BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan sekarang dituntut untuk senantiasa melakukan inovasi dalam pembelajaran, dalam berbagai aspek. mulai dari visi, misi, tujuan, program, layanan, metode, teknologi, proses, sampai evaluasi. Bagi seorang Pendidik, pemilihan model pembelajaran hendaknya dilakukan secara cermat, agar pilihan itu tepat atau relevan dengan berbagai aspek pembelajaran yang lain, efisien dan menarik. Model Elaborasi pengajaran pada awalnya dikemukakan oleh Reigeluth dan Stein (1983). Teori Elaborasi yang memiliki komponen yaitu: urutan elaborative urutan utama pembelajaran, rangkuman (summarizer), sintesis (syntherizer), analogi, pengaktif strategi kognitif (cognitive strategy activator) dan kontrol belajar memberikan kemungkinan yang sangat luas untuk mewujudkan kompetensi tersebut .
Dengan model ini dapat dilakukan penstrukturan materi pelajaran berdasarkan kompetensi yang akan dibina, demikian pula pengElaborasian topik secara optimal sesuai kebutuhan, melaksanakan proses pembelajaran yang berorientasi pada paradigma baru, dengan peristiwa-peristiwa pembelajaran seperti memberikan rangkuman, sintesa dan analogi, serta senantiasa mengaktifkan strategi kognitif dan memberikan kebebasan peserta didik.
Lebih dari itu, sebaik apa pun materi pelajaran yang dipersiapkan tanpa diiringi dengan model dan metode pembelajaran yang tepat, pembelajaran tidak akan mendatangkan hasil yang maksimal. Strategi pembelajar Elaborasi adalah strategi belajar yang menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang seseorang sudah ketahui sebelumnya. Model Elaborasi secara eksklusif membicarakan mengenai makro level yang menggambarkan metode yang berkaitan dengan hubungan beberapa ide, seperti bagaimana merangkaikan ide-ide tersebut.
Makalah ini mencoba membahas Model belajar Elaborasi sebagai teori yang dapat memberikan wahana baru bagi pendidik dan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran ini efektif digunakan apabila ide yang ditambahkan sesuai dengan penyimpulan. Implikasi dari strategi belajar ini akan mendorong peserta didik untuk menyelami informasi-informasi yang menghasilkan wawasan dan cakrawala pengetahuan mereka.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian model pembelajaran Elaborasi?
b. Apa saja komponen strategi teori Elaborasi?
c. Apa prinsip-prinsip pembelajaran Elaborasi dalam pembelajaran?
d. Apa karakteristik strategi pembelajaran Elaborasi?
e. Bagaimana langkah-langkah pengajaran dengan model Elaborasi?
f. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran model Elaborasi?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian model pembelajaranElaborasi
b. Mengetahui komponen strategi teori Elaborasi
c. Mengetahui karakteristik strategi pembelajaran Elaborasi
d. Mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran Elaborasi dalam pembelajaran
e. Mengetahui langkah-langkah pengajaran dengan model Elaborasi
f. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran Elaborasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Elaborasi
Degeng menyebutkan bahwa desain elaborasi adalah suatu cara untuk mengorganisasikan pembelajaran, mulai dari memberikan kerangka isi dari bidang studi yang diajarkan. Setelah diberikan gambaran secara utuh, maka hal berikutnya adalah memilah-milah pokok bahasan tersebut menjadi bagian-bagian yang rinci. Bagian-bagian yang telah dipilah ini kemudian dijadikan sub bagian, kemudian dikerucutkan lagi menjadi sub bab atau bahasan yang lebih kecil. (I Nyoman sudana Degeng, 1997:54).
Menurut Reigeluth bahwa model pembelajaran Elaborasi adalah mendesain pembelajaran dengan dasar argumen bahwa pelajaran harus diorganisasikan dari materi yang sederhana menuju pada harapan yang kompleks dengan mengembangkan pemahaman pada konteks yang lebih bermakna sehingga berkembang menjadi ide-ide yang terintegrasi. Elaborasi juga bermakna sebuah proses penambahan pengetahuan yang berhubungan pada informasi yang sedang dipelajari. Elaborasi memperlancar pemanggilan dengan dua cara yaitu:
1. Elaborasi menyediakan alternatif cara untuk pemanggilan agar aktivasi menyebar
2. Elaborasi menyediakan infprmasi tambahan yang dapat berguna untuk mengkontruksi tambahan jawaban.
Model Elaborasi mempreskripsikan cara pengorganisasian pengajaran dengan mengikuti urutan umum ke rinci, seperti teori-teori sebelumya. Urutan umum ke rinci dimulai dengan menampilkan struktur isi bidang studi yang dipelajari (Epitome), kemudian mengElaborasi bagian-bagian yang ada dalam epitome secara lebih rinci.
