PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Negara yang maju adalah Negara
yang pendidikannya maju pula, dan demikian sebaliknya. Jadi pendidikan menopang
kemajuan bangsa itu. Itulah sebabnya mutu pendidikan yang rendah menjadi
keprihatinan bangsa secara keseuruhan, bukan hanya kalangan tertentu yang
terlibat dalam proses pendidikan.Dunia
pendidikan sebagai ruang bagi peningkatan kapasitas anak bangsa haruslah
dimulai dengan sebuah cara pandang bahwa pendidikan adalah bagian untuk
mengembangkan potensi, daya pikir dan daya nalar serta pengembangan kreatifitas
yang dimiliki. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan
masyarakat yang berkualitas, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi
subjek yang semakin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh,
kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing.
Proses pembelajaran memerlukan suatu strategi pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Secara khusus dalam proses
pembelajaran guru berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah
dengan masyarakat, administrator dan lain-lain. Untuk itu wajar bila guru
memahami dengan segenap aspek pribadi anak didik seperti: (1) kecerdasan dan
bakat khusus, (2) prestasi sejak permulaan sekolah, (3) perkembangan jasmani
dan kesehatan, (4) kecenderungan emosi dan karakternya, (5) sikap dan minat
belajar, (6) cita-cita, (7) kebiasaan belajar dan bekerja, (8) hobi dan
penggunaan waktu senggang, (9) hubungan sosial di sekolah dan di rumah, (10)
latar belakang keluarga, (11) lingkungan tempat tinggal, dan (12) sifat-sifat
khusus dan kesulitan belajar anak didik. Usaha untuk memahami anak didik ini
bisa dilakukan melalui evaluasi, selain itu guru mempunyai keharusan melaporkan
perkembangan hasil belajar para siswa kepada kepala sekolah, orang tua, serta
Instansi yang terkait.
Kemampuan siswa untuk mengerjakan tugas dapat dilihat dari
pemberian tugas mandiri. Ketika diberi tugas mandiri hanya setengah dari jumlah
siswa yang membuat tugas tersebut. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat
bahwa masih kurangnya motivasi siswa untuk mengerjakan tugas mandiri. Kurangnya
motivasi siswa untuk mengerjakan tugas mandiri disebabkan karena kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi-materi yang disajikan oleh guru.
Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan
dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode ceramah yang hanya melibatkan guru secara aktif dan
kurangnya keaktifan siswa dalam memahami materi yang disajikan dengan cara
berpikir mereka sendiri. Metode “Consept Sentence” adalah cara untuk memecahkan
masalah yang dihadapi siswa SMP ataaupun SMA. Metode consept sentence
memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir dan memahami materi dalam
pelajaran Matematika dengan bantuan kata-kata kunci. Kata-kata kunci yang
diberikan kepada siswa kemudian dirancang oleh siswa hingga membentuk beberapa
kalimat ini diharapkan dapat meningkatkan daya serap berpikir siswa terhadap
materi yang diberikan. Dengan penggunaan metode consept sentence, keaktifan
guru dan siswa pun akan berjalan seimbang.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Concept
Sentence
Menurut Joyce dan
Weil “Model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing
pembelajaran dikelas atau yang lain”. Pembelajaran kooperatif adalah
strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu
kelompok kecil untuk saling
berinteraksi.
Dalam hal ini akan di
bahas mengenai model pembelajaran concept sentence. Model pembelajaran concept
sentence merupakan pengembangan dari model kooperatif learning.
Dalam model
pembelajaran kooperatif learning sendiri memiliki pengertian “Pembelajaran
kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam
satu kelompok kecil untuk saling
berinteraksi. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen“.
Teori yang melandasi pembelajaraan kooperatif adalah
teori Konstrukstivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan dimana
siswa harus secara individual menemukan dan mentransformasikan informasi yang
kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu
(pendapat Soejadi yang dikutip oleh Teti Sobari dalam buku Model-model
pembelajaran, 2011:2012).
Pada hakikatnya cooperative
learning sama dengan belajar kelompok karena banyak guru yang beranggapan
telah biasa melakukan pembelajaran kooperatif dalam bentuk belajar kelompok.
Meskipun tidak semua belajar kelompok bisa disebut cooperative learning, seperti dijelaskan Abdulhak yang dikutip oleh
Rusman (2011:203) bahwa “pembelajaran
kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga
dapat mewujudkan pemahaman bersama diantara peserta belajar itu sendiri”.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan dengan
sekedar belajar kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang
membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan
prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran
kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa.
