BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran matematika perlu diberikan
kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali mereka
dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta
kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika kepada siswa, apabila
guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam
pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke
siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran monoton sehingga
mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa.
Oleh karena itu, dalam membelajarkan
matematika kepada siswa, hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan,
strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang
direncakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu
pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian
dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik, kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang
ada.
Cooperative Learning sebagai salah model
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran merupakan salah
satu model pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai alternatif langkah untuk
mengatasi permasalahan diatas. Cooperative Learning yang memiliki
berbagai tipe sangat memungkinkan dilakukan dengan menyesuaikan kondisi siswa,
sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu
sendiri.
Salah satu dari tipe Cooperative Learning adalah tipe TAI (Team
Assited Individualization) yang dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar
siswa secara individual.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Model Pembelajaran
Team Assisted Individualization (TAI)?
2. Bagaimana prinsip Model Pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI)?
3. Bagaimana langkah-langkah dari Model
Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)?
4. Apa saja kelebihan dan kelemahan Model
Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)?
5. Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran matematika?
C. Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan pengertian Model
Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).
2. Menjelaskan prinsip Model Pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI).
3. Menyebutkan langkah-langkah dari Model
Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan Model
Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).
5. Mengaplikasikan Model Pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Team Assisted Individualization
Pembelajaran
kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan
keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini
dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh
karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan
masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual
belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar
individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas
oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas
keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Terjemahan bebas dari TAI
adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan karaktristik bahwa
tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun
pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru.(Suyatno, 2009: 57)
Slavin (Widdiharto, 2006: 19) membuat model ini dengan beberapa alasan.
Pertama, model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program
pengajaran individual. Kedua, model ini memberikan tekanan pada efek sosial
dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program
pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual.
Pola
komunikasi guru adalah negoisasi dan bukan imposisi-intruksi.
Sintak BidaK: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif. (Suyatno, 2009: 58)
Sintak BidaK: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif. (Suyatno, 2009: 58)
Dari
hasil kajian pustaka yang penulis lakukan, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
antara pembelajaran TAI (Team Assisted Indivualization) dengan TAI (Team
Accelerated Instruction). Perbedaan terletak pada pemberian bahan ajar untuk
siswa. Pada TAI Assisted bahan ajar yang diberikan terhadap suatu kelompok
tidak membedakan kemampuan individu. Sedangkan pada TAI Accelerated bahan ajar
yang diberikan pada masing-masing individu dalam kelompok dibedakan sesuai
dengan kemampuan, siswa dengan kemampuan bagus memperoleh bahan ajar dengan
tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding siswa yang memiliki kemampuan
kurang.
Model pembelajaran tipe TAI ini memiliki 8 komponen, kedelapan komponen tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Teams yaitu pembentukan
kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa.
b. Placement Test yaitu pemberian
pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru
mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
c. Student Creative yaitu melaksanakan
tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan dimana keberhasilan individu
ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.
d. Team Study yaitu tahapan tindakan
belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan
secara individual kepada siswa yang membutuhkan.
e. Team Score and Team Recognition yaitu pemberian score terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan
kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan
kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
f. Teaching Group yaitu pemberian materi
secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
g. Fact test yaitu pelaksanaan
tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
h. Whole-Class Units yaitu pemberian materi
oleh guru kembali diakhiri waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah
(Suyitno, 2004: 8).
Unsur-unsur
yang perlu diperhatikan dalam Team
Assisted Individualization, Robert E. Slavin (dalam Kurniati 2007:25)
adalah sebagai berikut.
1.
Team (kelompok)
Peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 sampai
5 orang peserta didik dengan kemampuan yang berbeda.
2.
Tes Penempatan Peserta didik diberi
tes di awal pertemuan, kemudian peserta didik ditempatkan sesuai dengan
nilai yang didapatkan dalam tes, sehingga didapatkan anggota yang heterogen
(memiliki kemampuan berbeda) dalam kelompok.
3.
Langkah-langkah Pembelajaran.
Dasar
pemikirannya adalah untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individual
yang berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa. Dasar
pemikiran dibalik individual pengajaran pelajaran matematika adalah bahwa para
siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, motivasi yang sangat beragam.
Ketika guru menyampaikan sebuah pelajaran kepada bermacam – macam kelompok,
besar kemungkinan ada sebagian siswa yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk
mempelajari pelajaran tersebut, dan akan gagal memperoleh manfaat dari metode
tersebut.