Jadi dapat disimpulkan ciri pengorganisasian pembelajaran Elaborasi adalah memulai pembelajaran dari penyajian isi pada tingkat umum bergerak ketingkat rinci (urutan Elaboratif). Sajian pada tingkat umum menurut ausubel berfungsi sebagai ideational scaffolding. pengorganisasian urutan isi berdasarkan teori elaborasi dimulai dengan disajikanya gambaran hal yang paling umum, paling penting, dan paling sederhana. Sajian pertama disebut epitome (sari) yang mencakup hal kecil isi pelajaran yang paling umum dan paling penting. Setelah penyajian opitome, isi ajaran disajikan lapis demi lapis sehingga menujun kelebih rinci. Menata isi ajaran dalam lapisan-lapisan disebut Mengelaborasi isi ajaran. Kemudian disajikan pula uraian-uraian sub bagian meskipun belum rinci.
B. Komponen dan strategi pembelajaran model Elaborasi
Model Elaborasi pengajaran dikemukakan Reigeluth dan Stein (1983) mengunakan tujuh komponen strategi, yaitu:
a. Urutan Elaboratif untuk struktur utama pengajaran
Urutan elaboratif merupakan sesuatu yang khas dari sederhana ke rangkaian kompleks. Rangkaian elaborative dari sederhana ke rangkaian yng lebih kompleks dimana, Ide umum yang digambarkan tidak hanya meringkas ide yang ada, Penggambaran (epitome) dilakukan berdasarkan pada tipe materi tunggal.
b. Urutan prasyarat pembelajaran (di dalam masing-masing subjek pelajaran)
Urutan Prasyarat Belajar (learning prerequisite) berdasarkan pada struktur belajar (learning structure) atau hirarki belajar yang dikemukakan oleh Gagne (1968). Struktur belajar adalah struktur yang menunjukkan fakta atau ide yang harus dipelajari sebelum mendapatkan ide yang baru. Hal itu menunjukkan adanya prerequisit pada suatu ide. Learning prerequisit dapat dianggap sebagai komponen kritis pada suatu masalah/ide. Komponen kritis pada prinsip tersebut adalah Konsep dan Perubahan hubungan.
c. Rangkuman (summarizer)
Rangkuman merupakan tinjauan kembali (review) terhadap apa yang dipelajari. Sebagai strategi teori Elaborasi rangkuman berfungsi untuk memberikan pernyataan singkat mengenai isi bidang studi yang telah dipelajari, dan contoh-contoh acuan yang mudah diingat untuk setiap konsep, prosedur atau prinsip yang diajarkan. Ada dua macam Rangkuman dalam teori Elaborasi :
1. Rangkuman Internal (internal simmarizer), yang datang pada setiap akhir pelajaran dan hanya merangkum isi bidang studi yang telah dipelajari.
2. Rangkuman Eksternal (withinset summarizer), diberikan setelah beberapa kali pelajaran, yang merangkum semua isi yang telah dipelajari dalam beberapa kali pelajaran tersebut.
d. Sintesa (syintherizer)
Pensintesis (synthesizer) adalah komponen teori Elaborasi yang berfungsi untuk menunjukkan kaitan-kaitan di antara konsep-konsep. Pensintesis penting karena akan memberikan sejumlah pengetahuan tentang keterkaiatan antar konsep, memudahkan pemahaman, meningkatkan kebermaknaan dengan menunjukkan konteks suatu konsep, memberikan pengaruh motivasional, serta meningkatkan retensi.
Dalam teori Elaborasi, sintesa adalah strategi untuk menghubungkan dan menggabungkan kumpulan konsep, kumpulan prosedur, kumpulan prinsip.
e. Analogi
Analogi adalah komponen penting dalam pembelajaran karena mempermudah pemahaman dengan cara membandingkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang sudah dikenal mahasiswa,[18] Pemakaiannya lebih efektif apabila disampaikan di awal pembelajaran. Analogi menggambarkan kesamaan antara beberapa masalah/ide baru dengan yang sudah dikenal diluar materi yang diajarkan. Analogi menolong ketika ada masalah/ide yang sukar untuk dimengerti, dengan menghubungkan materi yang sukar dan belum kita kenal ke pengetahuan yang sudah dikenal tetapi diluar materi yang diajarkan.
