BAB I
PENDAHULUAN
Belajar adalah proses yang terjadi dalam
otak manusia, saraf, dan sel-sel otak yang bekerja mengumpulkan semua yang
dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan lain-lain, lantas disusun oleh
otak sebagai hasil belajar. Itulah sebabnya, orang tidak bisa belajar jika
fungsi otaknya terganggu.
Pengertian belajar memang selalu berkaitan
dengan perubahan, baik yang meliputi keseluruhan tingkah laku individu maupun
yang hanya terjadi pada beberapa aspek dan kepribadian individu. Perubahan ini
dengan sendirinya dialami tiap-tiap individu atau manusia, terutama hanya
sekali sejak manusia dilahirkan. Sejak saat itu, terjadi perubahan-perubahan
dalam arti perkembangan melalui fase-fasenya. Dan karena itu pula, sejak saat
itu berlangsung proses-proses belajar.
Membaca
adalah bagian terpadu dari kemampuan berbahasa. Dalam kegiatan membaca di atas,
guru seharusnya perlu menyusun tujuan membaca. Di samping itu, diperlukan
metode membaca yang menggambarkan bagaimana pembaca memproses bacaan sehingga
memperoleh pemahaman terhadap bacaan tersebut. Salah satu metode pembelajaran
membaca yang dapat diterapkan yakni penerapan metode pembelajaran membaca SQ4R
(Survey, Question, Read, Recite, Review and Reflect).
Penggunaan
metode membaca SQ4R diharapkan dapat merangsang siswa melalui kegiatan membaca,
mencintai kegiatan membaca dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat judul “Metode SQ4R dalam
Pembelajaran Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia”.
BAB 11
PEMBAHASAN
MODEL PEMBELAJARAN SQ4R
Metode SQ4R ini adalah metode membaca yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami sebuah bacaan. Metode ini terdiri atas lima
langkah, yaitu: Survey (penelaahan pendahuluan), Question (bertanya), Read
(membaca), Recite (mengutarakan kembali), Record (menandai), dan Review
(mengulang kembali). Keenam langkah tersebut masing-masing mempunyai manfaat
yang saling mendukung.
a. Tujuan
Metode SQ4R bertujuan untuk:
1)
(Meningkatkan kemampuan
menentukan ide pokok siswa dengan menggunakan strategi SQ4R.
2)
Meningkatkan kemampuan
menyimpulkan dengan menggunakan strategi SQ4R, dan.
3)
Meningkatkan kemampuan
menceritakan dengan menggunakan strategi SQ4R,
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang dilihat dari proses
kegiatan belajar-mengajar siswa dan hasil belajar siswa.
b. Manfaat
Manfaat umum metode ini adalah membantu siswa untuk mengambil sikap
bahwa buku yang akan dibaca tersebut sesuai keperluan/kebutuhan atau tidak. Metode
ini bertujuan untuk membekali siswa dengan suatu pendekatan sistematis
terhadap jenis-jenis membaca. Tujuan tersebut mencerminkan bekal untuk
keperluan peningkatan cara belajar sistematis, efektif, dan efisien.
Metode
belajar SQ4R, sebenarnya bisa diterapkan untuk belajar mandiri di rumah.
Belajar sendiri atau mandiri di rumah adalah tugas paling pokok dari setiap
siswa atau mahasiswa. Syarat utama belajar mandiri di rumah adalah adanya
ketentuan belajar seperti memiliki jadwal belajar tersendiri meskipun terbatas
waktunya. Bukan lamanya belajar yang diutamakan, tetapi kebiasaan teratur dan
rutin melakukan belajar (dalam metode SQ4R). (Tohirin, 2008:123-125). Model
pembelajaran SQ4R pada prinsipnya merupakan singkatan dari langkah-langkah
mempelajari teks, yang meliputi:
1) Survey (penelitian pendahuluan)
Dalam tahap ini, pembaca mulai meneliti, meninjau, menjajaki dengan
sepintas kilas untuk menemukan judul bab, subbab, dan keterangan gambar agar
pembaca mengenal atau familiar terhadap materi bacaan yang akan dibaca secara
detail dan sesuai dengan kebutuhan. Dengan melakukan peninjauan dapat
dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian saat membaca.
Peninjauan untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang ditinjau?
