BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap manusia yang hidup di dunia
ini pasti membutuhkan pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu cara yang
dilakukan peserta didik untuk mencapai pengetahuan yang seluas-luasnya. Dengan
pendidikan peserta didik akan mengalami perubahan-perubahan yang lebih baik.
Dengan pendidikan seseorang akan lebih dihargai keberadaanya. Itulah sebabnya
pendidikan sangat penting. Pendidikan dapat dilakukan dengan adanya proses
pembelajaran.
Pembelajaran adalah suatu proses
terjadinya interaksi antara pelajar dan pengajar dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam jangka satuan
waktu tertentu pula. Pada proses pembelajaran seorang pengajar harus dapat
memberikan suatu ilmu pengetahuan kepada pelajar dengan metode yang dapat
dimengerti oleh para pelajar. Seorang pengajar harus memiliki strategi
pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Strategi pembelajaran adalah pola
umum untuk mewujudkan proses belajar mengajar. Secara operasional strategi
pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh dosen untuk
memberikan kemudahan bagi siswa (peserta didik) melakukan kegiatan belajar
secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Suatu strategi pembelajaran
merupakan suatu sistem menyeluruh yang terdiri dari lima variabel yakni tujuan
pembelajaran, materi pelajaran, metode dan teknik mengajar, siswa/mahasiswa,
guru/tenaga kependidikan lainnya, dan logistik/unsur penunjang. (Prof. Dr.
Oemar Hamalik, 2007-162)
Dari lima variabel dalam strategi
pembelajaran salah satunya adalah metode pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran seorang pengajar harus dapat memberikan model yang benar-benar
menarik dan cocok untuk digunakan dalam memberikan materi. Ada beberapa macam
model pembelajaran, diantaranya adalah model pembelajaran make a mach.
Pembelajaran koperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Belajar koperatif
memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi, dimana siswa
belajar dengan kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. (Ika
Berdiati, 2010-5)
Koperatif learning memiliki
tipe-tipe yang sangat bervariasi. Banyak yang dpat dilakukan seorang guru dalam
pembelajaran di dalam kelas. Peserta didik terkadang merasa jenuh dengan cara
pembelajaran yang monoton. Di sinilah seorang guru dapat memasukkan model
pembelajaran koperatf untuk memotivasi para peserta didiknya dalam belajar.
Make a match merupakan bagian dari
pembelajaran koperaif yang mana tipe ini memerintahkan siswa lebih aktif dalam
sebuah kelompok. Cara pembelajaran koperatif tipe make a mach adalah siswa dibagi dalam kelompok dan mereka mencari
pasangan untuk mencocokkan jawaba-jawaban yan benar. Dalam tipe make a mach ini seorang siswa
dengan siswa yang lainnya diminta kerjasama yang sangat baik untuk dapat
menemukan pasangan dan mencocokkannya dengan jawaban yang benar.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran make a match?
2. Apa materi yang dapat digunakan dalam model pembelajaran make a match?
3. Apa keunggulan dan kelemahan model pembelajaran make a match?
C.
Tujuan
1.
Dapat
mengetahui pengertian model pembelajaran make a match.
2.
Dapat
mengetahui materi apa yang dapat digunakan dengan model pembelajaran make a match.
3. Dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan model pembelajaran make a
match
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
Pembelajaran
terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa kelemahan.
Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran
di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa
jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang
konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan
pemecahan masalah yang diberikan. Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri.
Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas
dasar pemahaman sendiri. Karena siswa jarang menemukan jawaban atas
permasalahan atau konsep yang dipelajari.
Ternyata
suatu penelitian telah membuktikan setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil
belajar siwa tenyata dengan pendekatan seperti itu hasil belajar siswa dirasa
belum maksimal. Hal ini tampak pada pencapaian nilai akhir siswa
Rendahnya
pencapaian nilai akhir siswa ini, menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang
dilakukan belum efektif. Nilai akhir dari evaluasi belajar belum mencakup
penampilan dan partisipasi siswa dalam pembelajaran, hingga sulit untuk
mengukur keterampilan siswa .
Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun
suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih komprehensip dan dapat
mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya
.Atas dasar itulah mencoba dikembangkan pendekatan kooperatif dalam
pembelajaran dengan metode make a match.