f. Pengaktif strategi kognitif (Cognitive strategy activator)
Pembelajaran akan lebih efektif untuk memperluas kebutuhan siswa yang sadar atau tidak sadar menggunakan strategi kognitif yang relevan, karena bagaimana proses pemberian input pada siswa merupakan rangkaian yang penting dalam proses belajar. Strategi kognitif kadang-kadang dinamakan kecakapan umum yang meliputi kecakapan belajar dan kecakapan berfikir yang dapat digunakan secara menyeluruh pada materi, seperti mengkreasikan mental image dan mengenal analogi. Strategi kognitif dapat dan harus diaktifkan selama bepbelajaran. Dua arti pada penyelesaian telah digambarkan Rigney (1978) sebagai berikut :
? Pertama, pembelajaran dapat didesain dalam setiap cara untuk mendorong siswa menggunakan strategi kognitif khusus, seringkali tanpa disadari siswa dalam kenyataannya menggunakan strategi ini.Strategi ini meliputi pembelajaran dengan menggunakan gambar, diagram, mnemonic,analogy, dan peralatan yang mendorong siswa untuk berinteraksi dengan materi tertentu.
? Bentuk kedua pada aktivator adalah strategi dimana secara langsung mempekerjakan strategi kognitif yang telah diperoleh sebelumnya.
g. Kontrol belajar (Siswa)
Siswa diberi kebebasan dalam hal seleksi dan mengurutkan :
a) Materi yang telah dipelajari
b) Peringkat yang akan dipelajari
c) Komponen strategi pembelajaran yang diseleksi dan urutan yang digunakan
d) Strategi kognitif khusus siswa yang mengerjakan ketika berhubungan dengan pembelajaran.
C. Karakteristik Strategi Pembelajaran Elaborasi
Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, strategi pembelajaran elaborasi memiliki karakteristik yaitu sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran melalui strategi elaborasi menekankan kepada proses mental siswa secara maksimal. Strategi pembelajaran elaborasi bukan model pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir, mensintesis dan mengasosiasikan hal-hal yang akan dipelajari dengan bahan-bahan lain yang tersedia. Berkaitan dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementasi strategi elaborasi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secara mental, maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian utama para guru. Artinya, guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu yang terpenting bukan hanya apa yang dipelajari, tetapi bagaimana cara mereka mempelajarinya. Oleh karena itu guru perlu mempertimbangkan kognitif siswa ketika merencanakan topik yang harus dipelajari, berangkat dari hal yang umum ke khusus.
• Siswa mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini guru membantu siswa belajar untuk melihat hubungan antarbagian yang dipelajari.
• Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa, manakala siswa dapat mengorganisasikannya dengan pengetahuan yang telah mereka miliki. Dengan demikian guru dapat membantu siswa belajar dengan memperlihatkan bagaimana gagasan baru berhubungan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.
• Strategi pembelajaran elaborasi dibangun dalam nuansa dialogis dan tanya jawab. Hal ini diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, dimana kemampuan tersebut dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruk sendiri.
• Strategi pembelajaran elaborasi adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan mengingat dan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran baru (Trianto, 2007:31).
D. Prinsip-prinsip pembelajaran model Elaborasi
Disebutkan dalam Merril dan Twitchell juga Degeng, terdapat delapan prinsip dalam pembelajaran yang menggunakan teori elaborasi, yaitu:
1) Initial Synthesis Principle, yaitu penyajian kerangka isi (epitome) pada awal proses pembelajaran (dengan tujuan efektivitas dan efisiensi dalam pembelajaran). Fase pertama dalam proses belajar-mengajar adalah dengan menunjukkan bagian-bagian utama pada mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan.
2) Gradual Elaboration Principle, yaitu pengaturan secara bertahap dari urutan yang dibentuk. Elaborasi tahap kedua ini akan mengelaborasikan bagian-bagian yang termaktub dalam elaborasi tahap pertama, sehingga urutan pembelajaran bergerak dari umum ke khusus dan dari sederhana ke kompleks.
3) Introductory Familiarization Principle, yaitu dengan menyesuaikan pengaturan dengan hal-hal yang telah diketahui oleh siswa. Pada tahap ini, pengajar akan mencoba untuk menemukan bahan-bahan ajar atau contoh kasus yang telah diketahui oleh siswa. Ini dilakukan untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep yang akan diberikan pada pertemuan-pertemuan berikutnya.
4) Most Important First Principle, yaitu berkenaan dengan pengaturan terhadap hal-hal yang dianggap penting, yang ditempatkan pada awal-awal pertemuan, dengan pertimbangan bahwa bahan ajar tersebut dapat memberikan kontribusi pada peserta didik dalam memahami secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan motivasi, transfer, dan retensi yang berkelanjutan.