Akan
tetapi, hampir semua siswa belajar dalam kelompok – kelompok kelas, dan bukan
dalam sesi – sesi pengajaran individual. Individualisasi dalam pengajaran di
kelas menuntut biaya yang yang terkait dengan efisiensi pengajaran yang mungkin
setara ataupun bisa menurunkan efisiensi yang di sebabkan oleh penggunaan
pengajaran satu tingkat atau satu taraf kemampuan.
TAI
dirancang untuk memuaskan kreteria berikut ini untuk menyelesaikan masalah –
masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual:
☻
Dapat meminimalisir keterlibatan
guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.
☻
Guru setidaknya akan menghabiskan
separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok – kelompok kecil.
☻
Para siswa akan termotivasi untuk
mempelajari materi – materi yang diberikan dengan cepat dan akurat.
☻
Tersediannya banyak cara pengecekan
penguasaan supaya para siswa jarang menghabiskan waktu mempelajari kembali materi
yang sudah mereka kuasai.
☻
Para siswa akan dapat melakukan
pengecekan satu sama lain, sekalipun bila siswa yang dicek dalam rangkaian
pengajaran.
Ciri-ciri
model pembelajaran TAI (Team Assisted-Individualization atau Team Accelerated):
§ Belajar bersama dengan teman
§ Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman
§ Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok
§ Belajar dari teman sendiri dalam kelompok
§ Belajar dalam kelompok kecil
§ Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat
§ Keputusan tergantung pada mahasiswa sendiri
§ Mahasiswa aktif. Dan yang paling utama adalah setiap siswa secara
individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru.
B. Prinsip Model Team Assisted
Individualization
Pada
TAI, siswa masuk dalam sebuah urutan kemampuan individual sesuai dengan hasil
tes penempatan dan kemudian maju sesuai dengan kecepatannya sendiri. Pada
umumnya, anggota tim bekerja pada unit-unit bahan ajar yang berbeda. Siswa
saling memeriksa pekerjaan teman sesama tim dengan dipandu oleh lembar jawaban
dan saling membantu dalam memecahkan setiap masalah. Tes unit akhir dikerjakan
tanpa bantuan teman sesama tim dan diskor segera.
Karena siswa memiliki tanggung jawab untuk saling memeriksa
pekerjaan mereka dan mengelola aliran bahan ajar, guru dapat menggunakan
sebagian besar waktu pelajaran untuk mempresentasikan pelajaran kepada
kelompok-kelompok kecil siswa yang berasal, dari berbagai tim yang sedang
bekerja pada pokok bahasan yang sama pada urutan pelajaran matematika.
Misalnya, guru dapat memanggil siswa-siswa yang sedang bekerja pada pokok
bahasan desimal, mempresentasikan sebuah pelajaran tentang desimal, dan
kemudian meminta siswa-siswa tersebut kembali ketim mereka untuk mengerjakan
masalah desimal. Kemudian guru dapat memanggil siswa yang sedang
bekerja pada pokok bahasan pecahan, dan seterusnya.
TAI memiliki
dinamika motivasi sebanyak yang memiliki STAD dan TGT. Siswa terdorong dan
saling membantu satu sama lain agar berhasil karena mereka ingin tim mereka
berhasil. Tanggung jawab individual terjamin karena satu-satunya skor yang
diperhitungkan adalah skor tes final, dan siswa mengerjakan tes tersebut tanpa
bantuan teman sesama tim. Siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil
karena semua siswa telah ditempatkan sesuai dengan tingkat pengetahuan awal
mereka.
Bagaimana
pun juga, individualisasi yang merupakan bagian dari TAI tersebut membuat TAI
jelas berbeda dari STAD dan TGT. Dalam pelajaran hampir seluruh konsep dibangun
diatas konsep sebelumnya. Bila konsep-konsep sebelumnya tersebut belum
dikuasai, konsep-konsep berikutnya akan sulit atau tidak mungkin dipelajari
seorang siswa yang tidak dapat mengurangi atau mengalilkan akan gagal memahami
pembagian panjang,seorang siswa yang tidak memahami konsep-konsep pecahan akan
gagal untuk memahami apakah suatu desimal itu,dan seterusnya. Dalam TAI, siswa
bekerja pada kecepatan mereka sendiri, sehingga apabila mereka lemah dalam
keterampilan-keterampilan prasyarat mereka, mereka terlebih dahulu dapat
membangun sebuah landasan kuat berupa keterampilan prasyarat tersebut sebelum
mereka belajar pokok bahasan lebih tinggi.
