Kamis, 17 November 2016

Metode Pembelajaran Think Pair Share



Pendahuluan

Think pair share merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif. Dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggungjawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.

Minggu, 13 November 2016

MODEL PEMBELAJARAN VAK ( VISIUAL AUDITORY AND KINESTHETIC )



BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat. Mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dan pembelajarannya.
Pendidikan adalah investasi jangka panjang, karena hasil dari proses pendidikan akan dirasakan baik untuk saat ini maupun untuk waktu yang akan datang. Di era globalisasi seperti sekarang ini, disadari atau tidak pengaruhnya semakin terasa dengan semakain banyaknya saluran informasi dalam berbagai bentuk media. Media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. Di negara maju, media telah mempengaruhi kehidupan hampir sepanjang waktu.

Kamis, 10 November 2016

MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION



BAB I
PENDAHULUAN
Sesungguhnya belajar adalah ciri khas manusia shingga manusia dapat dibedakan dengan binatang. Belajar dilakukan manusia seumur hidupnya, kapan saja, dan dimana saja, baik di sekolah, kelas, jalanan, dan dalam waktu yang tidak ditentukan sebelumnya. Sekalipun demikian, belajar dilakukan manusia senantiasa oleh iktikad dan maksud tertentu.
Belajar terjadi ketika ada interaksi antara individu dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah buku, alat peraga, dan alam sekitar. Adapun lingkungan belajar adalah lingkungan yang merangsang dan menantang siswa untuk belajar. ( Drs. Hamdani, M.A. 2011 : 17 )

Senin, 07 November 2016

MODEL PEMBELAJARAN IMPROVE



BAB I
PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Salah satu tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun kenyataan dilapangan masih banyak siswa masih mengalami banyak kesulitan dalam belajar matematika. Kesulitan siswa untuk menemukan penyelesaian atau pemecahan masalah dalam belajar matematika karena kurangnya kemampuan untuk menarik kesimpulan suatu pernyataan dan melihat hubungan implikasi, Siswa tidak dapat melihat hubungan antar ide-ide dan siswa sulit memberikan alasan logis mengapa sebuah jawaban dan atau strategi pemecahan masalah adalah benar dan masuk akal (kemampuan membuat argumentasi logis). Hal tersebut mengindikasikan bahwa penalaran siswa masih rendah dan perlu untuk ditingkatkan.

Selasa, 01 November 2016

MODEL PEMBELAJARAN DEBAT (DEBATE)




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Keterampilan berbahasa ada empat yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan sehingga menjadi catur tunggal. Berbicara merupakan proses berpikir dan bernalar agar pembicaraan seseorang dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh orang lain atau penyimak. Keterampilan berbicara mempunyai kaitan erat keterampilan mrenyimak. Keduanya merupakan satu kesatuan yang padu. Seseorang dapat berbicara dalam arti menanggapi tuturan dari orang lain tentu melalui menyimak dan sebalikanya seseorang dapat melakukan kegiatan menyimak apabila ada orang yang berbicara.

Minggu, 30 Oktober 2016

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KUMON


A. Latar Belakang Masalah
Model adalah suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran merupakan pengeluaran dari pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia.
Dalam pembelajaran matematika sering kita temui adanya siswa yang kesulitan dalam menerima materi yang diajarkan. Kesulitan ini dapat disebabkan antara lain faktor internal yaitu : motivasi, intelegensi, minat dan keadaan psikologis siswa. Sering kita temui siswa yang kurang tertarik mengikuti pelajaran matematika bahkan ada pula siswa yang takut dan benci pada pelajaran matematika. Mungkin hal ini merupakan gejala yang disebabkan oleh materi matematika yang dipelajari dan cara penyajiannya kurang sesuai dengan kematangan siswa, sehingga kegiatan belajar-mengajar tidak bermakna dan hasilnya pun kurang memuaskan.

Selasa, 25 Oktober 2016

METODE PEMBELAJARAN METODE DEMONSTRASI


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, seorang guru harus mengetahui dan memahami berbagai macam sifat dan karakter peserta didik untuk mempermudah dalam proses kegiatan Belajar Mengajar ( PKBM ) baik pengunaan metode, media maupun alat peraga.
Seorang pendidik juga harus menyadari bahwa pendidikan sebagai asaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar secara aktif dan kreatif, cerdas serta menanamkan pada diri sifat beriman dan bertaqwa, sebagaimana tertuang dalam fungsi dari tujuan pendidikan nasional bahwa “ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kamis, 20 Oktober 2016

MODEL PEMBELAJARAN SUPERITEM



BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kebutuhan primer pada saat ini, apalagi sebagian besar masyarakat sudah menyadari pentingnya pendidikan dalam menata masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu setiap negara senantiasa berusaha memajukan bidang pendidikan, disamping bidang yang lain dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang kompetitif dan berkualitas serta berusaha mengejar kemajuan negara lain.

