BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa belajar
adalah suatu proses yang terjadi pada diri setiap orang selama hidupnya dan
berjalan secara kompleks. Dimana, dalam setiap kegiatan belajar, di dalamnya
akan terjadi aktifitas yang dilakukan secara sengaja dengan maksud
mentransportasikan ilmu pengetahuan, nilai-nilai sosial budaya sekaligus
norma-normanya dari generasi ke generasi agar tetap terlestarikan. Proses
belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan dan dimana saja. Ini bisa dibuktikan dengan
berubahnya tingkah laku seseorang yang bisa terjadi pada tingkatan pengetahuan,
keterampilan, atau sikapnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar mengajar, sehingga hal ini, media adalah bagian yang tidak dapat
terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada
umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
Akan tetapi, problema yang sering ditemukan
adalah penghadapan guru dalam proses
pembelajaran yaitu banyaknya bahan pembelajaran yang harus diajarkan dalam
kurikulum 2006 serta waktu yang terbatas. Selain kendala tersebut, tidak
sedikit guru yang menghadapi masalah dalam mengorganisasikan bahan pembelajaran
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang demikian maju serta tata kehidupan masyarakat yang serba kompetitif
mengharuskan adanya upaya yang maksimal untuk mampu menyesuaikan diri.
Kemampuan menyesuaikan diri bisa dilakukan dengan baik apabila didukung
oleh pengetahuan dan keterampilan yang tinggi. Dalam kerangka inilah peranan
guru ditengah-tengah dunia pendidikan menjadi amat penting.
Guru sebagai pendidik dapat berfungsi
sebagai Agent of Culture, juga berfungsi
selaku Agent of change. Dengan demikian guru mempunyai tugas
guna melestarikan serta mentranformasikan nilai-nilai kultural kepada generasi
muda, serta memberikan perubahan terhadap nilai-nilai kebudayaan ke arah yang
lebih baik dan berkualitas.
B.
Rumusan
Masalah
·
Bagaimanakah kesulitan belajar dan pembelajaran
matematika ?
·
Bagaimanakah
kedudukan guru dalam pembelajaran ?
·
Bagimanakah konsep,
prinsip-prinsip dasar, kelebihan dan kelemahan serta langkah-langkah model
Student Facilitator and Explaining ?
·
Bagaimanakah
penerapan model Student Facilitator and Explaining dalam pembelajaran
matematika?
C.
Tujuan
Masalah
·
Menjelaskan tentang kesulitan belajar dan
pembelajaran matematika.
·
Menjelaskan
kedudukan guru dalam pembelajaran.
·
Menguraikan
tentang konsep, prinsip-prinsip dasar, kelebihan dan kelemahan serta
langkah-langkah model Student Facilitator and Explaining.
·
Menjelaskan
penerapan model Student Facilitator and Explaining dalam pembelajaran.
D.
Manfaat
Penulisan
Makalah ini memiliki manfaat bagi penyusun dan pembaca makalah
ini. Bagi penyusun diantaranya :
1. Mengembangkan pengetahuan
model Student Facilitator and Explaining.
2. Pembekalan sebagai calon
guru untuk bisa memahami lebih dalam tentang model Student Facilitator and
Explaining dan cara penggunaanya atau
pelaksanaanya.
3. Mengembangkan keterampilan
menulis karya ilmiah khususnya pembuatan makalah.
Bagi pembaca diantaranya :
1. Memberikan pengetahuan
tentang apa yang dimaksud dengan model Student Facilitator and Explaining.
2. Memberikan gambaran tentang
bagaimana penerapan atau pelaksanaan model pembelajaran Student Facilitator and
Explaining.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Belajar
dan Pembelajaran Matematika
Menurut Dr. Edi Prio Baskoro M.Pd., belajar adalah suatu
proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.
Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya. (Edi Prio Baskoro, 2008:1)
Proses
pembelajaran merupakan upaya mengkondisikan lingkungan agar terjadi kegiatan
belajar. Melalui proses pembelajaran, diharapkan terjadi kegiatan belajar dan
menghasilkan perubahan yang terarah ke arah positif sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diinginkan. (Eti Nurhayati, 2010:20)
Matematika
adalah ilmu atau pengetahuan yang termasuk ke dalam atau mungkin yang paling
padat dan tidak mendua arti. Pengajaran matematika itu bertujuan untuk
meluruskan dan mempermudah siswa belajar berhitung dan cabang-cabang matematika
lainnya. (Oemar Hamalik, 1991:71)
Seperti yang telah diketahui bersama
pula bahwa salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai obyek yang
bersifat abstrak dan sehingga menjadikan adanya anggapan bahwa maematika
tersebut sulit. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan
dalam mempelajari matematika, kurang menghayati dan memahami matematika dan
siswa mengalami kesulitan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari,
mungkin juga dipacu oleh kegiatan belajar mengajar di kelas yang menggunkan
metode yang dirasa membosankan bagi siswa.
Proses
belajar mengajar bagi seorang siswa khususnya dalam matematika dapat dilihat
dari tingkat pemahaman dan penguasaan materi. Keberhasilan siswa dalam
menguasai pelajaran matematika tersebut juga berkaitan erat dengan pemahaman
konsep dalam materi matematika. Rendahnya hasil belajar matematika disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain ditinjau dari tuntutan kurikulum yang lebih menekankan pada
pencapaian target, bukan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika,
serta aktivitas pembelajaran di kelas, yang mana guru aktif sementara siswa
pasif. Akibatnya, anak cenderung menerima apa adanya, tidak memiliki sikap kritis.
Selanjutnya, hal tersebut tentu akan berpengaruh kepada prestasi belajarnya
terkhusus lagi dalam pelajaran matematika.
Hampir setiap guru matematika setuju
akan pentingnya motivasi yang benar untuk mengajarkan matematika. Murid-murid,
kecuali yang memang secara alami sudah senang dengan matematika, perlu diberi
rangsangan melalui teknik dan cara pengajaran yang tepat agar senang terhadap
matematika. Hanya dengan cara yang demikian kita dapat menghilangkan
masalah-masalah seperti kegelisahan terhadap matematika, yang merupakan masalah
umum bertahun-tahun.
Murid-murid
akan belajar secara efektif jika mereka benar-benar tertarik terhadap
pelajarannya. Akan tetapi sulit bagi kebanyakan guru untuk menemukan persediaan
gagasan tentang menyampaikan matematika secara menarik. Banyak guru yang
terlibat dalam rutinitas menyampaikan materi pelajaran sehingga mereka
kehilangan waktu dan energy untuk mencari hal-hal yang dapat memotivasi
muridnya. Akan tetapi terdapat persediaan yang melimpah tentang matematika yang
menarik.
B.
Kedudukan
Guru dalam Pembelajaran
Seperti
yang kita ketahui guru mempunyai ketentuan dan syarat-syarat yang harus dia
penuhi, seperti umur, ijazah, kesehatan, kelakuan baik, tidak cacat, dan
sebagainya. Adapun kedudukan guru adalah sebagai pembantu sekolah. Tugasnya
dalam administrasi pendidikan adalah sebagi pebantu, yakni ikut melaksanakan
administrasi pendidikan yang sebenarnya khususnya di sekolah dasar.
Mungkin
pada masa lalu, tugas dan kewajiban guru hanya sebagi pengajar, yaitu menyampaikan
atau melakukan transfer ilmu pengetahuan kepada murid, memberi tugas yang
kemudian melakukan evaluasi. Namun untuk dewasa ini, keawijan guru mulai
berkembang. Dalam banyak hal pekerjaannya berhubungan erat dengan pekerjaan
seorang pengawas , kepala sekolah, pegawai tata usaha dan sebagainya yang
terkait dengan personil sekolah.
Begitu
pula, guru diharapkan memiliki kreatifitas yang tinggi, sebagaimana dikuatkan
oleh seorang ahli yaitu Gordon dalam Joice and Weill (1996) mengemukakan empat prinsip
dasar sinektik yang menentang
pandangan lama tentang kreatifitas. Pertama, kreativitas merupakan suatu yang
penting dalam kegiatan sehari-hari. Kedua, proses kreatif bukanlah sesuatu yang
misterius. Ketiga, penemuan kreatif sama dalam semua bidang, baik dalam bidang
seni, ilmu, maupun rekayasa. Keempat, menunjukan bahwa berpikir kreatif baik
secara individu maupun kelompok adalah sama. (E. Mulyana, 2008:163)
Sejalan
dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa
mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa
melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru
harus harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran
peserta didik. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang
yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan
yang sedang tumbuh, berkembang, berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini.
Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah
peserta didiknya.
Jika
guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian
cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan
kehilangan kepercayaan baik dari peserta didik, orang tua maupun masyarakat.
Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara
antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan
pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus. Disamping itu, guru masa
depan harus paham penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pengajaran
yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitiaan guru tidak
terjebak pada praktek pengajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif,
namum kenyataannya justru mematikan kreativitas para peserta didiknya. Begitu
juga, dengan dukungan hasil penelitian yang mutakhir memungkinkan guru untuk
melakukan pengajaran yang bervariasi dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan
konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung.
Gilbert Hunt menyatakan bahwa guru
yang baik harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
a.
Sifat positif
dalam membimbing siswa.
b.
Pengetahuan
yang memadai dalam mata pelajaran yang dibina.
c.
Mampu
menyampaikan materi secara lengkap.
d.
Mampu menguasai
metodologi pembelajaran.
e.
Mampu
memberikan harapan riil terhadap siswa
f.
Mampu mneguasai
manajemen kelas. (Masdudi, 2011:35)
C.
Model
Student Facilitator and Explaining
1.
Konsep
Model Student Facilitator and Explaining
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang demikian maju serta tata kehidupan masyarakat yang serba kompetitif
mengharuskan adanya upaya yang maksimal untuk mampu menyesuaikan diri.
Kemampuan menyesuaikan diri bisa dilakukan dengan baik apabila didukung
oleh pengetahuan dan keterampilan yang tinggi. Dalam kerangka inilah peranan
guru di tengah-tengah dunia pendidikan menjadi sangat penting.
Guru sebagai pendidik dapat
berfungsi sebagai Agent of Culture, juga
berfungsi selaku Agent of change. Dengan demikian guru
mempunyai tugas guna melestarikan serta mentranformasikan nilai-nilai kultural
kepada generasi muda, serta memberikan perubahan terhadap nilai-nilai
kebudayaan ke arah yang lebih baik dan berkualitas. Keberhasilan siswa
dalam mempelajari suatu materi pembelajaran (subject matter) terletak pada
kemampuan mereka (pebelajar) mengelola belajar (management of learning), kondisi belajar (condition of learning), dan membangun struktur kognitifnya pada
bangunan pengetahuan awal (prior knowledge), serta mempresentasikannya secara
benar. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dan kondisi belajar seseorang
mempengaruhi proses terbentuknya pengetahuan di dalam struktur kognitif peserta
didik. Kondisi belajar berkaitan dengan materi topik yang dipelajari (content), dan pengelolaan belajar
berhubungan dengan membangun pengetahuan.
Dewasa ini pengkajian dan pengembangan
model serta implementasi pendekatan pembelajaran telah banyak dilakukan. Hal
ini bertujuan guna mengungkapkan indikator yang paling dominan dalam
mempengaruhi cara belajar siswa lebih bermakna dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Salah satu upaya tersebut dengan menggabungkan pendekatan
pemecahan masalah (technological approach),
dan pendekatan ilmiah (scientific
approach).
Model
Student Facilitator and Explaining (bermain peran) adalah merupakan
pembelajaran dimana siswa atau peserta didik belajar mempresentasikan ide atau
pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model Student Facilitator and
Explaining (bermain peran) dilakukan dengan cara penguasaan siswa
terhadap bahan-bahan pembelajaran melalui imajinasi dan penghayatan yang
dilakukan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan yang dilakukan siswa
dengan memerankan sebagai tokoh baik pada benda hidup atau benda mati. Model
ini dapat dilakukan secara individu atupun secara kelompok. Oleh karenanya,
model ini dapat meningkatkan motivasi belajar, antusias, keaktifan dan rasa
senang dalam belajar siswa.
2. Prinsip Model
Student Facilitator and Explaining
Pembelajaran kooperatif Student Facilitator and Explaining merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik.
Salah satu model pembelajaran yang dikemukakan
oleh Adam dan Mbirimujo (1990:21) dalam Prasetyo bahwa untuk memperbanyak
pengalaman serta meningkatkan motivasi belajar yang mempengaruhi keaktifan
belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Student facilitator
and explaining. Dikatakan dari hasil penelitiannya bahwa dengan menggunakan
model pembelajaran ini dapat meningkatkan antusias, motivasi, keaktifan dan
rasa senang siswa dapat terjadi. Sehingga sangat cocok di pilih guru untuk
digunakan pada pembelajaran bahasa. Karena pada model Student facilitator and
explaining atau bermain peran ini suatu cara penguasaan siswa terhadap beberapa
ketrampilan diantaranya ketrampilan berbicara, ketrampilan menyimak ,
ketrampilan pemahaman pada teks bacaan, dan ketrampilan seni dalam memerankan
seorang tokoh sesuai konteks bacaan dalam keadaan riang. (Prasetyo, 2001:15)
Salah satu metode yang digunakan untuk
meningkatkan motivasi belajar yang mempengaruhi
keaktifan belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembeljaran kooperatif Student
Facilitator and Explaining.
Tiga tujuan
Pembelajaran Kooperatif (Mulyasa, 2004) yaitu:
1. Hasil Akademik
Pembelajaran Kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademik. Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan
baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi
siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang
mempunyai orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini , siswa kelompok
atas akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai
tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang
terdapat di dalam materi tertentu.
2.
Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Efek penting yang kedua dari Model Pembelajaran Kooperatif adalah
penerimaan yang luas terhadap orang berbeda ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan maupun ketidakmampuan.
3.
Pengembangan Keterampilan Sosial
Tujuan penting Ketiga dari Pembelajaran Kooperatif ialah mengajarkan
kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi.
Pembelajaran
matematika dengan cooperative learning dapat meningkatkan daya nalar dan
daya pikir anak serta dapat mengurangi kegiatan menghafal. Anak dapat merasakan
bahwa berpikir lebih baik dari pada menghafal sehingga mereka akan lebih
termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar matematika. Coopertive learning yang
meningkatkan hubungan kerjasama antar teman memacu anak untuk semakin maju dan bekerja
keras dan hasil dari cooperative learning akan membantu masyarakat untuk
mendapatkan seorang yang bekerja keras dan dapat bekerja sama.
3. Kelebihan dan Kelemahan Model
Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
Kelebihan
dalam model Student Facilitator and Explaining ini adalah :
(1)
Seluruh siswa
dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dalam
bekerja sama hingga berhasil.
(2)
Dapat menambah
pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa. (Prasetyo,
2001:15)
Selanjutnya
akan dipaparkan beberapa kelemahan tentang model pembelajaran Student
Facilitator and Explaining yaitu sebagai berikut:
(1)
Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang
tampil.
(2)
Banyak siswa yang kurang aktif.
4. Langkah-Langkah
Model Pembelajaran Studnt Facilitator and Explaining
Disarankan
saat guru menerapkan model SFAE, perlu diperhatikan kemampuan siswa, sebab
model ini menuntut siswa yang dapat membaca, bertanggung jawab, memiliki
kemampuan individu untuk menjadi fasilitator dan membelajarkan siswa. Guru
disarankan juga menggunakan variasi model pembelajaran sehingga siswa tidak
jenuh dan hasil belajar dapat meningkat.
Berikut
ini adalah langkah-langkah dalam model pembelajaran Student Facilitator and
Explaining :
1.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai.
2.
Guru mempresentasikan materi.
3.
Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan
kepada siswa lainnya baik melalui bagan atau peta konsep lainnya.
4.
Guru menyimpulkan pendapat atau ide siswa.
5.
Guru menerangkan atau merangkum semua materi
yang dipresentasikan itu.
6.
Penutup. (Yatim Riyanto, 2010:279)
5.
Penerapan
Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Pada Mata Pelajaran
Matematika
Berikut ini contoh penerapan Student Facilitator and Explaining pada mata pelajaran
matematika :
I.
Pokok bahasan : Segiempat (persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah
ketupat, layang-layang dan trapesium)
Pengetahuan
dasar :
·
Persegi panjang adalah segi empat yang
dapat menempati bingkainya dengan tepat empat cara dan tiap-tiap sudutnya dapat
menempati sudut yang lain secara tepat.
·
Persegi adalah segiempat yang dapat
menempati bingkainya dengan tepat delapan cara dan tiap-tiap sudutnya dapat
memenuhi sudut yang lain secara tepat.
·
Jajargenjang dibentuk dari gabungan sebuah
segitiga dan bayangannya setelah diputar setengah putaran pada titik tengah
salah satu sisi segitiga.
·
Belah ketupat dibentuk dari gabungan
segitiga sama kaki dan bayangannya oleh pencerminan terhadap alas segitiga.
·
Layang-layang dibentuk dari gabungan dua
segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan saling berimpit.
·
Trapesium adalah segiempat yang memiliki
tepat sepasang sisi berhadapan yang sejajar.
II. Kelas / semester/ waktu :
VII / II / 2 x 40 menit ( 1 pertemuan )
III. Kompetensi dasar :
·
Mengidentifikasi
sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat
dan layang-layang.
IV. Hasil belajar dan tugas & penilaian
Hasil Belajar
|
Tugas dan Penilaian
|
Siswa
memahami pengertian persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah
ketupat dan layang-layang.
|
1. Sebutkan pengertian dari
bangun segi empat.
Ø Persegi
panjang?
Ø Persegi?
Ø Trapesium?
Ø Jajargenjang?
Ø Belah
ketupat?
Ø Layang-layang?
|
Siswa
memahami sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah
ketupat dan laying-layang
|
2. Gambarlah bangun segi empat,
amati bentuknya.
Ø
Sebutkan sifat-sifat segi empat?
Ø
Sebutkan garis yang sejajar, garis diagonal dan
garis yang sama panjang pada bangun segi empat?
Ø
Siswa mampu mengenali sifat-sifat pada bnagun segi
empat
|
Siswa
mampu menentukan rumus keliling dan luas bangun segi empat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah
|
3. Siswa menyiapkan bentuk
gambar segi empat
Ø
Bagaimana rumus keliling bangun segi empat?
Ø
Bagaimana rumus luas bangun segi empat?
Ø
Siswa menyebutkan barang yang menyerupai bentuk segi
empat?
Ø
Siswa Menghitung panjang dan lebar bentuk segi
empat?
Ø
Siswa menghitung keliling dan luas bentuk segi
empat?
|
V. Keterampilan
yang diharapkan
·
Disiplin ( Discipline )
·
Rasa hormat dan
perhatian ( respect )
·
Tekun ( diligence )
·
Tanggung jawab (
responsibility )
VI.
Langkah-langkah Kegiatan Penerapan Model Pembelajaran Student
Facilitator and Explaining
a.
Pendahuluan :
·
Apersepsi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
·
Memotivasi siswa dengan memberi
penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
·
Membahas PR.
b.
Kegiatan Inti
·
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1.
Siswa diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh
guru mengenai pengertian jajargenjang, persegi, persegi panjang, belah ketupat,
trapesium, dan layang-layang menurut sifatnya serta mengenai sifat-sifat segi
empat ditinjau dari sisi, sudut, dan
diagonalnya, mengetahui rumus mencari luas dan keliling pada bagun ruang datar
segi empat kemudian antara peserta didik
dan guru mendiskusikan materi tersebut (Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika
Kelas VII Semester 2.
2.
Siswa mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan pengertian jajargenjang, persegi, persegi panjang, belah
ketupat, trapesium, dan layang-layang menurut sifatnya serta mengenai
sifat-sifat segi empat ditinjau dari sisi,
sudut, dan diagonalnya dan .
3.
Siswa dan guru secara bersama-sama membahas contoh
dalam buku paket mengenai mengetahui rumus mencari luas dan keliling pada bagun
ruang datar segi empat.
4.
Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan
kepada siswa lainnya baik melalui bagan atau peta konsep lainnya.
Persegi
panjang:
Persegi:
Trapesium:
Jajar genjang:
Belah
Ketupat:
Layang-layang:
·
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Siswa mengerjakan
beberapa soal dari “Bekerja Aktif“ dalam buku paket mengenai penamaan bangun
datar berdasarkan bentuk bangun datar, pengisian sifat-sifat yang terdapat pada
jajar genjang, peregi, persegi panjang, dan belah ketupat, dan penyusunan
pengertian jajargenjang, peregi, persegi panjang, dan belah ketupat, mengenai
pengguntingan bentuk jajargenjang, peregi, persegi panjang, dan belah ketupat
yang digambar pada kertas berpetak, mengenai sifat-sifat jajar genjang,
persegi, persegi panjang dan belah ketupat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya, serta mengenai
sudut-sudut dalam bangun datar, mengenai penentuan sifat-sifat dari trapesium
siku-siku, trapesium sama kaki, dan trapesium sembarang, dan 0 mengenai
penentuan sifat-sifat dari layang-layang, kemudian peserta didik dan guru
secara bersama-sama membahas jawaban soal tersebut.
2. Siswa mengetahui
rumus mencari luas dan keliling pada bagun ruang datar segi empat.
3. Siswa mengerjakan
soal-soal dari “Cek Pemahaman“ dalam buku paket mengenai bentuk bangun datar
(segi empat, jajargenjang, layang-layang, segi enam, trapesium, belah ketupat),
kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal
tersebut.
4. Siswa mengerjakan
beberapa soal dalam buku paket.
5. Siswa mengerjakan
beberapa soal dari “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan“ dalam buku paket
mengenai pengertian jajargenjang, persegi, persegi panjang, belah ketupat,
trapesium, dan layang-layang menurut sifatnya serta mengenai sifat-sifat segi
empat ditinjau dari sisi, sudut, dan
diagonalnya, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
beberapa jawaban soal tersebut.
· Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1. Guru bertanya
jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
2. Guru bersama
siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
c.
Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1. Bersama-sama
dengan siswa dan atau sendiri membuat rangkuman atau simpulan pelajaran;
2. Melakukan
penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram;
3. Memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4. Merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa;
VII.
Sumber bacaan
·
Matematika untuk SMP kelas VII edisi 4 ( Penerbit: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional)
·
Buku matematika lainnya sebagai referensi mengenai
segi empat
VIII.
Pengayaan
Siswa dapat melakukan kegiatan
tambahan berikut ini untuk lebih lanjut memahami bagaimana menghitung keliling
dan luas suatu bangun segi empat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pembelajaran
kooperatif Student Facilitator and Explaining merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik.
Model Student Facilitator and Explaining (bermain peran)
adalah merupakan pembelajaran dimana siswa atau peserta didik belajar
mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model Student
Facilitator and Explaining (bermain peran) dilakukan dengan cara
penguasaan siswa terhadap bahan-bahan pembelajaran melalui imajinasi dan
penghayatan yang dilakukan siswa.
B.
Saran
Puji syukur ke-Hadirat-Nya karena makalah ini
dapat selesai tepat pada waktunya. Namun, penyusun sadar bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Permohonan maaf yang sebesar-besarnya karena
tentu dalam makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan. Sehingga kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
0 komentar:
Posting Komentar