BAB I
PENDAHULUAN
Sesungguhnya belajar adalah ciri khas manusia shingga manusia dapat dibedakan dengan binatang. Belajar dilakukan manusia seumur hidupnya, kapan saja, dan dimana saja, baik di sekolah, kelas, jalanan, dan dalam waktu yang tidak ditentukan sebelumnya. Sekalipun demikian, belajar dilakukan manusia senantiasa oleh iktikad dan maksud tertentu.
Belajar terjadi ketika ada interaksi antara individu dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah buku, alat peraga, dan alam sekitar. Adapun lingkungan belajar adalah lingkungan yang merangsang dan menantang siswa untuk belajar. ( Drs. Hamdani, M.A. 2011 : 17 )
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Dalam kaitan ini, proses belajar dan perubahan merupakan bukti hasil yang diproses. Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan / minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam ketrampilan lain, dan cita-cita. Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya ( Drs. Hamdani, M.A. 2011 : 20 )
Pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran adalah upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antarsiswa.
Peristiwa belajar yang disertai proses pembelajaran akan lebih terarah dan sistematik daripada belajar yang hanya dari pengalaman dalam kehidupan sosial dimasyarakat. Hal ini karena belajar dengan proses pembelajaran melibatkan peran serta guru, bahan belajar, dan lingkungan kondusif yang sengaja diciptakan. ( Drs. Hamdani, M.A. 2011 : 71-72 )
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran
Salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran adalah penerapan strategi pembelajaran. Selain itu, salah satu kompetensi seorang guru adalah berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru. Metode pembelajaran perlu direncanakan secara baik sehingga sesuai dengan karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar.
Penerapan strategi pembelajaran menyangkut tiga hal pokok, yaitu : 1) Strategi pengorganisasian ( penataan materi pembelajaran ). 2) Strategi penyampaian ( cara penyampaian materi pembelajaran ), dan 3) Strategi pengelolaan ( penataan interaksi siswa dan variabel lainnya ). Masalah strategi berkaitan erat dengan model, pendekatan, metode, teknik, dan teknik pembelajaran yang secara dengan dibedakan , namun dalam pelaksanaannya merupakan keterpaduan.
Model pembelajaran adalah cara yang sederhana untuk melaksanakan hubungan-hubungan beberapa variabel pembelajaran. Model juga disebut kumpulan dari beberapa teori yang diwujudkan dalam bentuk konsep operasional bagaimana pembelajaran dijalankan. Pendekatan pembelajaran adalah pola berpikir dalam menyelesaikan sesuatu masalah. Stategi pembelajaran adalah pola dan pelaksanaan suatu pengajaran dengan nasional agar model pengajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya. ( Haryanto, S.Pd. )
B. Ciri-ciri Model Pembelajaran
Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khusus diantaranya adalah :
1. Rasional teoritik yang logis yangdisusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukanagar model tersebut dapat dilaksanakandengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang duperlukanagar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model pemblajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu: pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan masalah; diskusi; dan learning strategi.
C. Memilih Model Pembelajaran Yang Baik
Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajara dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Colin Marsh (1996 : 10) yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung keberhasilan guru dalam mengajar.
Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan, baik yang menyangkut perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar peserta didiknya. ( Sardiman, A. M., 2004 : 60 )
D. Model Pembelajaran Explicit Instruction ( Model Pembelajaran Langsung )
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
Model Explicit Intruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan mengajar ini sering disebut Model Pengajaran Langsung (Kardi dan Nur,2000a :2). Arends (2001:264) juga mengatakan hal yang sama yaitu :”A teaching model that is aimed at helping student learn basic skills and knowledge that can be taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the model is labeled the direct instruction model”. Apabila guru menggunakan model pengajaran langsung ini, guru mempunyai tanggung jawab untuk mengudentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi/materi atau keterampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan/mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik.
Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Hal yang sama dikemukakan oleh Arends (1997:66) bahwa: “The direct instruction model was specifically designed to promote student learning of procedural knowledge and declarative knowledge that is well structured and can be taught in a step-by-step fashion.”
Lebih lanjut Arends (2001:265) menyatakan bahwa: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has five steps:establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended practiceA direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning environment that businesslike and task-oriented.” Hal yang sama dikemukakan oleh Kardi dan Nur (2000a : 27), bahwa suatu pelajaran dengan model pengajaran langsung berjalan melalui lima fase: (1) penjelasan tentang tujuan dan mempersiapkan siswa, (2) pemahaman/presentasi materi ajar yang akan diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu, (3) memberikan latihan terbimbing, (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, (5) memberikan latiham mandiri.
E. Prinsip
Pembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi langkah bertahap. Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
Model pembelajaran Explicit Instruction pertama kali diperkenalkan oleh Rosenshine dan Steven pada tahun 1986. Model pembelajaran Explicit Instruction mengacu pada pembelajaran langsung yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah (Rosenhina & Stevens, 1986). Model pembelajaran Explicit Instruction merupakan model pembelajaran secara langsung agar siswa dapat memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktif dalam suatu pembelajaran. ( Rachmad Widodo, 2009 : 75 )
F. Tahap – tahap Model Pembelajaran Explicit Instruction
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Tingkah laku guru : Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
2. Mendemontrasikan pengetahuan atau ketrampilan. Tingkah laku guru : Guru mendemontrasikan ketrampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
3. Membimbing pelatihan. Tingkah laku guru : Guru merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal.
4. Mengecek pemahaman dan pemberian umpan balik. Tingkah laku guru : Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberikan umpan balik.
5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. Tingkah laku guru : Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus penerapan pada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.
