Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Mata
pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam
membelajarkan matematika kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma
pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung
berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi
pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta
didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam membelajarkan
matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi
pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan
pembelajaran yang direncanakan akan tercapai.
Perlu diketahui bahwa baik atau
tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan
pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta
didik (siswa), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan
sumber-sumber belajar yang ada.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa pertanyaan terkait model pembelajaran talking stick, yaitu:
1. Apa itu model pembelajaran talking stick?
2. Bagaimana cara pembelajaran talking stick?
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa pertanyaan terkait model pembelajaran talking stick, yaitu:
1. Apa itu model pembelajaran talking stick?
2. Bagaimana cara pembelajaran talking stick?
Bab II
PEMBAHASAN
1. Konsep tentang
Belajar dan Pembelajaran
Belajar bagi sebagian orang
diartikan sebagai suatu tindakan atau perbuatan mengumpulkan atau menghafalkan
fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/ materi pelajaran. Namun
demikian, belajar sesungguhnya bukan hanya terbatas pada pengertian di atas.
Menurut Syah (2006:56) belajar adalah suatu perubahan tingkah laku. Sedangkan
Catharina (2004:3) belajar adalah “…proses penting bagi perubahan prilaku
manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan”.
Darsono (2000:24) mengemukakan bahwa
“belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan
tingkah laku”. Senada dengan pengertian di atas, Slameto (2003:2) mengartikan
belajar adalah “…suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan Hakim
(2000:1), mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan didalam
kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan,
sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain - lain
kemampuan.
Dari beberapa pengertian tentang
belajar di atas, disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu perubahan pada dirinya untuk
lebih baik, baik dalam tingkah laku (perilaku) ataupun untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan yang lebih luas lagi.
Jika belajar sebagaimana diuraikan
di atas lebih ditekankan kepada adanya perubahan tingkah laku pada diri murid,
maka pembelajaran lebih mengarah pada upaya guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran melalui strategi, metode dan teknik tertentu dalam pelaksanaan
pembelajaran kepada murid.
Terkait dengan hal tersebut, maka
pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu juga,
harus disesuaikan dengan jenis materi pelajaran, tingkat peebedaan individu dan
karakteristik murid, serta situasi atau kondisi dimana proses pembelajaran
tersebut akan berlangsung. Dengan demikian, jelaslah bahwa yang dimaksud
pembelajaran dalam hal ini adalah suatu proses atau kegiatan belajar mengajar
dan berhubungan dengan metode mengajar ditinjau dari aspek pelaksana pembelajaran,
yaitu guru.
Dalam pelaksanaan pembelajaran
sendiri, dikenal banyak jenis metode dan teknik pembelajaran yang dapat
digunakan oleh guru, tetapi tidak semua sama efektifnya dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Untuk itu dibutuhkan kreativitas guru dalam
memilih dan mengembangkan metode atau teknik pembelajaran sesuai dengan
kurikulum materi pelajaran yang diajarkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka
Mager (Hamzah, 2009:8) mengemukakan beberapa kriteria yang dapat digunakan
dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu:
1.Beorientasi pada tujuan
pembelajaran. Tipe perilaku apa yang diharapkan dapat dicapai oleh murid.
Skenario pembelajaran disusun berdasarkan indikator dan kegiatan pembelajaran
yang terlampir dalam silabus, bahkan guru dapat mengembangkannya.
2.Pilih teknik pembelajaran yang
sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti.
Pelatihan dan pengembangan keterampilan murid perlu ditekankan dalam proses
pembelajaran.
3.Mempergunakan media pembelajaran
sebagai stimulus dan ransangan pada indera murid. Media yang digunakan haruslah
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam satu kompetensi dasar yang
diajarkan.
2. Methode
Talking Stick
a. sejarah talking stick
Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku), sebagaimana dikemukakan Carol Locust berikut ini :The talking stick has been used for centuries by many Indian tribes as a means of just and impartial hearing. The talking stick was commonly used in council circles to decide who had the right to speak. When matters of great concern would come before the council, the leading elder would hold the talking stick, and begin the discussion. When he would finish what he had to say, he would hold out the talking stick, and whoever would speak after him would take it. In this manner, the stick would be passed from one individual to another until all who wanted to speak had done so. The stick was then passed back to the elder for safe keeping.
Artinya:
Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh suku–suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke ketua/pimpinanrapat.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian.
b. pengertian
Menurut Hamalik (2007:65), berbagai
pendekatan dalam pembelajaran yang harus diketahui guru dapat dilakukan dengan
empat cara, yaitu: “a) Pembelajaran penerimaan (reception learning), b)
pembelajaran penemuan (discovery learning),
c) pembelajaran penguasaan (mastery learning), dan d) Pembelajaran
terpadu (unit learning). Keempat pendekatan pembelajaran ini dapat
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran”.