5) Optimal Size Principle, memuat berbagai fakta, konsep, dan prosedur yang didesain supaya dapat dikenal atau diketahui dengan mudah oleh siswa dan berhubungan dengan memori jangka pendek siswa. Dalam proses pembelajaran, fakta-fakta tersebut dapat ditampilkan dengan memberikan contoh tentang perilaku yang terjadi di dalam kelas atau dengan cara menyajikan kliping atau sejenisnya yang diharapkan dapat mengungkapkan apa saja yang telah dipahaminya mealui proses diskusi di dalam kelas.
6) Periodic Synthesis Principle, yaitu bahan ajar disintesis dan ditunjukkan pada setiap akhir pembelajaran dengan menunjukkan relasi yang lebih dalam dari suatu kerangka isi. Pengajar akan memberikan penjelasan tentang hubungan antara bahan ajar dengan bahan ajar berikutnya, dengan tujuan agar siswa dapat mempunyai gambaran awal terhadap bahan ajar yang disajikan tersebut.
7) Periodic Summary Principle, dengan menunjukkan rangkuman di akhir setiap bahan ajar.
8) Type of Synthesis Principle, yaitu sintesis bahan ajar yang disesuaikan dengan kondisi yang ada, seperti struktur konseptual, struktur teoritis untuk isi teoritis dan struktur prosedural untuk isi prosedural.
Pada dasarnya tujuan Pembelajaran yaitu dengan ranah kognitif yang merupakan bagian dari pembelajaran menggunakan metode elaborasi. Ranah kognitif meliputi, Pengetahuan, Pemahaman, Penerapan, Analisis, Sintesis, dan Evaluasi. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
? Tingkat Pengetahuan (Knowledge), yaitu kemampuan seseorang dalam menghafal, mengingat kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.
? Tingkat Pemahaman (Comprehension), diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.
? Tingkat Penerapan (Application), yaitu kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan untuk memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
? Tingkat analisis (Analysis), yaitu kemampuan seseorang dalam merinci dan membandingkan data yang rumit serta mengklasifikasi menjadi beberapa katagori dengan tujuan agar dapat menghubungkan dengan data-data yang lain.
? Tingkat Sintesis (Syntesis), sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
? Tingkat Evaluasi (Evaluation), yakni sebagai kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimiliki.
E. Langkah-langkah pembelajaran Elaborasi
Selanjutnya Reigeluth menyarankan dalam mengorganisasikan pengajaran elaborasi sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan langkah-langkah kegiatan sebagain berikut:
1) Penyajian Epitome
Pengajaran dimulai dengan penyajian epitome, yaitu menyajikan struktur isi pelajaran berupa gambaran umum yang paling pokok, paling penting, dan paling dapat dimengerti tentang isi pelajaran (bidang Study) yang akan disampaikan. Kemudian dalam tahap elaborasi pertama, disajikan uraian-uraian tiap bagian Elaborasi yang tersaji pada epitome. Dimulai dari bagian yang terpenting menuju bagian yang lain secara berurutan. Elaborasi tiap bagian diakhiri dengan rangkuman dan sintesis dari isi ajaran yang baru disampaikan.
2) Elaborasi tahap pertama
Elaborasi tahap pertama, yaitu mengElaborasi tiap-tiap bagian yang ada dalam kerangka isi, mulai dari bagian yang terpenting. Elaborasi tiap-tiap bagian diakhiri dengan rangkuman dan pensintesis yang hanya mencakup konstruk-konstruk yang baru saja diajarkan (pensintesis internal).
3) Pemberian rangkuman dan sintesis antar bagian
Pada akhir Elaborasi tahap pertama, diberikan rangkuman dan diikuti dengan pensintesis eksternal. Rangkuman berisi pengertian-pengertian singkat mengenai konstruk-kontruk yang diajarkan dalam Elaborasi.
4) Elaborasi tahap kedua.
Elaborasi tahap kedua. Setelah Elaborasi tahap pertama berakhir dan diintegrasikan dengan kerangka isi, pengajaran diteruskan ke Elaborasi tahap kedua, yang mengElaborasi bagian pada Elaborasi tahap pertama dengan maksud membawa pebelajar pada tingkat kedalaman sebagaimana ditetapkan dalam tujuan pengajaran. Pada Elaborasi tahap kedua ini juga disertai rangkuman dan pensintesis internal. Sama seperti elaborasi tahap pertama, elaborasi tahap kedua diikuti dengan pemberian sintesis.