Siswa dapat membelajarkan sesama siswa lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya (peerteaching) lebih efektif dari pada
pembelajaran oleh guru.
Mengapa pembelajaran kooperatif perlu? Karena dalam
situasi belajar sering terlihat sifat individualistis
siswa. Siswa cenderung berkompetisi secara individual, bersikap tertutup
terhadap teman, kurang memberi perhatian terhadap teman sekelas, bergaul hanya
dengan orang tertentu, ingin menang sendiri dan sebagainya. Jika keadaan ini
dibiarkan maka akan menimbulkan dampak yang buruk terhadap para siswa.
Pembelajaran kooperatif banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan
oleh para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Slavin (1995) dinyatakan bahwa:
1)
Penggunaan
kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat
meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai
pendapat orang lain.
2)
Pembelajaran
kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan
masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan
tersebut pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Ada
dua komponen pembelajaran kooperatif, yaitu:
1)
Kerja
sama (Cooperative task), yaitu yang
berkenaan dengan suatu hal yang menyebabkan anggota kelompok kerjasama dalam
menyelesaikan tugas yang telah diberikan.
2)
Struktur
insentif kerja sama (cooperative
incentive structure), merupakan sesuatu hal yang membangkitkan motivasi
siswa untuk untuk melakukan kerjasama dalam rangka mencapai tujuan kelompok
tersebut.
Pendapat
Sanjaya dalam Rusman (2011:206) bahwa
Pembelajaran kooperatif akan efektif digunakan apabila:
1) Guru menekankan pentingnya usaha bersama
disamping usaha secara individual.
2) Guru menghendaki pemerataan perolehan
hasil dalam belajar.
3) Guru ingin menanamkan tutor sebaya atau
belajar melalui teman sendiri.
4) Guru menghendaki adanya pemerataan
partisipasi aktif siswa.
5) Guru menghendaki kemampuan siswa dalam
memecahkan berbagai permasalahan.
Karakteristik dari pembelajaran kooperatif adalah proses pembelajaran yang lebih
menekankan kerja sama dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan
dalam beberapa perspektif, yaitu:
1)
Perspektif
motivasi artinya penghargaan yang diberikan kepada kelompok yang dalam
kegiatannya saling membantu untuk keberhasilan kelompok.
2)
Perspektif
sosial artinya melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam
belajar, karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh
keberhasilan.
3)
Perspektif
perkembangan kognitf artinya dengan adanya interaksi antara anggota kelompok
dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi.
Karakteristik
atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif, antara lain:
1)
Pembelajaran
Secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena
itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus
saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2)
Didasarkan
Pada Manajemen Kooperatif
a. Manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan
menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan. Misalnya
tujuan apa yang harus dicapai bagaimana cara mencapainya,apa yang harus digunakan
untuk mencapai tujuan dll.
b. Manajemen sebagai organisasi, menunjukan
bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran berjalan dengan efektif.
c. Manajemen sebagai kontrol, menunjukan
bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik
melalui bentuk tes maupun nontes.
3)
Kemauan
Untuk bekerja Sama
Prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu
ditekankan dalam pembelajaran kooperatif
karena tanpa kerja sama yang baik pembelajaran kooperatif tidak akan
mencapai hasil yang optimal. Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan
oleh keberhasilan kelompok.
4)
Keterampilan
Bekerja Sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan
melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Oleh karena
itu, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi
dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Unsur-unsur
dasar pembelajaran koopertif adalah sebagai berikut:
a.
Siswa
dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan
bersama.
b.
Siswa
bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, seperti milik mereka
sendiri.
c.
Siswa
haruslah melihat bahwa semua amggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang
sama.
d.
Siswa
harus membagi tugas dan mempunyai tanggung jawab yang sama diantara anggota
kelompoknya.
e. Siswa dikenakan evaluasi atau diberikan
hadiah/penghargaan yang sama untuk semua anggota kelompok.
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selam proses belajarnya.
g. Siswa diminta mempertanggungjawabkan
secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Mengenai model
pembelajaran concept sentence yang di kembangkan dari model pembelajaran
kooperatif learning, ada beberapa
pendapat mengenai definisi dari model pembelajaran concept sentence,
diantaranya yaitu:
1.