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat
untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu
peserta didik melakukan kegiatan belajara. Tujuan pembelajaran adalah
mewujudkan efisiensi dan evektifitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta
didik.(Isjoni, 2011 : 11)
Pembelajaran kooperatif disebut juga cooperative learning. Menurut
Johnson & johnson (1994) cooperative learning adalah mengelompokkan siswa
di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama
dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain
dalam kelompok tersebut.( Isjoni, 2011 : 17)
Belajar kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan
pembelajaran aktif, keratif, efektif dan menyenangkan. Belajar kooperatif
memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi, dimana siswa
belajar dengan kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Belajar
belum dikatakan tuntas bila salah satu siswa dalam kelompok belum menguasai
behan pembelajaran.(Ika Berdiati, 2010 : 5)
Pembelajaran kooperatif dapat memberikan kesempatan kepada para
siswa untuk bekerjasama dalam memahami dan memecahkan masalah.
Junaedi, dkk. (2008 : 8-9) mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif secara etimologi mempunyai arti belajar bersama antara dua orang
atau lebih, sedangkan dalam artian yang lebih luas memiliki definisi yang
antara lain adalah belajar sama yang melibatkan antara 4-5 orang, yang bekerja
sama menuju kelompok kelompok kerja dimana setiap anggota bertanggung jawab
secara individu sebagai bagian dari hasil yang tak akan bisa dicapai tanpa
adanya kerjasama antar kelompok.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajarn yang
dilakukan berkelompok minimal 2 orang ataupun lebih yang bekerjasama dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam
pembelajaran koperatif ini ada beberapa tipe, diantaranya adalah make a match.
Yang mana metode ini dikembangkan oleh lorna Curran (1994). Pada metode make a
match ini suasana kelas dikondisikan dengan menyenangkan. Kelas di buat agar
tidak menegangkan dan tidak menjenuhkan siswa. Aturan dalam metode make a match
siswa di bentuk dalam beberapa kelompok dan siswa di surun mencari pasangannya.
Yang mana pasangannya adalah jawaban-jawaban dari pertanyaan yang ada yang
telah di siapkan oleh seorang guru. Pasangan yang benar dan dapat menemukan
pasangannya akan di beri poin. Dalam metode make a match ini juga tidak
semuanya mencari pasangan. Namun ada sebagian siswa yang bertugas sebagai
penilai. Tugas penila disini melihat pasangan manakan yang memang benar-benar
dapat mencocokkan jawaban-jawaban dengan benar.
Model pembelajaran make a match
atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu
keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai
suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Model pembelajaran ini
lahir sebagai alternatif lain untuk mengefektifkan proses pembelajaran di
sekolah.
Pada dasarnya, model pembelajaran ini melibatkan materi ajar yang
memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi
dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas.
Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang
penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat
diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi
proses kelompok. Dalam hal ini guru berperan sebagai pemonitor dan fasilitator.
Model pembelajaran make a match ini cocok diterapkan dalam segala jenis mata
pelajaran dan semua jenjang pendidikan. (http://prillygeography.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-kooperatif-make.html)
B.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
Langkah-langkah
dalam pembelajaran model make a match adalah sebagai berikut:
1.
Guru
menginformasikan tujuan pembelajaran,
Menjelaskan penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat
2.
Guru
menentukan topik/tema yang akan dibahas,
3.
Guru
membagi siswa di dalam kelas menjadi 3 kelompok,
4.
Guru
memberi teks bacaan soal-soal tentang penjumlahan dan penurangan bilangan bulat,
5.
Guru
menyiapkan dan membagikan kartu-kartu pertanyaan untuk satu kelompok dan
kartu-kartu jawaban untuk satu kelompok.
Satu kelompok sebagai kelompok
penilai.
6.
Masing-masing
anggota kelompok 1 memegang kartu pertanyaan dan masing-masing anggota kelompok
2 memegang kartu jawaban.
Contoh kartu pasangan
Kartu pertanyaan kartu
jawaban
|
|
|||||||
|
||||||||
|
||||||||
|
|
|||||||
7.
Guru
memberi tanda (peluit). Masing-masing anggota kelompok bergerak mencari
pasangan (pertanyaan dan jawaban). Bila sudah ketemu diberikan kepada tim
penilai.
8.
Jika
siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat
menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah
disepakati bersama.
9.
Kelompok
penilai melakukan penilaian apakah pasangan kartu-kartu itu cocok. Kelompok
penilai menjelaskan hasil penilaian mereka terhadap pasangan kartu (pertanyaan
dan jawaban).
10. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
11.
Guru
bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. (Dr.
Rusman, M.Pd, 2011, hal 224)
Setiap pembelajaran aktif atau
inovatif membutuhkan persiapan, tidak terkecuali metode make a match. Sebelum
menerapkannya di kelas, seorang guru
perlu menyiapkan hal-hal di bawah ini:
1.
Buatlah
beberapa pertanyaan sesuai dengan materi yang dipelajari( jumlahnya tergantung
tujuan pembelajaran). Tulis dalam kartu-kartu pertanyaan.