5) Rangkuman dan sintesis akhir
Setelah semua Elaborasi tahap kedua disajikan, disintesiskan, dan diintegrasikan ke dalam kerangka isi, pola seperti ini akan berulang kembali untuk Elaborasi tahap ketiga, dan seterusnya sesuai dengan kedalaman yang ditetapkan oleh tujuan pengajaran.
Pada tahap akhir pengajaran, disajikan kembali kerangka isi untuk mensintesiskan keseluruhan isi bidang studi yang telah diajarkan.
Untuk lebih jelasnya lihat bagan dibawah ini (gambar 1.1).
F. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran Elaborasi
Beberapa kelebihan aplikasi pembelajaran Elaborasi menurut Merril dan Twitchell (1994:80) dalam Riyanto (2005:22) antara lain :
1. Kelebihan Strategi Pembelajaran Elaborasi
• Elaborasi menempatkan siswa sebagai subyek belajar, artinya siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan caramenggali pengalamannya sendiri.
• Strategi ini menggali kemampuan mengingat, berpikir danpengalaman setiap siswa.
• Pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembangsesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiapsiswa bisa terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Perbedaan ini bersifat positif untuk bertukar pendapat.
• Merubah pengetahuan yang bersifat audio menjadi visual. Hal ini bertujuan untuk merubah memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang.
2. Kelemahan Strategi Pembelajaran Elaborasi
• Tidak semua siswa bisa menerima strategi ini dengan baik dan tepat, karena gaya belajar setiap siswa berbeda-beda.
• Dalam mengimplementasikan strategi ini memerlukan banyak waktu untuk menggali, menghubungkan, menganalisis mengembangkan pengetahuan dan memerlukan berpikir kreatif untuk menemukan sesuatu yang inovatif
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran Elaborasi adalah pembelajaran yang menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang seseorang sudah ketahui sebelumnya. Pembelajaran ini efektif digunakan apabila ide yang ditambahkan sesuai dengan penyimpulan. Implikasi dari strategi belajar ini adalah mendorong siswa untuk menyelami informasi itu sendiri, misalnya untuk menarik kesimpulan dan berspekulasi tentang implikasi yang mungkin Teori Elaborasi hanya berkaitan dengan strategi organisasional pada macro level.
Model pembelajaran ini memulai pengajaran dengan memberikan penjelasan yang bersifat umum, sederhana, mendasar tetapi tidak abstrak. Teori ini juga menggambarkan penggunaan rangkaian prerequisit dari bagian yang sederhana menuju rangkaian yang lebih compleks, dan memberikan tinjauan serta kesimpulan dengan cara sistimatis. Teori Elaborasi hanya berkaitan dengan strategi organisasional pada macro level. Teori ini memulai pengajaran dengan memberikan penjelasan yang bersifat umum, sederhana, mendasar tetapi tidak abstrak. Pembelajaran elaborasi adalah pembelajaran yang menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang seseorang sudah ketahui sebelumnya.
B. Saran
Dengan memahami secara baik tentang teori Elaborasi ini diharapkan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dapat menumbuhkembangkan kemampuan yang sudah ada dan tersusun dengan informasi-informasi yang dimiliki sebelumnya dan informasi-informasi baru yang didapatkan dari pembelajaran tersebut secara baik dan sistematis, kemudian peserta didik mampu menyimpulkan materi pelajaran yang sudah dipelajari dengan struktur yang baik yang dilakukan dengan tahap-tahap, dari yang umum kepada yang lebih rinci, dengan demikian maka, hal ini akan menghasilkan pemahaman yang optimal sehingga mampu mewujudkannya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Charles M. Reigeluth. Intructional Design Theories and Models: An Overview Of Their Current Status, Intructional Design: What Is It And Why Is It?.1983. London: Lawrence Erlbaum Associates, publishers Hillsdale, New Jersey.
Hamzah B. Uno. Model Pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif. 2007. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
I Nyoman sudana Degeng. Strategi pembelajaran Mengorganisasi isi dengan model elaborasi. 1997. Jakarta: IKIP Malang kerja sama Biro penerbitan IPTPI.
Margaret E. Bell Gredler. Belajar dan Membelajarkan (et), Munandir, Seri Pustaka Pendididkan No. 11. 1991. Jakarta: Rajawali bekerjasama dengan PAU di UT.
Suyatno. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. 2009. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.
http://guruidaman.blogspot.com/2011/11/model-pembelajaran-elaborasi.html.
http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/02/teori-belajar-elaborasi.html.
Http://oregenstate/instruct/coursedev/models/id/taxonomy/.
0 komentar:
Posting Komentar