Model Concept Sentence adalah model
pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan kartu-kartu yang berisi beberapa
kata kunci kepada siswa, kemudian kata kunci-kata kunci tersebut disusun
menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan menjadi paragraf-paragraf (Kiranawati:
2008).
2.
Metode
concept sentence adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan
memberikan kartu-kartu yang berisi beberapa kata kunci kepada siswa, kemudian
kata kunci-kata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan
dikembangkan menjadi paragraf-paragraf (Kiranawati: 2008). Metode ini dilakukan
dengan siswa dibentuk kelompok heterogen dan membuat kalimat dengan minimal 4
kata kunci sesuai materi yang disajikan
3.
Metode
consept sentence merupakan metode pembelajaran yang diawali dengan
menyampaikan kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru
menyiapkan kata kunci, sesuai materi bahan ajar, dan tiap kelompok membuat
kalimat berdasarkan kata kunci (Guruclub: 2008). Prosedur selanjutnya dalam
pembelajaran ini adalah mempresentasikan hasil belajar secara bergantian di
depan kelas.
4.
Metode
consept sentence adalah metode pembelajaran yang diawali dengan langkah
menyampaikan kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru
menyiapkan kata kunci, sesuai materi bahan ajar, tiap kelompok membuat kelompok
berdasarkan kata kunci (Erman: 2009).
Dari
pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode consept
sentence adalah metode pembelajaran dengan cara memberikan kartukartu yang
berisi kata kunci untuk dibuat kalimat-kalimat, yang selanjutnya disusun
menjadi sebuah paragraf. Pada setiap kata kunci dibuat minimal empat kalimat.
Model ini dilakukan dengan siswa dibentuk
kelompok heterogen dan membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci
sesuai materi yang disajikan.
Model Concept
Sentence merupakan model pembelajaran yang diawali dengan menyampaikan
kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru menyiapkan kata kunci, sesuai materi bahan ajar, dan tiap kelompok
membuat kalimat berdasarkan kata kunci (Guruclub: 2008). Prosedur selanjutnya
dalam pembelajaran ini adalah mempresentasikan hasil
belajar secara bergantian di depan kelas.
B. Prinsip-Prinsip/ Ciri-Ciri Model
Pembelajaran Complete Sentence
Prinsip-princip/ cirri-ciri dari model pembelajaran concept
sentence, yaitu:
a.
Soal yang disampaikan berupa kalimat
yang belum lengkap, sehingga makna/ arti kalimat tersebut belum dapat
dimengerti
b.
Kalimat yang banyak dan saling berkaitan dalam
sebuah paragrap, dan belum sempurna serta belum dimengerti maknanya
c.
Kalimat dapat dilengkapi dengan pilihan
kata yang disediakan
d.
Harus diisi dengan kata-kata
tertentu, misal istilah keilmuan/ kata asing
e.
Jawaban dari kalimat yang belum lengkap itu
sudah disediakan
C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Concept Sentence
1. Kelebihan Model Concept Sentence
Terdapat beberapa kelebihan metode
pembelajaran concept sentence. Kelebihan metode concept sentence tersebut
meliputi:
1.
meningkatkan
semangat belajar siswa
2.
membantu
terciptanya suasana belajar yang kondusif
3.
memunculkan
kegembiraan dalam belajar
4.
mendorong
dan mengembangkan proses berpikir kreatif
5.
mendorong
siswa untuk memandang susuatu dalam pandangan yang berbeda
6.
memunculkan
kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik
7.
memperkuat kesadaran diri
8.
lebih
memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran
9.
siswa
yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai (Kiranawati: 2008).
Dari
kelebihan-kelebihan diatas dapat dijelaskan:
Pertama, Meningkatkan semangat belajar siswa.
Dengan metode pembelajaran ini diharapkan semangat belajar siswa
meningkat. Dengan metode baru siswa menjadi lebih bersemangat, karena
kebanyakan siswa menyukai dan tertarik dengan hal-hal baru.
Kedua,
Membantu terciptanya suasana belajar yang kodusif. Dengan metode
pembelajaran concept sentence kondisi kelas menjadi terkendali dan suasana
belajar pun menjadi kondusif. Dengan suasana belajar yang kondusif penyerapan
materi pembelajaran menjadi baik. Hal ini tentu saja meningkatkan hasil
pembelajaran siswa.
