maupun hal-hal yang bersifat
rutin. Dengan metode demonstrasi, peserta didik berkesempatan untuk
mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam
proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan. Dalam
demonstrasi diharapkan setiap langkah pembelajaran dari hal-hal yang
didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh murid dan melalui prosedur
yang benar dan materi yang diajarkan dapat dimengerti.
Meskipun demikian, para siswa perlu juga mendapatkan waktu yang cukup
lama untuk memperhatikan sesuatu yang didemonstrasikan itu dalam demonstrasi,
terutama dalam rangka mengembangkan sikap-sikap, guru perlu merencanakan
pendekatan secara lebih berhati-hati dan ia memerlukan kecakapan untuk mengarahkan
motivasi dan berpikir siswa (Syaiful Sagala, 2011 : 211).
B. Tujuan Penerapan Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi bertujuan
untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan fisik daripada
keterampilan-keterampilan intelektual.
Cardille mengemukakan bahwa
metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk:
a.
Mengajar
siswa tentang bagaimana melakukan sebuah tindakan atau menggunakan suatu
prosedur atau produk baru.
b.
Meningkatkan
kepercayaan bahwa suatu prosedur memungkinkan bagi siswa melakukannya.
c.
Meningkatkan
perhatian dalam belajar dan penggunaan prosedur. (Canei, 1986:38).
Sedangkan Winarno mengemukakan bahwa tujuan penerapan metode demonstrasi adalah :
a. Mengajarkan suatu proses, misalnya proses pengaturan, proses
pembuatan, proses kerja. Proses mengerjakan dan menggunakan.
b. Menginformasikan tentang bahan yang diperlukan untuk membuat
produk tertentu.
c. Mengetengahkan cara kerja. (Winarno, 1980:87-88)
Berdasarkan pendapat di atas, maka tujuan penerapan metode
demonstrasi yang dikemukakan oleh Cardille, dan Winarno, dapat diidentifikasi
tujuan penerapan metode
demonstrasi yang mencakup:
a. Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proses atau prosedur
keterampilan – keterampilan fisik/motoric.
b. Mengembangkan kemampuan pengamatan pendengaran dan penglihatan
para siswa secara bersama-sama.
c. Mengkonkretkan infomasi yang disajikan kepada para siswa. (http://id.scribd.com/doc/70347505/PTK-Matematika-SD-Kelas-2)
C. Prinsip Metode Pembelajaran Demonstration
Prinsip metode pembelajaran demonstrasi lebih menekankan kepada siswa
untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah ke arah pencapaian
tujuan pembelajaran. Adanya tuntutan untuk selalu memberikan perhatian ini,
menyebabkan siswa harus membangkitkan perhatiannya kepada segala pesan yang
dipelajarinya. Siswa juga dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan
emosional. (Yatim Rianto, 2009:75)
Melalui metode demonstrasi, para siswa dapat mengamati secara lebih jelas
tentang proses sesuatu yang dipelajari. Proses yang diamati secara konkret akan
lebih jelas dibandingkan dengan hanya dipirkan secara abstrak saja. Inilah yang
dapat menyebabkan metode demonstrasi sangat besar sekali manfaatnya untuk
meningkatkan pemahaman para siswa tentang materi yang dipelajari terutama yang
bersifat proses (Made Pidarta, 1990 : 64).
D. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran
Demonstration
Setiap metode pembelajaran, pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Begitupun dengan metode pembelajaran demonstrasi, sebagai suatu
metode pembelajaran, metode demonstrasi ini memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya yaitu :
1.
Melalui metode demonstrasi, verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa
disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2.
Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar,
tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3.
Dengan cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan
untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian, siswa akan
lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
Disamping beberapa kelebihan
diatas, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya yaitu:
1.
Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab, tanpa
persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode
ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukkan
suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu,
sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
2.
Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai
yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal
dibandingan dengan ceramah.
3.
Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusu,
sehinga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping itu, demonstrasi
juga memerlukan kemauan dan motivasi guruyang bagus untuk keberhasilan proses
pembelajaran siswa (Wina Sanjaya, 2006:152).
Namun ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi
kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam metode demostrasi seperti yang
disebutkan dalam bukunya Prof. Dr. Syaiful Sagala yang berjudul Konsep dan
Makna Pembelajaran, bahwa kelemahan dari metode demonstrasi dapat diatasi
dengan cara sebagai berikut :
1.