Dalam melakukan survey, dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, dan
alat pembuat ciri seperti stabilo (berwarna kuning, hijau dan sebagainya) untuk
menandai bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian penting akan dijadikan sebagai
bahan pertanyaan yang perlu ditandai untuk memudahkan proses penyusunan daftar
pertanyaan yang akan dilakukan pada langkah kedua.
2) Question (tanya)
Setelah melakukan survei, kita mungkin akan menemukan beberapa butir
pertanyaan. Kita ajukan beberapa pertanyaan yang bisa dijadikan pembimbing
membaca agar terkonsentrasi dan terarah. Jumlah pertanyaan bergantung pada
panjang-pendeknya teks, dan kemampuan dalam memahami teks yang sedang
dipelajari. Jika teks yang sedang dipelajari berisi hal-hal yang sebelumnya
sudah diketahui, mungkin hanya perlu membuat beberapa pertanyaan. Sebaliknya,
apabila latar belakang pengetahuan tidak berhubungan dengan isi teks, maka
perlu menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya.
3) Read (baca)
Sekarang mulailah membaca dengan teliti dan seksama, paragraf demi
paragraf. Sebagaimana kita ketahui, setiap paragraf mengembangkan satu pikiran
pokok. Jika kita menggabungkan keseluruhan pikiran pokok menjadi satu
kesatuan, maka terceminlah ide-ide utama dari serangkaian paragraf-paragraf
dalam satu wacana.
Jika membaca dengan teliti dan seksama dirasa sulit, maka langkah
membaca ini minimal untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan pada
langkah Question. Bagian ini bisa dijalankan dengan efisien dan efektif apabila
pembaca benar-benar memanfaatkan daftar pertanyaan tersebut yakni membaca
dengan maksud mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.
4) Recite (ceritakan kembali dengan kata-kata sendiri)
Sekarang berhenti dulu dan renungkan kembali apa yang telah ditelaah
tadi. Lihat kembali catatan yang telah anda buat dan ingat-ingat kembali
ide-ide utama yang telah dicatat. Cara lain untuk melakukan Recite adalah
dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang telah kita buat sebelum mebaca subbab
tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku atau wacana
kembali. Pada dasarnya Recite bertujuan untuk mengutarakan kembali berbagai
informasi baik yang berupa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kita maupun
informasi lainnya yang kita anggap penting, merangkumnya, dan menyimpulkan atas
apa yang sudah dibaca sesuai dengan versi pembaca.
5) Record (menandai)
Tahap Record ini kita menandai hal-hal yang dipahami dari sebuah
wacana untuk referensi dikemudian hari. Proses memilih dan menandai akan
menuntun kita menemukan ide utama wacana tersebut. Suatu saat, ketika kita
meninjau kembali wacananya, kita akan menemukan hal-hal yang penting dalam
sebuah wacana tanpa harus membaca wacana secara keseluruhan.
Dalam tahap ini ada dua hal penting yang harus dilakukan, yaitu
menandai atau menggarisbawahi dan membuat catatan kecil. Menggarisbawahi kata
kunci biasanya akan membuat kita mengingat hal-hal penting dalam pikiran,
sedangkan membuat catatan kecil akan memberikan gambaran mengenai wacana yang
dibaca. Sebelum menandai atau menggarisbawahi sebaiknya wacana dibaca secara
keseluruhan terlebih dahulu, setelah itu ulangi membaca untuk menandai topik
atau kata-kata yang dirasa penting. Selain itu, kita harus selektif memilih
poinpoin mana yang memang benar-benar penting dan mencerminkan wacana yang kita
baca.
6) Review (tinjauan kembali)
Periksalah kembali keseluruhan bagian. Jangan diulang baca, hanya
lihatlah pada judul-judul, gambar-gambar, diagram-diagram, tinjauan kembali
pertanyaan-pertanyaan, dan sarana-sarana studi lainnya untuk meyakinkan bahwa
kita telah mempunyai suatu gambaran yang lengkap mengenai wacana tersebut.
Langkah atau tahap ini akan banyak menolong kita dalam mengingat bahan tersebut
sehingga kita akan dapat dengan mudah mengingatnya di dalam kelas serta
mengeluarkannya pada ujian akhir. (Albert dalam Tarigan, 1079: 54-56) Secara
singkat dalam tahap Review dilakukan pengujian atau peninjauan terhadap
kelengkapan pengutaraan kembali yang telah kita lakukan pada langkah Recite.
Maka, jika ada kekurangan kita lengkapi, jika ada kekeliruan kita perbaiki.
Akhirnya tersusunlah struktur informasi yang jika kita kembangkan maka
terciptalah wujud pengutaraan kembali yang relatif lengkap dan bagus.
Metode ini merupakan sebuah sistem yang diterapkan dalam melakukan
aktivitas membaca dan/ atau belajar karena metode ini merupakan sebuah mata
rantai yang setiap bagiannya saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga
harus dilalui oleh pembaca apabila hendak memperoleh pemahaman yang maksimal.
Meski terkesan sangat mekanistik, tetapi membaca dengan menggunakan SQ4R ini
dianggap lebih memuaskan, karena dengan teknik ini dapat mendorong seseorang
untuk lebih memahami apa yang dibacanya, terarah pada intisari atau
kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam suatu buku atau teks
Selain itu, langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik ini tampaknya sudah
menggambarkan prosedur ilmiah, sehingga diharapkan setiap informasi yang
dipelajari dapat tersimpan dengan baik dalam sistem memori jangka panjang
seseorang.
Adapun
Salah satu metode yang bisa digunakan membekali Anda sebagai guru adalah metode
SQ4R. Metode ini dapat Anda bimbingkan kepada para siswa mulai tingka Sekolah
Dasar sammpai Perguruan tinggi. Pada kelas IV, V, VI perlu sekali latihan
membaca dengan metode SQ4R ini.
B. Prinsip atau Karakteristik
Model Pembelajaran SQ4R
Karakteristik model pembelajaran SQ4R
adalah sebagai berikut;
- Siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
- Guru sebagai fasilitator dan mediator yang aktif.
- Pembelajaran dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan guru sebagai pembimbing.
- Siswa diperhadapkan pada suatu fenomena dan kemudian diminta untuk mensurvey hal-hal pokok yang terdapat dalam fenomena yang dihadapi.
- Siswa menyelidiki makna yang terkandung dalam suatu fenomena atau kejadian dengan berpedoman pada hal-hal pokok yang telah disurvei lebih dahulu.
C. Langkah-Langkah
Metode SQ4R
Menurut Robinson dalam (Mintowati, 2002: 21) teknik membaca SQ3R
terdiri atas lima langkah yakni survey, question, read, recite dan review.
Kegiatan membaca SQ4R terlebih dahulu kita survey bacaan untuk
mendapatkan gagasan umum apa yang akan kita baca. Kemudian kita mengajukan
berbagai pertanyaan pada diri sendiri, kita berharap jawabannya terdapat dalam
bacaan tersebut. Secara lengkap kelima langkah dalam SQ4R dijelaskan sebagai
berikut ini :
Ø Langkah 1 : S
- Survey
Dalam melakukan aktivitas survey, guru
perlu membantu dan menolong siswa untuk memeriksa atau meneliti secara singkat
seluruh struktur teks. Tujuannya
adalah agar siswa mengetahui panjangnya teks, judul bagian, judul sub bagian,
istilah, kata kunci, dan sebagainya. Dalam melakukan survey, siswa dianjurkan
menyiapkan pensil, kertas, dan alat-alat lain seperti stabilo untuk menandai
bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian penting dan akan dijadikan bahan
pertanyaan, perlu ditandai untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan
pada langkah selanjutnya.
Dengan melakukan peninjauan dapat
dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian saat membaca.
Peninjauan untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang ditinjau?
Baca Judul
|
Hal ini dapat membantu untuk memfokuskan pada topik bab
|
Baca Pendahuluan
|
Memberikan orientasi dari pengarang
mengenai hal-hal penting dalam bab
|
Baca kepala judul/subbab
|
Memberikan gambaran mengenai kerangka
pemikiran
|
Perhatikan grafik, diagram
|
Adanya grafik, diagram dan gambar
ditujukan untuk memberikan informasi penting sebagai tambahan atas teks
|
Perhatikan alat Bantu baca
|
Termasuk huruf miring, definisi, pertanyaan di akhir bab yang
ditujukan untuk membantu pemahaman dan mengingat.
|
Proses selanjutnya dari tahapan Survey adalah dengan membuka secara
cepat halaman demi halaman dan memperhatikan bagian judul bab, sub judul bab,
kata-kata khusus yang bercetak tebal atau miring, tabel, gambar sambil mencoba
mendapatkan ide besar dari buku tersebut.
Survey yang sukses akan menghasilkan gambaran umum tentang isi buku
sekaligus menciptakan minat yang kuat untuk memahaminya. Ini merupakan modal
penting untuk membantu proses membaca cepat isi buku secara keseluruhan
disamping memastikan tingkat pemahaman yang tinggi akan isi buku. (http://www.muhammadnoer.com/2009/07/membaca-cepat-metode-sq3r/)
Jika kita membaca sebuah buku, apa yang pertama-tama kita lakukan?
Apakah kita langsung membaca buku tersebut? Sebelum membaca, biasanya orang
menyediakan waktu beberapa menit untuk mengenal keseluruhan anatomi buku.
Caranya dengan membuka-buka buku secara cepat dan keseluruhan yang langsung
tampak. Anatomi buku meliputi: (1) bagian pendahuluan, seperti halaman judul
(judul, nama pengarang, penerbit, tempat penerbit, tahun terbit, dan
sebagainya), daftar isi, halaman ucapan terima kasih, daftar tabel, dan daftar
gambar (jika ada), barangkali juga halaman yang berisi persetujuan yang
berwenang menerbitkan buku tersebut, dan abstraksi; (2) bagian isi buku, yang
menggambarkan urutan dan tata penyajian isi buku; (3) bagian akhir buku, yaitu
berisi kesimpulan, saran atau rekomendasi, daftar pustaka, dan indeks. Semua
unsur dilihat secara sekilas, minimal untuk memberikan gambaran isi,
kemenarikan, dan kemanfaatannya. Buku yang baik (bersifat ilmiah) hendaknya
mengandung bagian-bagian buku tersebut. Jadi, dalam membaca buku idak langsung
masuk ke dalam batang tubuh bacaan tersebut. Apakah kita juga melakukan hal-hal
yang sama sebelum membaca? (Soedarso, 2005:60-62).
Ø Langkah 2 : Q - Question
Langkah kedua adalah menyusun
pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat, dan revelan dengan bagian-bagian
teks yang telah ditandai pada langkah pertama. Jumlah pertanyaan bergantung
pada panjang-pendeknya teks, dan kemampuan dalam memahami teks yang sedang
dipelajari. Jika teks yang sedang dipelajari berisi hal-hal yang sebelumnya
sudah diketahui, mungkin hanya perlu membuat beberapa pertanyaan. Sebaliknya,
apabila latar belakang pengetahuan tidak berhubungan dengan isi teks, maka
perlu menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya.
Pada saat survey, anda juga bisa
mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan, misalnya dengan mengubah judul atau
subjudul menjadi kalimat tanya. Anda bisa menggunakan
kata siapa, apa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana. Setelah kerangka pemikiran
suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/subbab yang biasanya dicetak
tebal. Pada saat kita menghadapi sebuah bacaan, pernahkah kita mengajukan
pertanyaan pada diri sendiri tentang hal-hal yang berkaitan dengan bacaan?.
Pertanyaan-pertanyaan itu dapat menuntun kita memahami bacaan dan mengarahkan
pikiran pada isi bacaan yang akan dimasuki sehingga kita bersikap aktif. Kita
tidak hanya mengikuti apa saja yang dikatakan pengarang. Kita boleh mengkritik
dan mempertanyakan apa yang dikatakan pengarang sambil nanti melihat buktinya.
Ø Langkah 3 : R -
Read
Langkah ketiga adalah membaca secara aktif dalam rangka mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Dalam hal ini, membaca
secara aktif juga berarti membaca yang difokuskan pada paragraf-paragraf yang
diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang diperkirakan relevan dengan
pertanyaan yang telah disusun pada langkah kedua.
Setelah melakukan survey dan mengajukan
pertanyaan, barulah Anda membaca keseluruhan bahan bacaan. Jadi, membaca
merupakan langkah ketiga. Baca bagian demi bagian sambil anda mencari jawaban
atas pertanyaan yang telah anda lakukan pada langkah 2. Pada tahap ini,
konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pokok dan detail penting. Dengan membaca, kita mulai mengisi informasi ke
dalam kerangka pemikiran bab yang kita buat pada proses Survey. Bacalah
suatu subbab dengan tuntas jangan pindah ke subbab lain sebelum kita
menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang
kita buat pada Question.