Ketiga,
Memunculkan kegembiraan dalam belajar. Metode pembelajaran concept sentence menimbulkan
suasana yang gembira dan menyenangkan dalam belajar. Pada metode ini
pembelajaran dikemas seperti sebuah permainan kuis sehingga siswa
menjadi lebih senang dan bergembira.
Keempat,
Mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif. Metode pembelajaran concept
sentence ini dapat mendorong dan mengembangkan proses berpikir kritis dan
kreatif. Siswa dituntut untuk berpikir bagaimana menciptakan hal-hal baru yang
menarik dan hebat. Dengan begitu, siswa menjadi termotivasi untuk
berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Hal itu tentu saja berdampak positif pada
hasil pembelajaran. Dengan motivasi tersebut siswa menjadi meningkat hasil
pembelajarannya karena mereka cenderung aktif.
Kelima,
Mendorong siswa untuk memandang sesuatu dalam pandangan yang berbeda. Metode
pembelajaran concept sentence ini juga dapat mendorong siswa untuk
memandang sesuatu dalam pandangan yang berbeda. Siswa menjadi bertambah wawasan
dan pengetahuannya. Mereka akan terbiasa menyikapi segala sesuatu dari sudut
pandang yang berbeda sehingga mereka tidak lagi kaku dalam menyikapi suatu
permasalahan.
Keenam,
memunculkan kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik. Dengan metode
pembelajaran concept sentence, juga dapat memunculkan kesadaran siswa
untuk berubah menjadi lebih baik. Dengan pengalaman yang bermacam-macam siswa
akan menjadi lebih baik.
Ketujuh,
memperkuat kesadaran diri. Metode pembelajaran concept sentence ini juga
dapat memperkuat kesadaran diri siswa. Mereka dengan sendirinya akan
sadar dan dapat menentukan hal terbaik yang harus dilakukannya.
Delapan,
lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran. Dengan metode
pembelajaran concept sentence siswa menjadi lebih mudah dalam menerima
dan memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal ini karena
semua siswa benar-benar terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Tidak ada
siswa yang pasif sehingga siswa benar-benar memahami materi pembelajaran.
Sembilan,
siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai. Dengan metode
pembelajaran ini, siswa yang pandai dapat membantu mengajari siswa yang kurang
pandai. Sifat egoisme dan individual sudah ditanggalkan berganti dengan sikap
saling membantu dan kekeluargaan.
2, Kekurangan Model Pembelajaran Concept
Sentence
Kekurangan dari Model Concept
Sentence yaitu:
a. Guru
kurang kreatif dan inovasi dalam membuat soal
b. Siswa
kurang terpacu mencari jawaban karena hanya cukup menebak kata, karena biasanya
hanya kata hubung.
c. Kurang
cocok untuk dipergunakan dalam setiap bidang studi.
D. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Concept
Sentence
Dalam melaksanakan
model concept sentence terdapat langkah-langkah yang perlu dilakukan
(Kiranawati: 2008). Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan model concept
sentence meliputi:
1.
Guru menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai
2.
Guru menyajikan materi terkait dengan
pembelajaran secukupnya
3.
Guru
membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen
4.
Guru
menyajikan beberapa kata kunci sesuai dengan materi yang disajikan
5.
Setiap kelompok diminta untuk membuat
beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat
6.
Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali
secara pleno yang dipandu oleh guru
7.
Siswa
dibantu oleh guru memberikan kesimpulan.
E. Aplikasi Model Pembelajaran Concept Sentence
Pada Pembelajaran Matematatika Pada Materi Bilangan Bulat
Sebelum kalian mempelajari
materi pada bab ini, sebaiknya kalian memahami kembali mengenai bilangan cacah,
garis bilangan, kuadrat, akar pangkat dua, serta KPK dan FPB dari dua bilangan
atau lebih. Pemahaman materi tersebut akan sangat bermanfaat dalam mempelajari
materi bilangan bulat. Konsep yang akan kalian pelajari pada bab ini merupakan
dasar untuk mempelajari bab selanjutnya di buku ini.
A. Bilangan Bulat
1. Pengertian Bilangan
Bulat
Coba kalian ingat kembali materi di tingkat sekolah dasar
mengenai bilangan cacah. Bilangan cacah yaitu 0, 1, 2, 3, .... Jika bilangan
cacah tersebut digambarkan pada suatu garis bilangan, apa yang kalian peroleh?