G. Kegiatan pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
i. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
ii. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
iii. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
iv. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
4. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. Penilaian dalam RPP mengacu pada penilaian yang terdapat dalam silabus tetapi harus lebih rinci dan lengkap.
Penilaian dalam silabus ditulis hanya contoh instrument/soal, sedangkan dalam RPP semua instrument/soal ditulis lengkap ( disertai kriteria penilaian) sesuai KD dan indikator dalam RPP.
5. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Sumber Belajar dalam RPP ditentukan dengan mengacu pada sumber belajar yang terdapat dalam silabus dengan mempertimbangkan :
? Sumber belajar adalah rujukan, obyek, dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
? Sumber belajar dapat berupa media cetak, elektronik, nara sumber, lingkungan fisik, alam, social dan budaya
? Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi.
? Sumber belajar dipilih yang mutakhir dan menarik.
( Wuryanto Agus, 2011 )
H. Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction Berbantuan CD Interaktif Pembelajaran Audio Digital
CD interaktif pembelajaran audio digital merupakan media pembelajaran berbentuk CD Interaktif yang digunakan untuk membantu peserta didik dalam proses pembelajaran audio digital. CD interaktif pembelajaran audio digital adalah sebuah tutorial pembelajaran berbasis multimedia yang dikembangkan dalam bentuk virtual laboratory. CD interaktif pembelajaran audio digital memberikan informasi tentang pembelajaran audio digital yang sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Informasi (SMK TI) Bali Global Singaraja.
I. Aktifitas Siswa
Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktifitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Menurut Sardiman (2005) aktifitas merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Dapat disimpulkan bahwa aktifitas belajar siswa merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar.
J. Hasil Belajar
Hasil belajar diartikan sebagai kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan. Toha (2003 : 11) menegaskan bahwa perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta merupakan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu peserta didik. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan segala sesuatu yang diperoleh oleh peserta didik setelah melaksanakan aktifitas belajar. Hasil tersebut dapat berupa pengalaman baru atau pun perubahan tingkah laku pada diri peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran.
K. Kerangka Konseptual
Sebagai gambaran kerangka konseptual penelitian ini disajikan pada gambar 2.1 berikut Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction berbantuan CD interaktif
L. Hipotesis Tindakan
1. Penerapan model pembelajaran Explicit Instruction berbantuan CD Interaktif dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas X Multimedia pada mata pelajaran audio digital di SMK TI Bali Global Singaraja tahun ajaran 2011/2012.
2. Penerapan model pembelajaran Explicit Instruction berbantuan CD Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Multimedia pada mata pelajaran audio digital di SMK TI Bali Global Singaraja tahun ajaran 2011/2012.
3. Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Explicit Instruction berbantuan CD Interaktif dalam pembelajaran audio digital tergolong positif. ( Rachmad Widodo, 2009 : 92 )
M. Situasi yang Menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction
Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran:
? Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
? Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti.
? Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem solving).
? Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis)
? Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.
? Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.
? Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik.
? Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau independen.
? Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan penjelasan yang sangat terstruktur.
? Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa. ( Achmad Sudrajat.WordPress )
N. Langkah-langkah:
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan.
3. Membimbing pelatihan.
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
Sintaknya adalah:
1. Sajian informasi kompetensi,
2. Mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan procedural,
3. Membimbing pelatihan-penerapan,
4. Mengecek pemahaman dan balikan,
5. Penyimpulan dan evaluasi,
6. Refleksi.
O. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
1. Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.
2. Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.
Kekurangan :
1. Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.
2. Untuk mata pelajaran tertentu. ( Ras Eko Budi Santoso ( Marginaler ) )
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran sangat penting untuk membantu guru dan siswa dalam
mengkreasi, menata, dan mengorganisasi pembelajaran sehingga memungkinkan peristiwa belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan belajar.
Model pembelajaran sangat diperlukan untuk memandu proses belajar secara
efektif. Model pembelajaran yang efektif adalah model pembelajaran yang memiliki
landasan teoretik yang humanistik, lentur, adaptif, berorientasi kekinian, memiliki sintak pembelajaran yang sedehana, mudah dilakukan, dapat mencapai tujuan dan hasil belajar
yang disasar.
Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada bidang studi hendaknya dikemas
koheren dengan hakikat pendidikan bidang studi tersebut. Namun, secara filosofis tujuan
pembelajaran adalah untuk memfasilitasi siswa dalam penumbuhan dan pengembangan
kesadaran belajar, sehingga mampu melakukan olah pikir, rasa, dan raga dalam
memecahkan masalah kehidupan di dunia nyata. Model-model pembelajaran yang dapat
mengakomodasikan tujuan tersebut adalah yang berlandaskan pada paradigma
konstruktivistik sebagai paradigma alternatif.
Model pembelajaran explicit instruction merupakan model pembelajaran secara langsung agar sisiwa dapat memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktiv dalam suatu pembelajaran. Jadi model pembelajaran ini sangat cocok diterapakan dikelas dalam materi tertentu yang bersifat dalil pengetahuan agar proses berpikir siswa dapat mempunyai keterampilan procedural.
DAFTAR PUSTAKA
Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta: Rajawali.
Hamdani, Drs. M.A. 2011. Strategi Belajar Mengajat. Bandung : PUSTAKA SETIA.
Ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-explicit-instruction.html, diakses 7 Desember 2012.
Oemaherpepe.wordpress.com/2011/03/12/model-pembelajaran-langsung/diakses 7 Desember 2012.
Widodo Rachmad.2009. ” Model Pembelajaran Explicit Instruction (Rosenshina & Stevens,1986) ”.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung/
0 komentar:
Posting Komentar