C.
Langkah-langkah
Model Team Assisted Individualization
Langkah-Langkah
Pembelajaran Kooperatif Type TAI. Uraian tentang langkah-langkah pembelajaran
kooperatif type TAI dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu TAI dalam artian Accelerated dan TAI dalam artian
Assisted. Dalam penulisan lebih banyak dibahas adalah TAI dalam artian Assisted.
1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Accelerated
Instruction)
Kegiatan
belajar dengan model ini dimulai dengan guru membagi kelas menjadi beberapa
kelompok. Biasanya antara 4-5 siswa di setiap kelompoknya. Masing-masing siswa
memperoleh bahan ajar yang berbeda-beda disesuaikan dengan kemampuan siswa.
Siswa berkemampuan tinggi mendapatkan bahan ajar yang berbeda dengan siswa
berkemampuan rendah. Selanjutnya, siswa diminta mengerjakan beberapa soal.
Tentu saja dengan kualitas yang berbeda pula sesuai dengan kemampuan siswa.
Setelah
selesai mengerjakan soal, hasil kerja siswa dalam kelompok dikumpulkan menjadi
satu dan dikoreksi silang dengan kelompok lain. Satu hal yang harus
diperhatikan adalah soal siswa berkemampuan tinggi harus dikoreksi oleh siswa
berkemampuan tinggi juga. Demikian juga dengan soal untuk siswa berkemampuan
sedang dan rendah. Jika hasil yang diperoleh memenuhi kritertia ketuntasan yang
telah ditetapkan, maka siswa tersebut berhak mengikuti tes akhir. Bagi siswa
yang belum memenuhi standar tersebut akan diberikan beberapa soal lagi yang
tentu saja harus setara dengan soal sebelumnya sampai akhirnya memperoleh nilai
yang diinginkan guru.
2. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization)
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk
mendapatkan skor dasar atau skor awal.
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 –
5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi,
sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku
yang berbeda serta kesetaraan jender.
d.
Hasil belajar siswa secara
individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota
kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
e.
Guru memfasilitasi siswa dalam
membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran
yang telah dipelajari.
f.
Guru memberikan kuis kepada siswa
secara individual.
g.
Guru memberi penghargaan pada
kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari
skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
D. Kelebihan dan Kelemahan Team Assisted Individualization
§
Kelebihan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TAI :
1. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah.
2. Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok.
3. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dalam keterampilannya.
4. Adanya rasa tanggung jawab dalm kelompok dalam menyelesaikan
masalah.
5. Menghemat presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif
§
Kelemahan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TAI
Di samping kelebihan, model pembelajaran kooperatif tipe TAI juga
memiliki kelemahan. Adapun kelemahan model pembelajaran ini adalah:
1. Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantung
pada siswa yang pandai.
2. Tidak ada persaingan antar kelompok.
3. Tidak semua materi dapat diterapkan pada metode ini.
4. Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka proses
pembelajarannya juga berjalan kurang baik.
5. Adanya anggota kelompok yang pasif dan tidak mau berusaha serta
hanya mengandalkan teman sekelompoknya.
E. Penerapan Model Team Assisted Individualization
Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini di lakukan berdasarkan langkah-langkah pada
model pembelajarannya. Langkah-langkah yang dilakukan berdasarkan urutan pada
langkah-langkah model pembelajaran yang berarti Team
Assisted Individualization.
Pada mata pelajaran Matematika saya ingin
menerapkan model pembelajaran TAI ini pada materi segiempat dan segitiga dimana
dengan model pembelajarnnya ini diharap siswa dapat menghitung keliling
segitiga dan segiempat, menghitung luas dan memecahkan masalah tentang luas dan
keliling segiempat dan segitiga.
Sesuai dengan langkah-langkah dari model
pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization), penerapannya
adalah :
1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi tentang segiempat dan segitiga secara individual yang sudah dipersiapkan.
2. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk
mendapatkan skor dasar atau skor awal.