Seseorang berdiri di atas lantai berpetak. Ia memilih satu garis lurus yang
menghubungkan petak-petak lantai tersebut. Ia berdiri di satu titik dan ia
namakan titik 0.
0 1
2 3 4
Garis pada petak di depannya ia beri angka 1, 2, 3, 4, .... Jika
ia maju 4 langkah ke depan, ia berdiri di angka +4. Selanjutnya, jika ia mundur
2 langkah ke belakang, ia berdiri di angka +2. Lalu ia mundur lagi 3 langkah ke
belakang. Berdiri di angka berapakah ia sekarang? Di angka berapa pulakah ia
berdiri, jika ia mundur lagi 1 langkah ke belakang?
Perhatikan bahwa posisi 4 langkah ke depan dari titik nol (0)
dinyatakan dengan +4. Demikian pula posisi 2 langkah ke depan dinyatakan dengan
+2. Oleh karena itu, posisi 4 langkah ke belakang dari titik nol (0) dinyatakan
dengan –4. Adapun posisi 2 langkah ke belakang dari titik nol (0) dinyatakan
dengan –2. Pasangan-pasangan bilangan seperti di atas jika dikumpulkan akan
membentuk bilangan bulat. Tanda + pada bilangan bulat biasanya tidak
ditulis. Kumpulan semua bilangan bulat disebut himpunan bilangan bulat dan
dinotasikan dengan B = {..., –3, –2, –1, 0, 1, 2, 3, ...}.
Bilangan bulat terdiri atas himpunan bilangan bulat negative {...,
–3, –2, –1}, nol {0}, dan himpunan bilangan bulat positif {1, 2, 3, ...}.
Perhatikan Gambar 1.2. Kapal selam digunakan untuk kepentingan
penjagaan, perang, dan operasi-operasi penyelamatan. Oleh karena itu, para
penyelam dan kapten kapal selam perlu mengetahui tingkat kedalaman laut. Jika
permukaan air laut dinyatakan 0 meter maka tinggi di atas permukaan laut
dinyatakan dengan bilangan positif dan kedalaman di bawah permukaan laut dinyatakan
dengan bilangan negatif. Misalnya, kedalaman 10 m di bawah permukaan laut
ditulis –10 m.
(Berpikir kritis)
Diketahui suatu gedung berlantai 12. Dari gedung tersebut 3
diantaranya berada di bawah permukaan tanah. Tito berada di lantai terbawah,
kemudian naik 7 lantai dengan lift. Di lantai berapakah ia berada di atas
permukaan tanah? (Sumber: Ensiklopedi Matematika dan Peradaban Manusia,
2003)
(Menumbuhkan kreativitas)
Perhatikan lingkungan ekitarmu. Amati kejadian/peristiwa yang
merupakan penerapan bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari. Catat dan
deskripsikan hal itu. Hasilnya, ceritakan di depan kelas.
3. Letak Bilangan Bulat pada Garis Bilangan
Pada garis bilangan, letak bilangan bulat dapat dinyatakan sebagai
berikut.
5 4 3 2 -1 0 1 2
3 4 5
Pada garis bilangan di atas, bilangan 1, 2, 3, 4, 5, ... disebut
bilangan bulat positif, sedangkan bilangan –1, –2, –3, –4, –5, ... disebut
bilangan bulat negatif. Bilangan bulat positif terletak di sebelah kanan nol,
sedangkan bilangan bulat negatif terletak di sebelah kiri nol.
4. Menyatakan Hubungan antara Dua Bilangan Bulat
–3 –2 –1 0
1 2 3
Perhatikan garis bilangan
di atas. Pada garis bilangan tersebut, makin ke kanan letak bilangan, makin
besar nilainya. Sebaliknya, makin ke kiri letak bilangan, makin kecil nilainya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk setiap p, q bilangan bulat
berlaku:
a. jika p terletak di sebelah kanan q maka p >
q;
b. jika p terletak di sebelah kiri q maka p <
q.
Pada suatu garis bilangan, bilangan –3 terletak di sebelah kiri bilangan
2 sehingga ditulis –3 < 2 atau 2 > –3. Adapun bilangan –3 terletak di
sebelah kanan –5 sehingga ditulis –3 > –5 atau –5 < –3. Jika kedua
kalimat di atas digabungkan maka diperoleh –5 < –3 < 2 atau 2 > –3
> –5.