Sabtu, 15 Oktober 2016

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING



PENDAHULUAN

Pendekatan Problem Posing adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran dimana siswa diminta untuk merumuskan, membentuk dan mengajukan pertanyaan atau soal dari situasi yang disediakan. Dengan diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing dalam pembelajaran matematika, diharapkan dapat menjadikan kemampuan penalaran matematika siswa lebih baik dari biasanya.
Problem Posing merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk berfikir kritis sekaligus dialogis, kreatif dan interaktif yang ditungkan dalam bentuk pertanyaan (B. Suryosubroto, 2009 : 203).
Pendekatan Problem Posing diharapkan dapat memancing siswa untuk  menemukan pengetahuan yang bukan diakibatkan dari ketidaksengajaan melainkan melalui upaya mereka untuk mencari hubungan-hubungan dalam informasi yang dipelajarinya. Sebagian ahli menyatakan bahwa Problem Posing sebagai pengajuan masalah, merupakan suatu bentuk pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan pada perumusan soal dan menyelesaikannya berdasarkan situasi yang diberikan kepada siswa. Karena soal dan penyelesaiannya dirancang sendiri oleh siswa, maka dimungkinkan bahwa Problem Posing dapat mengembangkan kemampuan penalaran matematis atau menggunakan pola pikir matematis.
Salah satu strategi yang efektif dalam menciptakan pembelajaran aktif dan menyenangkan tentunya dengan melibatkan siswa dalam kegiatan diskusi di kelas. Pembelajaran dengan suasana belajar aktif dan bermakna. Salah satu pendekatan pembelajaran yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu “Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika”.

Rabu, 05 Oktober 2016

MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)



BAB I
PENDAHULUAN
Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu aktivitas tertentu. Dalam pengertian lain, model diartikan sebagai barang tiruan, metafor, atau kiasan yang dirumuskan. Pouwer menerangkan tentang model dengan anggapan seperti kiasan yang dirumuskan secara eksplisit yang mengandung sejumlah unsur yang saling tergantung. Sebagai metafora model tidak pernah dipandang sebagai bagian data yang diwakili. Model menjelaskan fenomena dalam bentuk yang tidak seperti biasanya. Setiap model diperlukan untuk menjelaskan sesuatu yang lebih atau berbeda dari data. Syarat ini dapat dipenuhi dengan menyajikan data dalam bentuk: ringkasan (tipe, diagram), konfigurasi ( structure ), korelasi (pola), idealisasi, dan kombinasi dari keempatnya. Jadi model merupakan kiasan yang padat yang bermanfaat bagi pembanding hubungan antara data terpilih dengan hubungan antara unsur terpilih dari suatu konstruksi logis.
Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah. Selain mempunyai sifat yang abstrak, pemahaman konsep matematika yang baik sangatlah penting karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasarat pemahaman konsep sebelumnya.

Sabtu, 24 September 2016

MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sejak lahir sampai akhir hayat manusia tidak pernah lepas dari proses belajar. Dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah  manusia selalu dituntut untuk terus belajar . Sekolah adalah suatu wadah yang paling erat hubungannya dengan kegiatan pembelajaran. Apabila proses dan hasilnya baik, maka dapat dikatakan bahwa kualitas pembelajaran juga baik. Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan guru. Jika model pembelajarannya menarik dan terpusat pada siswa (student-centered learning) maka motivasi dan perhatian siswa akan meningkat  dan selanjutnya kualitas pembelajaran juga dapat meningkat.
Minat belajar adalah suatu hal yang penting untuk diperhatikan dalam tercapainya kualitas pembelajaran maupun hasil belajar siswa. Usaha peningkatan minat belajar siswa terkait erat dengan pelaksanaan pembelajaran. Metode merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran yang berada di bawah control guru, artinya bahwa guru mempunyai wewenang penuh untuk memilih metode yang tepat agar tercapai tujuan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran karena metode yang kurang tepat akan menjadikan pembelajaran seperti sebuah pemaksaan, monoton dan materi tidak tersampaikan dengan baik.