Mater untuk pengecekan kemampuan prasyarat atau skor awal :
Guru menunjuk secara acak kepada siswa, agar menyebutkan minimal bagian
dari setiap nomer yang ditanyakan.
a. Sebutkan bangun-bangun datar yang kamu
kenal.
b. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh
persegipanjang.
c. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh
persegi.
d. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh
segitiga.
e. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh
jajargenjang.
f. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh
belah ketupat.
g. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh
layang-layang.
h. Jika ada suatu taman yang berbentuk persegi
panjang, kemudian kamu diminta untuk berjalan cepat mengelilingi taman tersebut, apakah kamu dapat menghitung keliling taman tersebut?
A D
B C
3. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 –
5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi,
sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku
yang berbeda serta kesetaraan jender.
4.
Setiap siswa menyelesaikan tugas berupa soal-soal yang berkaitan dengan keliling dan luas segitiga dan segiempat
pada lembar kerja siswa (LKS)
yang sudah disediakan oleh guru secara individual. Guru
mengamati kerja setiap
siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan seperlunya.
Lembar kerja siswa (LKS)
Topik : Menentukan
keliling segitiga dan segiempat.
Kelas : VII
Anggota
Kelompok :
Petunjuk
§ Kerjakan soal-soal berikut
ini sendiri dan tidak berdiskusi dengan
teman yang lain dalam waktu 80 menit.
§ Setelah selesai, diskusikanlah
pekerjaanmu dengan temanmu dalam
satu kelompok.
§ Jika menurut kamu
terdapat kesalahan, tunjukkanlah
dan bahas bersama
dengan temanmu sehingga diperoleh jawaban yang benar.
§ Diskusikan kesulitan yang
ditemui. Jika dalam
kelompokmu belum diperoleh jawabannya, tanyakan pada guru
jawabannya, tetapi berusahalah semaksimal mungkin terlebih dahulu.
A. Menentukan keliling segitiga dan segiempat
Untuk menentukan
keliling sebuah segitiga,
kamu harus mengetahui
terlebih dahulu panjang dari
ketiga sisi segitiga. Mengapa?
1.
Perhatikan gambar segitiga ABC di bawah :
C
A B
Pakailah penggaris untuk mengukur
panjang dari masing-masing sisinya.
AB = ........
cm
BC =
........ cm
AC =
........ cm
a. Berapakah
keliling segitiga ABC tersebut?
Jawab: ........................................................................................
b. Bagaimana rumusan keliling segitiga ABC, jika AB = c cm, BC = a
cm, dan AC = b cm?
Keliling segitiga ABC = K =
............ + .............. + ....................
Untuk menentukan
keliling sebuah segiempat, kamu harus mengingat kembali segiempat yang telah kamu kenal, di
antaranya persegi panjang, persegi, belah ketupat, trapesium, jajargenjang dan
layang-layang. Bagaimanakah cara menghitung keliling segiempat?
Jawab: ....................................................................................................
2.
Perhatikan gambar persegipanjang
ABCD berikut
D C
A B
Keliling
persegi panjang adalah jumlah dari panjang semua sisi-sisinya. Jadi, keliling
persegi panjang ABCD = AB + BC + CD + AD = p + p + l + l = 2p + 2l .
3.
Perhatikan gambar jajargenjang ABCD
berikut
D C
15 cm
A B
Bagaimana
menghitung keliling jajargenjang ABCD? Keliling jajargenjang ABCD = AB + BC + CD + AD
= …………. + ………….+ .............+..............
4.
Pak Agus mempunyai rumah berbentuk
seperti gambar di bawah ini. Pak Agus ingin membuat pagar yang mengelilingi
rumahnya.
14 cm
8 cm 10 cm
6
cm
a.
Bagaimanakah caramu menghitung
keliling rumah pak Agus?
Jawab: .............................................................................................
b.
Berapakah panjang pagar yang
mengelilingi rumah pak Agus?
Jawab: …….....................................................................................
5.
Pak Anwar mempunyai sebidang tanah
berbentuk segitiga siku-siku sama kaki seperti gambar di bawah ini. Di
sekeliling kebun itu akan dibentuk pagar.
C
A 8 cm B
a.
Tentukan panjang pagar yang
dibutuhkan!
Jawab: .............................................................................................
b.
Jika
harga pembuatan pagar
Rp80.000,00 per meter,
tentukan harga pembuatan pagar
seluruhnya!
Jawab : ……………………………………………………………
B.
Menentukan luas
bangun segitiga dan segiempat
1.