Kerjakan soal-soal berikut di buku tugasmu.
1.
Jika permukaan air laut dinyatakan dengan 0 meter, tulislah
letak suatu tempat yang ditentukan sebagai berikut.
a. 175 meter di atas
permukaan air laut.
b. 60 meter di bawah
permukaan air laut.
2. Isilah titik-titik di
bawah ini dengan tanda “>” atau “<“, sehingga menjadi kalimat yang benar.
a. –3 ... 5 c. –8 ... –13
b. 12 ... 27 d. 16 ... –24
e. 0 ... –1 h. 2 ... –21
f. 17 ... –15 i. –19 ... –14
g. –36 ... 42 j. 39 ... –7
3. Tentukan nilai x yang
memenuhi
a. x –1, pada S = {–6, –5, –4, –3, –2, –1, 0, 1, 2};
b. x > 2, pada S = {..., –3, –2, –1, 0, 1, 2, 3, 4, 5,
6};
c. –5 < x 4, pada S = {–5, –4, –3, –2, –1, 0, 1, 2, 3, 4, 5}.
Kemudian gambarlah masing-masing nilai-nilai tersebut pada garis
bilangan.
B. Operasi Hitung Pada Bilangan Bulat
1. Penjumlahan pada Bilangan Bulat
a. Penjumlahan dengan alat bantu
Dalam menghitung hasil penjumlahan dua bilangan bulat, dapat digunakan
dengan menggunakan garis bilangan. Bilangan yang dijumlahkan digambarkan dengan
anak panah dengan arah sesuai dengan bilangan tersebut. Apabila bilangan
positif, anak panah menunjuk ke arah kanan.Sebaliknya, apabila bilangan
negatif, anak panah menunjuk ke arah kiri.
(Menumbuhkan inovasi)
Selain dengan garis bilangan, penjumlahan
pada bilangan bulat dapat digunakan alat bantu yang lain.
Coba eksplorasilah hal ini dengan teman sekelompokmu. Ceritakan
hasilnya secara singkat di depan kelas.
b. Penjumlahan
tanpa alat bantu
Penjumlahan pada bilangan yang bernilai kecil dapat dilakukan
dengan bantuan garis bilangan. Namun, untuk bilangan-bilangan yang
bernilai besar, hal itu tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu, kita
harus dapat menjumlahkan bilangan bulat tanpa alat bantu.
1)
Kedua bilangan bertanda sama
Jika kedua bilangan bertanda sama
(keduanya bilangan positif atau keduanya bilangan negatif), jumlahkan kedua bilangan
tersebut. Hasilnya berilah tanda sama dengan tanda kedua bilangan.
Contoh:
a) 125 + 234 = 359
b) –58 + (–72) = –(58 +
72) = –130
2) Kedua bilangan
berlawanan tanda
Jika kedua bilangan berlawanan tanda (bilangan positif dan
bilangan negatif), kurangi bilangan yang bernilai lebih besar dengan bilangan
yang bernilai lebih kecil tanpa memerhatikan tanda. Hasilnya, berilah tanda sesuai
bilangan yang bernilai lebih besar.
Contoh:
a) 75 + (–90) = –(90 – 75) = –15
b) (–63) + 125 = 125 – 63 = 62
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran complete sentence
adalah model pembelajaran yang sederhana di mana siswa belajar melengkapi
paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia.
Model pembelajaran ini sebenarna mempermudah guru namun terkadang gurunya
kurang inovatif dan kreatif dalam membuat soalnya.
\
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan dkk. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran.
Jakarta. Prestasi Pustaka.2010.
Dewi
Muharini, Tri Wahyuni. Matematika
konsep dan aplikasinya untuk kelas vii samp dan mts. Departemen pendidikan
nasional. 2008
Kiranawati:
2008.
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Materi
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 27 Universitas Negeri Manado, Departemen Pendidikan Nasional
Universitas Negeri Manado. 2009.
Membimbing Guru dalam Penelitian
Tindakan Kelas Materi Pelatihan Penguatan-penguatan Pengawas Sekolah. Direktorat Tenaga Kependidikan.
Rusman.
Model-Model Pembelajaran. Jakarta :
Rajawali Pers. 2011.
Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan Nasional, 2010.
Teti
Sobari. Model-model pembelajaran, 2011:2012.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. 2010.
http.//www.google.co.id//model-pembelajaran-concept
sentence
0 komentar:
Posting Komentar