Tentukan terlebih dahulu hasil yang ingin dicapai dalam jam pertemuan
itu.
2.
Guru mengarahkan demonstrasi itu sedemikian rupa sehingga para siswa
memperoleh pengertian dan gambaran yang benar, pembentukan sikap dan kecakapan
praktis.
3.
Pilih dan kumpulkan alat-alat demonstrasi yang akan dilaksanakan.
4.
Usahakan agar seluruh murid dapat mengikuti pelaksanaan demonstrasi itu
sehingga memperoleh pengertian dan pemahaman yang sama.
5.
Berikan pengertian yang sejelas-jelasnya tentang landasan teori dari yang
didemonstrasikan. Hindari dari pemakaian istilah yang tidak dimengerti oleh siswa.
6.
Sedapat mungkin bahan pelajaran yang didemonstrasikan adalah hal-hal yang
bersifat praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
7.
Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilaksanakan. Dan sebaiknya demonstrasi itu dimulai, guru tepat dan secara
otomatis.
E. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Demonstration
Dalam buku Strategi Pembelajaran yang ditulis oleh Wina Sanjya,
langkah-langkah metode pembelajaran demonstrasi meliputi dua tahapan, yaitu
tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Adapun penjelasan mengenai tahapan
tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Tahap Persiapan
Pada
tahap pesiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan :
v Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa
setelah proses demostrasi berakhir. Tujuan ini eli[uti beberapa aspek seperti
aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
v Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi
yang diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
v Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi
segala peralatan yang diperlukan.
2.
Tahap Pelaksanaan
a.
Langkah Pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, diantaranya :
v Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa
dapat memerhatikan dengan jelas apa yang sedang didemonstrasikan
v Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
v Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh
siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting
dari pelaksanaan demonstrasi.
b.
Langkah Pelaksanaan Demonstrasi
v Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
meragsang siswa untuk berpikir, misalnya
melalui pertanyaan siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi.
v Ciptakan suasana yang menyejukkan untuk menghindari
suasana yang menegangkan.
v Yakinkan bahwa semua bisa mengikuti jalannya
demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
v Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi
itu.
c.
Langkah Mengakhiri Demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses
pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya
dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.
Dimana hal ini diperlukan untuk meyakinkah apakah siswa memahami proses
demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya
juga bahwa guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses
demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya. (Wina Sanjaya, 2006:154).
Setelah
perencanaan-perencanaan telah tersusun sebaiknya diadakan uji coba terlebih
dahulu agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan efektif dan tercapai tujuan
belajar mengajar yang telah ditentukan. Dengan mengadakan uji coba dapat
diketahui kekurangan dan kesalahan praktek secara lebih dini dan
dapat peluang untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.
Langkah selanjutnya dari metode
ini adalah realisasinya yaitu saat guru memperagakan atau mempertunjukkan suatu
proses atau cara melakukan sesuatu sesuai materi yang diajarkan. Kemudian siswa
disuruh untuk mengikuti atau mempertunjukkan kembali apa yang telah dilakukan guru.
Dengan demikian unsur-unsur manusiawi siswa dapat dilibatkan baik emosi,
intelegensi, tingkah laku serta indera mereka, pengalaman langsung itu
memperjelas pengertian yang ditangkapnya dan memperkuat daya ingatnya
mengetahui apa yang dipelajarinya. Untuk mengetahui sejauh mana hasil yang
dicapai dari penggunaan metode demonstrasi tersebut diadakan evaluasi dengan
cara menyuruh murid mendemonstrasikan apa yang telah didemonstrasikan atau dipraktekkan
oleh guru.
Pada hakikatnya, semua metode itu
baik. Tidak ada yang paling baik dan paling efektif, karena hal itu tergantung
kepada penempatan dan penggunaan metode terhadap materi yang sedang dibahas.
Yang paling penting, guru mengetahui kelebihan dan kekurangan metode-metode tersebut.
Metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk: “Memberikan
keterampilan tertentu, memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan
bahasa lebih terbatas, menghindari verbalisme, membantu anak dalam memahami
dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih menarik”.