Pernahkah kamu melihat perahu
layar? Luas seluruh layar dari sebuah
perahu sangat penting. Makin besar luas layar maka makin cepat perahu berlayar.
Layar pada perahu bentuknya adalah segitiga. Bagaimana cara menentukan luas
segitiga?
Perhatikan
persegipanjang ABCD
A D
tinggi
C alas E
Persegipanjang ABCD dibagi menjadi dua segitiga yang sama
besar
Luas persegi
panjang = alas × tinggi
2 luas
segitiga = luas
persegipanjang
2 luas
segitiga = alas × tinggi
Luas segitiga =
Jadi dapat disimpulkan
bahwa
Luas segitiga = × alas × tinggi
2.
Tentukan luas segitiga jika
diketahui alas = 15 cm dan tingginya =
16 cm!
Jawab:
....................................................................................................
3.
Selanjutnya perhatikan gambar
layang-layang ABCD.
Luas
layang-layang ABCD = 2 × luas segitiga
ABD
= 2 × ( × BD × AO)
= × 2AO × BD
= × BD × AC
dengan AC dan
BD adalah diagonal layang-layang ABCD.
4.
Andi hendak membuat layang-layang seperti gambar
di atas. Ukuran layang-layang itu adalah AC = 60 cm dan
BD = 90 cm. Berapa cm2 kertas yang dibutuhkan Andi?
Jawab : ………………………………………………………………….
5.
Hasil belajar siswa secara
individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota
kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
6.
Guru memfasilitasi siswa dalam
membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari.
7.
Guru memberikan kuis kepada siswa
secara individual.
KUIS
1.
Gambar dibawah ini adalah persegi panjang dan persegi. Jika luas persegi
panjang = kali luas persegi, maka lebar persegi panjang
adalah . . .
7,5 cm 7,5 cm
2.
Jika keliling laying-layang ABCD = 42 cm dan panjang AD = AB, maka panjang AB adalah . . .
3.
Sebidang tanah berbentuk jajar genjang dengan ditanahnya akan ditanami
pohon-pohon, dimana jarak antara dua pohon yang berdekatan adalah 1 meter.
Berapa banyak pohon yang dapat ditanam?
(Willa Adrian Soekotjo Loedi, 2008 :
345)
8. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya
(terkini).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model Pembelajaran tipe TAI ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran
kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan
pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada
tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran
yang sudah dipersiapkan oleh guru.
Dengan Langkah-langkahnya adalah :
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi.
b. Guru memberikan kuis secara individual (prasyarat)
c. Guru membentuk beberapa kelompok.
d.
Hasil belajar siswa secara
individual didiskusikan dalam kelompok.
e.
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat
rangkuman.
f.
Guru memberikan kuis kepada siswa
secara individual.
g.
Guru memberi penghargaan pada
kelompok berdasarkan skor tertinggi.
Model pembelajaran tipe TAI bias diterapkan
pada materi matematika kelas VII dengan topic pembahasannya adalah bangun
segiempat dan segitiga.
B. Saran
Semua model pembelajaran itu baik,
tergantung sama kita dalam mempraktikkannya dan kecocokan dalam materi matematikanya.
Model Pembelajaran TAI ini merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan,
dengan model ini buan hanya guru yang menjadi pusat tetapi siswa juga yang
menjadi pusat. Diharapkan dengan munculnya model pembelajaran ini, dunia
pendidikan semakin maju dan berkembang dan memcetak generasi baru yang
kompeten.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniati,
Ana. 2007. Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Assisted Individualization (TAI) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP N 1 Ngadirejo Temanggung. Skripsi
(tidak diterbitkan). Semarang: Univesitas Negeri Semarang.
Loedji,
Willa Adrian Soekotjo. 2008. Pelajaran Matematika Bilingual untuk SMP/MTS
Kelas VII. Bandung : Yrama Widya.
Suyatno.
2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka
Suyitno,
Amin. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang:
FMIPA UNNES.
Widdiharto,
Rachmadi. 2006. Model-model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta:
PPPG Matematika
Wanda Rizky Febriyanto. http://www.batikguru.com/2011/10/model-pembelajaran-tipe-tai.html. Diunduh tanggal 06/12/2012 pukul
19.45
Widyantini. p4tkmatematika.org/downloads/.../PPP_Pembelajaran_Kooperatif.pdf.
Diunduh tanggal 06/12/2012 pukul 19.50
0 komentar:
Posting Komentar