Sedangkan untuk melaksanakan
pembelajaran dibutuhkan suatu metode sebagai alat pencapaian tujuan
pembelajaran. Depdiknas (2008:10) menjelaskan bahwa yang dimaksud metode
adalah, “…upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi
menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu”.
Merujuk pada defenisi istilahnya,
metode talking stick dapat diartikan sebagai metode pembelajaran bermain
tongkat, yaitu pembelajaran yang drancang untuk mengukur tingkat penguasaan
materi pelajaran oleh murid dengan menggunakan media tongkat.
Metode Talking Stick adalah
metode pembelajaran yang dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang diiinginkan. Talking Stick sebagaimana dimaksudkan penelitian ini,
dalam proses belajar mengajar di kelas berorientasi pada terciptanya kondisi
belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa
yang lainnya pada saat guru menjelaskan materi pelajaran dan selanjutnya
mengajukan pertanyaan. Saat guru selesai mengajukan pertanyaan, maka siswa yang
sedang memegang tongkat itulah yang memperoleh kesempatan untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Hal ini dilakukan hingga semua siswa berkesempatan
mendapat giliran menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
Teknis pelaksanaan metode Talking
Stick sebagai mana tercantum dalam buku panduan materi sosialisasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan
Nasional 2006 dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan sebuah tongkat, 2) Guru menyampaikan
materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca dan mempelajari materi, 3) Setelah selesai membaca materi
pelajaran, siswa diperintahkan untuk menutup buku, 4) Guru
mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan
pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian
seterusnya hingga seluruh siswa mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan guru, 5) Guru
memberikan kesimpulan, 6) Melakukan evaluasi, dan 7) Menutup
pelajaran.
b.
Langkah-langkah pembelajaran talking stick
Menurut Suherman (2006:84) sintaks
pembelajaran talking stick adalah sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan tongkat.
2) Guru menyajikan materi pokok.
3) Siswa menbaca materi lengkap pada
wacana.
4) Guru mengambil tongkat dan
memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab
pertanyaan dari guru.
5) Tongkat diberikan kepada siswa
lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan seterusnya.
6) Guru membimbing siswa.
7) Guru dan siswa menarik kesimpulan
8) Guru melakukan refleksi proses
pembelajaran, dan
9) Siswa diberikan evaluasi.
c.
Kebihan Dan Kelemahan Metode Talking Stick
Dalam
metode ini terdapat beberapa kelebihan, dan kekurangan
antara
lain:
Kelebihan
:
a.
Menguji kesiapan siswa
b.
Melatih siswa memahami materi dengan cepat
c.
Agar lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum pelajaran dimulai)
Kelemahan
:
a.
Membuat senam jantung.30
Selain
kelemahan di atas metode ini mempunyai kelemahan
antara
lain: membuat sisiwa tegang, ketakutan akan pertanyaan yang
akan di berikan oleh guru
PENUTUP
Kesimpulan
Pembelajaran menggunaka talking
stick yaitu pembelajaran yang menggunakan tongkat untuk berbicara dapat
membantu pembelajaran matematika dan siswa akan dengan cepat menguasai
pembelajaran karna terdorong oleh permainan yang dilakukan dalam pembelajaran talking
stik
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail.
(2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta: Proyek
Peningkatan Mutu SLTP.
Sri
Wardhani. (2006). Contoh Silabus dan RPP Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG
Matematika.
Tim
PPPG Matematika. (2003). Beberapa Teknik, Model dan Strategi Dalam
Pembelajaran
Matematika. Bahan Ajar Diklat di PPPG Matematika, Yogyakarta: PPPG Matematika.
Widowati,
Budijastuti. 2001 Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri
Surabaya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk
menyelesaikan makalah ini. dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas
mata kuliah ilmu komputer ,yaitu struktur data. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
Cirebon, desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR………………………………………………………….I
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..II
PENDAHULUAN……………………………………………………………..1
LATAR BELAKANG
MASALAH…………………………………………….1
RUMUSAN MASALAH………………………………………………….……1
PEMBAHASAN…………………………………………………………………..2
KONSEP TENTANG
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN…………………….2
METHODE TALKING
STICK…………………………………………………….4
SEJARANG…………………………………………………………………………..4
PENGERTIAN………………………………………………………………………5
KELEBIHAN DAN
KELEMAHAN………………………………………………7
PENUTUP………………………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………9
0 komentar:
Posting Komentar