(Eva Syarifah Nurhayati, 2008:15)
F. Aplikasi pada Pembelajaran Matematika di Sekolah
Metode pembelajaran demonstrasi dapat diterapkan pada mata pelajaran
matematika. Disini penyusun mencoba menerapkan metode tersebut pada materi
bangun ruang. Sebelumnya akan dijelaskan terlebih dahulu apa yang disebut
bangun ruang dan selanjutnya bagaimana metode demonstrasi tersebut diterapkan. Pada
materi bangun ruang, guru telah menyediakan alat peraga yang berhubungan dengan
bangun ruang, seperti jaring-jaring kubus dan balok serta alat peraga lainnya
yang dapat menunjang proses pembelajaran. Ketika guru menyampaikan materi, para
siswa memperhatikan, dan selanjutnya dapat mendemonstrasikan apa yang dipelajarinya.
Kemudian diakhir pelajaran, guru menyampaikan kesimpulan.
Berikut materi yang disampaikan, beserta proses pembelajarannya.
1. Pengertian Bangun Ruang
Dalam buku Ensiklopedia
Matematika (ST. Negoro dan B. Harahap, 2010 : 20), yang dimaksud bangun ruang
adalah jika suatu bangun tidak seluruhnya terletak dalam bidang. Misalnya ambil
sebuah batu bata, kemudian kita bungkus dengan kertas, setelah dibungkus,
keluarkanlah batu bata tersebut dengan syarat tidak merusak bungkusnya. Pembungkus
itulah yang merupakan contoh dari suatu bangun ruang. Bangun ruang dibentuk
oleh daerah sagi banyak yang disebut sisi.
Contoh model bangun ruang yang mempunyai 6 sisi.
2.
Mengenal
Sisi, Rusuk, dan Titik Sudut Kubus maupun Balok
Perhatikan gambar dibawah ini
a. Kubus
b.
Balok
|
Amatilah
bangun-bangun yang berbentuk kubus dan balok. Permukaan kubus semuanya
berbentuk persegi yang sama dan sebangun. Coba kalian ingat kembali bangun
persegi. Keempat rusuk persegi sama panjang. Jika dikaitkan dengan bangun
persegi panjang, persegi merupakan bentuk khusus dari persegi panjang. Karena
permukaan kubus berbentuk persegi-persegi yang sama dan sebangun dapat kita
katakan bahwa kubus merupakan bentuk khusus dari balok.
Pada
gambar diatas, Kubus ABCD.EFGH dibatasi oleh bidang ABCD, ABFE, BCGF, CDHG,
ADHE, dan EFGH. Bidang-bidang tersebut disebut sisi-sisi kubus ABCD.EFGH.
Selanjutnya, AB , BC, CD , AD , EF , FG , GH , EH , AE , BF , CG , dan DH disebut rusuk-rusuk kubus
ABCD.EFGH. Coba kalian amati bahwa tiap sisi kubus tersebut dibatasi oleh
rusuk-rusuk.
Menurut
kalian, apakah rusuk AB merupakan perpotongan bidang ABCD dan ABFE?
Rusuk-rusuk
AB , BC , CD , dan AD disebut rusuk alas, sedangkan
rusuk AE , BF , CG , dan DH disebut rusuk tegak. Dapatkah
kalian menyebutkan rusuk mana saja yang termasuk rusuk atas?
Titik-titik
A, B, C, D, E, F, G, dan H disebut titik sudut kubus ABCD.EFGH.
Menurutmu,
apakah titik B merupakan perpotongan antara rusuk AB , BC, dan BF ?
Coba
kalian bandingkan dengan balok pada gambar diatas, Setiap daerah persegi pada
kubus dan daerah persegi panjang pada balok disebut bidang atau sisi.
Perpotongan dua buah daerah persegi pada kubus atau dua buah daerah persegi
panjang pada balok disebut rusuk. Adapun titik potong antara tiga buah
rusuk disebut titik sudut.
Setelah
memberikan penjelasan, guru memberikan tugas untuk didiskusikan. Tujuan dari
diskusi tersebut adalah untuk menumbuhkan inovasi peserta didik. Tugas yang
diberikan adalah sebagai berikut !
Diskusikan
dengan temanmu. Amatilah kembali bangun-bangun ruang pada 8.1 Hitunglah banyak
sisi, rusuk, dan titik sudut setiap bangun ruang pada gambar itu. Masukkan
hasilnya pada tabel seperti berikut.