Ø Langkah 4 : R - Recite
Langkah keempat adalah menyebutkan atau
menceritakan kembali jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun. Sedapat
mungkin diupayakan tanpa membuka catatan jawaban sebagaimana telah dituliskan
dalam langkah ketiga. Jika sebuah pertanyaan tidak terjawab, diusahakan tetap
terus melanjutkan untuk menjawab pertanyaan berikutnya. Demikian seterusnya,
hingga seluruh pertanyaan, termasuk yang belum terjawab, dapat diselesaikan
dengan baik.
Setiap selesai membaca suatu subjudul,
berhentilah sejenak. Coba jawab pertanyaan atau sebutlah hal-hal penting bagian
tersebut. Bila perlu, buatlah catatan seperlunya. Bila belum paham, ulangi
membaca bagian tersebut sekali lagi. Pada umumnya kita cepat sekali lupa dengan
bahan yang telah dibaca. Dengan
melakukan proses Recite ini kita bisa melatih pikiran untuk
berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca. Proses ini dilakukan setelah
kita menyelesaikan suatu subbab. Cara melakukan Recite adalah dengan melihat
pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca subbab tersebut dan
cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.
Ø Langkah 5 : R - Review
Langkah ini merupakan langkah terakhir.
Setelah membaca seluruh bahan, ulangi untuk menelusuri kembali judul, subjudul
dan bagian-bagian penting lainnya. Langkah ini berguna untuk membantu daya
ingat, memperjelas pemahaman dan juga untuk mendapatkan hal penting yang
terlewatkan.
Review membantu kita untuk menyempurnakan
kerangka pemikiran dalam suatu bab dan membangun daya ingat kita untuk bahan
pada bab tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh
subbab, melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Cara Review yang
terbukti efektif adalah dengan menjelaskan kepada orang lain.
Pada langkah terakhir dilakukan peninjauan
ulang atas seluruh pertanyaan dan jawaban sehingga diperoleh sebuah kesimpulan
yang singkat, tetapi dapat menggambarkan seluruh jawaban atas pertanyaan yang
telah diajukan.
Ø Langkah 6 : R – Reflect
Selama membaca,
siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, tetapi juga memahami
informasi yang dibaca, yaitu dengan cara menghubungkan informasi itu dengan
hal-hal yang telah diketahui, mengaitkan subtopik-subtopik di dalam teks dengan
konsep atau pikiran utama, memecahkan kontradiksi di dalam informasi yang
disajikan dan menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah-masalah yang
disimulasikan dan dianjurkan dari materi pelajaran tersebut.
D.
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran
SQ4R
Dalam sebuah
teknik pembelajaran tidak semuanya memiliki kelebihan atau keunggulan akan
tetapi dapat dipastikan juga memiliki kelemahan atau kekurangan-kekurangan,
begitupun dengan teknik SQ4R. Model pembelajaran SQ4R memiliki kelebihan dan kelemahan, yaitu sebagai berikut:
1. Kelebihan
Model Pembelajaran SQ4R
l
Dengan mensurvei buku terlebih
dahulu, kita akan mengenal organisasi pemahaman terhadap buku tersebut.
l
Pertanyaan-pertanyaan yang
telah disusun tentang apa yanyg dibaca akan membangkitkan keingintahuan untuk
membaca dengan tujuan mencari jawaban-jawaban yang penting.
l
Dapat melakukan kegiatan
membaca secara lebih cepat, karena dipandu oleh langkah-langkah
sebelumnya,yaitu mensurvei buku dan menyusun pertanyaan tentang bacaan.
l
Catatan-catatan tentang buku
yang dibaca dapat membantu memahami secara cepat dan membantu ingatan.
l
Melalui review
atau mengulang akan memperoleh penguasaan bulat, menyeluruh atas bahan yang
dibaca.
2. Kelemahan
Model Pembelajaran SQ4R
· Alokasi waktu yang digunakan untuk
memahami sebuah teks dengan model pembelajaran SQ4R mungkin tidak banyak
berbeda dengan mempelajari teks biasa.
· Membaca harus mengikuti langkah-langkah
yang telah ditentukan
· Memakan waktu yang banyak
· Bisanya pembaca enggan mengikuti
langkah-langkah
· Hanya untuk membaca karangan atau
buku-buku ilmiah
· Siswa sulit dikondisikan (ramai) saat
berdiskusi dengan teman sebangkunya dalam mempelajari teks materi pelajaran.