Pertanyaan :
a.
-15
– (-14) – (-20) =
b.
t +
(-3) = -20 , berapakah nilai t
c.
ibu
warso berbelanja di sebuah toko sebesar Rp. 26.725. jika ia membayar dengan 1
lembar uang lima puluh ribuan, berapa rupiah uang kembaliannya?
d.
Perusahaan
genteng beton mempunyai 325 karyawan. Karyawan wanita di perusahaan itu 125
orang. Ternyata ada 15 karyawan pria lanjut usia yang telah di pensiunkan,
berapa banyak karyawan pria perusahaan itu sekarang?
e.
Tabungan
enoi di bank Rp. 750.000. seminggu keudian ia mengambil Rp. 125.500 . berapa
rupah sisa tabungan enoi?
2.
Buatlah
kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah di buat. Tulis dalam kartu-kartu
jawaban. Akan lebih baik jika kartu pertanyaan dan kartu jawaban berbeda warna
Jawaban:
a.
19
b.
-17
c.
Rp.
23.275
d.
Jumlah
karyawan pria sekarang adalah 185
e.
Rp.
624.500
3.
Buatlah
aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sanksi bagi siswa
yang gagal (seorang guru dapat membuat
aturan ini bersama-sama dengan siswa).
4.
Sediakan
lembaran untuk mencatat pasangan-pasangan yang berhasil sekaligus untuk
penskoran presentasi
Selain itu seorang guru harus
mempersiapkan materi.
1.
Materi
yang akan Anda ajarkan pecahlan menjadi beberapa sub materi
2.
Buatlah
kata-kata kunci atau gambar dari setiap sub materi tersebut, lalu tulis dalam
lembaran-lembaran kertas.
3.
Siapkan
beberapa lembar kertas plano untuk menempelkan lembaran-lembaran kertas.
4.
Siapkan
kertas HVS secukupnya untuk menuliskan hasil kerjakelompok.(http://s4iful4min.blogspot.com/2011/02/metode-make-match-tujuan-persiapan-dan.html
C.
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MACH DALAM MATERI BILANGAN
BULAT
A.
Operasi
Hitung Pada Bilangan Bulat
Bilangan bulat merupakan kumpulan
bilangan negatif, nol dan bilangan positif. Bilangan bulat di tulis ; ..., -3,
-2, -1, 0, 1, 2, 3, ...
1.
Penjumlahan
dan sifat-sifatnya.
1.1
Metode
penjumlahan
Penjumlahan
pada himpunan bilangan bulat dapat dilakukan dengan beberapa alat peraga, yaitu
dengan mistar sederhana, bola buatan, dan garis bilangan.
1.2
Invers
jumlah atau lawan suatu bilangan
Bilangan-bilangan
pada garis bilangan untuk bilangan bulat dapat diatur berpasanngan sehingga
simetris dengan nol. Simetris disini berarti untuk setiap pasangan bilangan,
kedua titik yang mewakili bilangan itu terletak pada jarak yang sama dari titik
nol, tetapi berlawanan arah.
Suatu bilangan
terdiri dari bilangan positif dan bilangan negatif yang saling berlawanan arah.
Misalkan pasangan bilangan bulat 2 dengan -2 yang mempunyai jarak yang sama dan
saling berlawanan arah dari titik nol.
Secara umum
dapat dituliskan :
Jika kita ingin
melakukan operasi penjumlahan pada pasangan bilangan bulat di atas maka akan di
dapat:
-5 + 5 = 0
7 + (-7) = 0
Ternyata
penjumlahan sembarang bilangan bulat dengan lawannya selalu menghasilkan
bilangan nol, sehingga dapat disimpulkan:
1.3
Sifat-sifat
penjumlahan pada himpunan bilangan bulat
a.
Sifat
tertutup
Perhatikan contoh-contoh berikut
ini:
1.
8 + (-3) =
5 8 bilangan bulat, (-3)
bilangan bulat, dan ternyata 8 + (-3) = 5 juga bilangan bulat
2.
(-3) + 7 =
4 (-3) bilangan bulat, 7
bilangan bulat dan ternyata (-3) + 7 = 4 juga bilangan bulat
3.
(-6) + (-9) =
-15 (-6) bilangan bulat, (-9)
bilangan bulat dan ternyata (-6) + (-9)
= -15 juga bilangan bulat.
Berdasarkan contoh-contoh di atas
dapat di simpulkan :
b.
Sifat
komutatif
Perhatikan contoh-contoh berikut
ini:
1.
(-5)
+ 6 = 1
6 + (-5) = 1
Ternyata (-5) + 6 = 6 + (-5)
2.
(-8)
+ (-6) = -14
(-6) + (-8) = -14
Ternyata (-8) + (-6) = (-6) + (-8)
Berdasarkan contoh-contoh di atas
dapat disimpulkan:
c.
Sifat
asosiatif
Perhatikan contoh-contoh berikut:
1.
(-3
+ 6) + 8 = 3 + 8 = 11
(-3) + (6 + 8) = -3 + 14 = 11
2. [-6 + (-3)] + 12 = -9 + 12 = 3
-6 + [(-3) + 12] = -6 + 9 = 3
Berdasarkan contoh-contoh di atas
dapat di simpulkan:
d.
Penjumlahan
dengan bilangan nol
Perhatikan contoh-contoh berikut:
1.
10 +
0 = 10
2.
0 +
12 = 12
3.
(-7)
+ 0 = -7
Ternyata penjumlahan bilangan bulat dengan nol menghasilkan
bilangan itu sendiri.
Berdasarkan contoh di atas, dapat di
simpulkan:
2. Pengurangan
dan sifat-sifatnya
2.1 Metode
pengurangan
Seperti
halnya pada penjumlahan pada biangan bulat, operasi bilangan bulat pada
pengurangan dapat juga dilakukan dengan peraga mistar, bola bermuatan dan garis
bilangan.
2.2 Sifat tertutup
Perhatikan
operasi pengurangan pada bilangan bulat di bawah ini:
1.
7 – 12 =
-5 7 bilangan bulat, 12 bilangan bulat, dan
ternyata 7 - 12 = -5 juga bilangan bulat
2.
-5 – 12 =
-17 -5 bilangan bulat, -12 bilangan bulat dan ternyata -5 – 12 = -17
juga bilangan bulat
3.
-3 – (-11) = -3
+ 11 = 8 -3 bilangan bulat,
-11 bilangan bulat dan ternyata -3 –
(-11) = 8 juga bilangan bulat
Berdasarkan
contoh-contoh di atas dapat disimpulkan:
Perhatikan
kembali operasi pengurangan pada bilangan cacah berikut ini:
1.
7 – 12 =
-5 7 bilangan cacah, 12 bilangan
cacah dan ternyata 7 – 12 = -5 bukan bilangan cacah.
2.
2- 10 = -8 2 bilangan cacah, 10 bilangan cacah
dda ternyata 2 – 10 = -8 bukan bilangan
cacah.
Hal ini berarti
operasi pengurangan pada bilangan cacah tidak bersifat tertutup atau bersifat
tidak tertutup.(Sukino dan Wilson simangungsong, 2007, hal 9-17)
D.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
Setiap metode
yang digunakan oleh seorang guru tentunya tidak selamanya baik. Dalam metode
apaun sudah pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu pun dengan moetode
make a match ini. Metode ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan metode
yang lainnya.
Keunggulan pembelajaran model Make A Match, antara lain:
1.
Siswa berpartisipasi lebih aktif dan
menyenangkan dalam pembelajaran.
2.
Siswa memiliki kesempatan lebih banyak
dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan komprehensif.
3.
Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri.
4.
Siswa secara intrinsik dapat memberikan
bukti dan penjelasan.
5.
Siswa memiliki pengalaman banyak untuk
menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan.
6.
Materi pembelajaran yang disampaikan lebih
menarik perhatian siswa.
Di samping keunggulan yang dirasakan
oleh siswa, pembelajaran kooperatif metode make a match berdasarkan
temuan di lapangan mempunyai sedikit kelemahan yaitu:
1.
Diperlukan
bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan
2.
Waktu
yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main
dalam proses pembelajaran.
3.
Guru
perlu persiapan bahan dan alat yang memadai
Dari perspektif di atas, model Make A Match menjanjikan suatu
kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang
diyakininya sesuai dengan kemampuan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya tidak lain adalah agar kemampuan
berpikir matematika siswa dapat berkembang secara maksimal. Inilah yang menjadi
pokok pikiran pembelajaran dengan model Make A Match, yaitu pembelajaran
yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga
mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Metode make a match atau mencari pasangan ini merupakan
salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini
dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan
jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya
diberi poin. Model pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam proses
pembelajaran, siswa dituntut aktif agar dapat menerima materi yang disampaikan
dengan baik dan lebih mudah dalam memahami materi tersebut. Namun di sisi lain
model ini dapat menjadi kurang efektif jika guru kurang dapat mengendalikan
kelasnya sehingga kelas dapat berubah seperti pasar.
Saran
Model pembelajaran ini dapat dijadikan suatu alternate
oleh guru agar pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa serta
dapat memberikan variasi bagi siswa agar tidak bosan.
0 komentar:
Posting Komentar