No
|
Nama Bangun Ruang
|
Banyak Sisi
|
Banyak Rusuk
|
Banyak Titik Sudut
|
1.
|
Kubus
|
|||
2.
|
Balok
|
|||
3.
|
Prisma
Segitiga
|
|||
4.
|
Tabung
|
|||
5.
|
Limas
segitiga
|
|||
6.
|
Limas
segi empat
|
|||
7.
|
Kerucut
|
|||
8.
|
Bola
|
|||
Pada bangun ruang di atas, kecuali tabung, kerucut, dan bola,
cermatilah adakah hubungan antara banyak sisi, banyak rusuk,
dan banyak titik sudutnya?
|
Apakah kalian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
banyak sisi, banyak rusuk, dan banyak titik sudut pada bangun ruang
di atas seperti berikut ini?
S + T = R + 2
dengan S = banyak sisi
T = banyak titik sudut
R = banyak rusuk
Rumus di atas dikenal dengan teorema Euler.
Coba cek kembali hasil pada tabel di atas dengan rumus tersebut. Apakah rumus
tersebut juga berlaku untuk tabung, kerucut, dan bola?
Mengapa demikian? Jelaskan jawabanmu.
3. Bangun dari Sisi Kubus dan Balok
Agar kalian paham mengenai bentuk bangun dari tiap sisi balok,
lakukan kegiatan berikut.
KEGIATAN
a.
Buatlah
bangun seperti pada Gambar 8.3 (a) diatas dengan menggunakan kertas karton
tebal.
b.
Guntinglah
bangun tersebut menurut tepinya. Dari hasil guntingan tersebut kalian akan
memperoleh suatu rangkaian tiga pasang daerah persegi panjang yang setiap
pasangnya kongruen.
c.
Lipatlah
bangun tersebut pada garis putus-putus, hingga terbentuk kotak seperti Gambar
8.3 (b). Bentuk kotak yang kalian peroleh disebut balok.
Perhatikan bahwa tiga pasang
daerah persegi panjang pada gambar 8.3 (a) menjadi tiga pasang sisi balok
seperti pada Gambar 8.3 (b). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa suatu
balok mempunyai tiga pasang sisi berbentuk daerah persegi panjang yang setiap
pasangnya kongruen. Adapun untuk memahami bentuk bangun dari tiap sisi kubus, lakukan
kegiatan seperti bangun balok di atas. Jiplaklah bangun seperti Gambar 8.3 (a)
dengan menggunakan kertas karton tebal. Guntinglah menurut tepinya. Hasil
guntingan tersebut berbentuk rangkaian enam daerah persegi yang saling
kongruen. Dengan melipat bangun tersebut pada garis putus-putus, akan terbentuk
bangun ruang seperti Gambar 8.3 (b). Bangun ruang tersebut selanjutnya
dinamakan kubus.
Perhatikan bahwa enam daerah
persegi pada Gambar 8.3 (a) menjadi enam sisi kubus seperti pada Gambar 8.3
(b). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sebuah kubus memiliki enam
sisi berbentuk persegi yang kongruen.
4.
Rusuk-Rusuk yang
Sejajar pada Bangun Ruang
Pada sebuah bidang datar,
dua garis dikatakan sejajar jika kedua garis tersebut tidak berpotongan.
Perhatikan Gambar 8.5. Pada
Gambar 8.5, ruas garis yang sejajar, yaitu AB sejajar dengan DC , ditulis AB // DC . Adapun AD tidak sejajar dengan BC. Mengapa?
Apakah pengertian garis
sejajar pada bidang datar sama dengan garis sejajar pada bangun ruang? Agar
kalian dapat menjawabnya, pelajari uraian berikut.
Perhatikan Gambar 8.6. Pada
balok ABCD.EFGH tersebut, pasangan ruas garis yang sejajar antara lain
a.
AB dengan DC;
b.
AE dengan BF ;
c.
EH dengan FG .
Adapun pasangan ruas garis yang tidak sejajar antara lain
a.
AB dengan CG ;
b.
AE dengan DC;
c.
BC dengan DH .