· Untuk menempuh kelima prosedur di atas
pada awalnya mungkin akan dirasakan beerbelit-belit apalagi belum terbiasa.
· Tidak dapat diterapkan pada pengajaran
pengetahuan yang bersifat procedural seperti pada pengetahuan keterampilan.
· Sangat sulit dilaksanakan jika sarana
seperti buku siswa (buku paket) tidak tersedia di sekolah.
· Tidak efektif dilaksanakan pada kelas
dengan jumlah siswa yang terlalu besar karena bimbingan guru tidak maksimal
terutama dalam merumuskan pertanyaan.
· Tidak semua materi mudah didapatkan
refrensinya
· Tidak semua siswa mempunyai mata yang
sehat untuk membaca terlalu banyak
Dari kelebihan dan
kelemahan teknik SQ4R di atas yang paling penting dalam menggunakan teknik ini,
guru dapat meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut dengan melakukan
upaya-upaya sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai secara optimal.
E.
Aplikasi dan Penerapan Metode SQ4R Dalam Pembelajaran
Di Sekolah
a.
MATEMATIKA
Aplikasi
model pembelajaran SQ4R di sekolah dalam pembelajaran matematika, kita bisa
menggunakan atau mempelajari salah satu model pembelajaran matematika yang dapat
dipaham dan di mengerti terhadap anank-anak peserta didik di sekolah dengan
mempelajari cara berhitung cepat. Terdapat berbagai macam teknik berhitung
cepat: Alkhawarizmi, Trachtenberg, Onde-onde Milenium, Sempoa, dan Sapu Tangan.
Pada bagian ini kita akan mengambil beberapa contoh berhitung cepat terutama
teknik Alkhawarizmi dan Trachtenberg.(Agus Nggermanto,2003:88)
Contoh:
l Kuadrat Angka 2
Bila Angka satuannya berupa angka 5
kerjakan dengan cara sebagai berikut:
15² = 225 dari
1 x (1 + 1) = 2 dan 5² = 25 menjadi 225
Bila angka puluhannya berupa angka 5
selesaikan dengan cara berikut:
56² = 3136 dari
5² + 6 = 31 dan 6² = 36 menjadi 3136
Sebenarnya
kita masih dapat mengembangkan teknik berhitung cepat lebih jauh lagi. Tetapi
topik yang menarik ini akan kita bahaas pada buku lain yang lebih sesuai.
BAB III
KESIMPULAN
SQ4R
merupakan salah satu bagian strategi elaborasi, yang penggunaanya untuk
membentuk kebiasaan siswa berkonsentrasi dalam membaca, melatih kemampuan
membaca cepat, melatih daya peramalan berekenan dengan isi bacaan dan
mengembangkan kemampuan membaca kritis dan komperensif.
Metode membaca
SQ4R merupakan singkatan dari lima langkah-langkah dalam mempelajari teks atau
buku yang terdiri dari (1) survey (meninjau), (2) question (bertanya), (3) read
(membaca), (4) recite (menuturkan), (5) review (mengulang) (6) Reflect. Manfaat
metode membaca SQ4R ini membantu siswa untuk mengambil sikap bahwa buku yang
akan dibaca tersebut sesuai keperluan / kebutuhan atau tidak.
Dalam sebuah
teknik pembelajaran tidak semuanya memiliki kelebihan atau keunggulan akan
tetapi dapat dipastikan juga memiliki kelemahan atau kekurangan-kekurangan,
begitupun dengan teknik SQ4R.
DAFTAR PUSTAKA
Muhibbin
Syah, 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Rosdakarya.
Muhibbin
Syah, 2004. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Rosdakarya.
Tohirin,
2006. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja
Grapindo Persada.
Nggermanto, Agus, 2003. Quantum Quotient Kecerdasan Quantum, Bandung: Nuansa.
Laksono, Kisyani, 2008. Membaca 2. Jakarta
: Universitas Terbuka.
Tohirin,
2008. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja
Grapindo Persada.
http://en.wikipedia.org/wiki/SQ4R,
29 November 2012, pukul 17:00
http://fitria507.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kekurangan-metode.html.29 November 2012, pukul 15:00
0 komentar:
Posting Komentar