Jika kita perhatikan
pasangan AB dan CG maka ruas garis ruas garis
tersebut tidak berpotongan meskipun diperpanjang di kedua ujungnya. Demikian
halnya pada pasangan AE dan DC serta BC dan DH. Meskipun tidak berpotongan, namun garis-garis tersebut
termasuk garis-garis tidak sejajar. Berarti ada syarat lain yang harus dipenuhi
agar sepasang garis dikatakan sejajar dalam suatu bangun ruang. AB dan DC serta garis AE dan BF terletak pada satu bidang,
yaitu bidang ABCD dan ABFE. Adapun AB dan CG , AE dan DC , serta BC dan DH terletak pada bidang yang berlainan. Jika dua garis dalam suatu
bangun ruang tidak berpotongan terletak pada bidang yang berlainan maka kedua
garis tersebut dikatakan bersilangan.
Jadi, dapat disimpulkan sebagai berikut. Dua garis dalam suatu
bangun ruang dikatakan sejajar, jika kedua garis itu tidak berpotongan dan
terletak pada satu bidang.
Sekarang, perhatikan kubus
KLMN.OPQR pada Gambar 8.7. Ruas garis yang sejajar pada kubus KLMN.OPQR adalah
a.
KL//NM//OP
//RQ;
b.
KN//
LM// PQ//OR;
c.
KO//
LP//MQ// NR.
Coba kalian sebutkan ruas
garis yang tidak sejajar pada kubus KLMN.OPQR tersebut.
5. Mengenal Diagonal Bidang, Diagonal
Ruang, dan Bidang Diagonal
Perhatikan bidang TUVW pada
Gambar 8.8. Ruas garis yang menghubungkan titik sudut T dan V serta U dan W
disebut diagonal bidang atau diagonal sisi. Dengan demikian,
bidang TUVW mempunyai dua diagonal bidang, yaitu TV dan UW . Jadi, setiap bidang pada balok mempunyai dua diagonal
bidang. Dapatkah kalian menyebutkan diagonal bidang yang lainnya? Berapa
banyaknya diagonal bidang pada balok? Diagonal bidang suatu balok adalah ruas
garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada setiap biang atau
sisi balok.
Perhatikan gambar 8.8
Hubungkan titik P dan V, Q dan W, R dan T, atau S dan U. PV , QW, RT , dan SU disebut diagonal ruang. Diagonal-diagonal ruang
tersebut akan berpotongan di satu titik. Diagonal
ruang pada balok adalah ruas garis yang menghubungkan dua
titik sudut yang berhadapan dalam suatu ruang. Suatu
balok memiliki empat buah diagonal ruang yang sama panjang
dan berpotongan pada satu titik
(Dewi Nuharini, 2008 : 200-206).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
sebuah pembelajaran selalu diperlukan suatu metode atau model pembelajaran agar
pesera didik mengerti dan paham akan materi yang disampaikan oleh pendidik.
Untuk itu bagi seorang pendidik harus pandai-pandai memilih model pembelajaran
yang dapat menimbulkan siswa menjadi aktif dan kreatif, serta terarah oleh
pendidiknya.
Untuk setiap
metode pembelajaran, akan selalu mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Adapun
untuk metode pembelajaran demonstration kelebihannya adalah proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab
siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. Dan
untuk kelemahannya metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang,
sebab, tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat
menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk
menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali
mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
B. Saran
Demikian makalah
ini kami buat, dan kami sadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kata “sempurna”, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca demi kelancaran dan perbaikan penulisan makalah
berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Negoro, ST dan B.
Harahap. 2010. Ensiklopedia Matematika. Bogor
: Ghalia Indonesia
Nuharini, Dewi dan Tri
Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan
Aplikasi. Jakarta : Usaha Makmur
Nurhayati, Eva
Syarifah. 2008. Efektifitas Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran Bidang Studi Fiqih Di Mts Soebono Mantofani Jombang
Ciputat-Tangerang. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Pidarta, Made. 1990. Cara blajar mengajar di Universitas Negara
Maju. Jakarta : Bumi Aksara.
Rianto, Yatim. 2009. Paradigma Baru
Pembelajaran. Kencana Prenada Media Goup.
Ruseffendi. 1991. Pengantar Kepada
Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk
Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan
Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi
Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Goup.
Winarno. 1980. Pengertian
Metode Demonstrasi. Jakarta: Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar