Senin, 07 September 2015

MODEL PEMBELAJARAN SQ4R (SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW)



BAB I
PENDAHUALUAN

A.    Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ada tiga variabel yang saling berkaitan. Ketiga variabel tersebut adalah kurikulum, guru dan proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru menempati kedudukan sentral sebab peranannya sangat menentukan. Guru harus mampu menerjemahkan nilai-nilai yang ada dalam kurikulum kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui proses belajar mengajar di sekolah (Nana Sujana, 1987:1).
Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar yang optimal, sehingga diperoleh hasil belajar, sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kesadaran baik dari siswa sebagai subjek yang harus terlibat secara aktif dalam proses belajar maupun guru sebagai pendidik sangat dibutuhkan, karena belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang positif.
Dimyati dan Mudjiono (2002:51) berpendapat bahwa proses pembelajaran akan lebih efektif apabila siswa lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Melalui partisipasi seorang siswa akan dapat memahami pelajaran dari pengalamannya sehingga akan mempertinggi hasil belajarnya.
Konsep awal yang diterima siswa menjadi syarat untuk penguasaan konsep berikutnya. Pengetahuan awal siswa pada setiap pengalaman belajarnya akan berpengaruh terhadap bagaimana mereka belajar dan apa yang dipelajari selanjutnya (Triyanto 2007:21), dengan demikian diperlukan metode penyampaian materi yang tepat, yang dapat memberdayakan siswa baik dari segi akademik maupun kecakapan sosial, dapat memecahkan masalah dengan sifat terbuka dan suatu pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, sehingga tujuan pendidikan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan dapat tercapai.
Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran SQ4R. Metode ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Membaca membuat kita dapat berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan. Membaca dapat dipandang sebagai sebuah proses interaksi antara bahasa dan pikiran. Sebagai proses interaksi, maka keberhasilan membaca akan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan yang melatarbelakangi metode membaca (Trianto, 2007:147).

B.    Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan Model Pembelajaran SQ4R?
2.     Apa saja kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran SQ4R?
3.     Apa manfaat Model Pembelajaran SQ4R?
4.     Bagaimana langkah-langkah Model Pembelajaran SQ4R?
5.     Bagaimana penerapan Model Pembelajaran SQ4R?

C.    Tujuan Masalah
1.     Menjelaskan tentang pengertian Model Pembelajaran SQ4R.
2.     Mengetahui kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran SQ4R.
3.     Menyebutkan langkah-langkah dari Model Pembelajaran SQ4R.
4.     Penerapan Model Pembelajaran SQ4R.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Metode Pembelajaran SQ4R
Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan (Sudrajat, 2008). Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002: 17). Pembelajaran adalah proses interaksi murid dengan guru dan sumber belajar dalam lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa.
Salah satu metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar berfikir, memecahkan masalah, belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep dan keterampilannya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran SQ4R ( Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review).
Pembelajaran SQ4R adalah cara membaca yang dapat mengembangkan metakognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama, cermat. SQ4R merupakan pengembangan dari metode SQ3R, yang dianjurkan oleh seorang guru besar psikologi dari Ohio University, Amerika Serikat yaitu Robinson tahun 1941, merupakan salah satu metode membaca yang makin lama makin dikenal orang dan banyak digunakan, sangat penting untuk kepentingan membaca secara intensif dan rasional.

Metode pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Recite, Reflect, Review) yang dicetuskan oleh Francis Robinson tahun 1941, membuat perubahan besar dalam perkembangan metode belajar karena efektif membantu siswa menghafal informasi dari bacaan (Nur 2000:25). Tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan dapat diketahui dari hasil belajar siswa setelah menempuh satu pokok bahasan (Arikunto, 2002:35).
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi membaca SQ4R adalah sebagai berikut:
1.     Survey (penelitian pendahuluan)
Dalam tahap ini, pembaca mulai meneliti, meninjau, menjajaki dengan sepintas kilas untuk menemukan judul bab, subbab, dan keterangan gambar agar pembaca mengenal atau familiar terhadap materi bacaan yang akan dibaca secara detail dan sesuai dengan kebutuhan. Dengan melakukan peninjauan dapat dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian saat membaca. Peninjauan untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit.
Dalam melakukan survey, dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, dan alat pembuat ciri seperti stabilo (berwarna kuning, hijau dan sebagainya) untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian penting akan dijadikan sebagai bahan pertanyaan yang perlu ditandai untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan yang akan dilakukan pada langkah kedua.



2.     Question (tanya)
Setelah melakukan survei, kita mungkin akan menemukan beberapa butir pertanyaan. Kita ajukan beberapa pertanyaan yang bisa dijadikan pembimbing membaca agar terkonsentrasi dan terarah. Jumlah pertanyaan bergantung pada panjang-pendeknya teks, dan kemampuan dalam memahami teks yang sedang dipelajari. Jika teks yang sedang dipelajari berisi hal-hal yang sebelumnya sudah diketahui, mungkin hanya perlu membuat beberapa pertanyaan. Sebaliknya, apabila latar belakang pengetahuan tidak berhubungan dengan isi teks, maka perlu menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya
3.     .Read (membaca)
Sekarang mulailah membaca dengan teliti dan seksama, paragraf demi paragraf. Sebagaimana kita ketahui, setiap paragraf mengembangkan satu pikiran pokok. Jika kita menggabungkan keseluruhan pikiran pokok menjadi satu  kesatuan, maka terceminlah ide-ide utama dari serangkaian paragraf-paragraf dalam satu wacana.
Jika membaca dengan teliti dan seksama dirasa sulit, maka langkah membaca ini minimal untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan pada langkah Question. Bagian ini bisa dijalankan dengan efisien dan efektif apabila pembaca benar-benar memanfaatkan daftar pertanyaan tersebut yakni membaca dengan maksud mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.
4.     Reflect (memberikan contoh)
Reflect bukanlah langkah yang terpisah dengan langkah membaca tetapi merupakan suatu kesatuan. Selama membaca siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, tetapi cobalah untuk memahami informasi yang disampaikan dengan cara.
a.                      Menghubungkan informasi itu dengan hal-hal yang telah kita ketahui.
b.                      Mengaitkan subtopik-suptopik didalam teks dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip utama.
c.                      Cobalah untuk memecahkan kontradiksi didalam informasi yang disajikan.
d.                      Cobalah untuk menggunakan materi itu untuk memecahkan masalahmasalah yang disimulasikan dan dianjurkan dari materi pelajaran tersebut.

5.     Recite (mengkomunikasikan setiap jawaban yang telah ditemukan)
Langkah kelima, guru menyuruh menyebutkan lagi jawaban atas pertanyaan yang telah disusun. Latihlah siswa dalam pertanyaan-pertanyaan untuk tidak membuka buku atau catatan yang telah dibuat. Jika pertanyaan tidak terjawab, siswa tetap melanjutkan pertanyaan selanjutnya. Demikian seterusnya hingga seluruh pertanyaan dapat diselesaikan.
6.     Review (mengulangi)
Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk membaca catatan singkat (intisari) yang telah dibuatnya, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan meninjau ulang seluruh pertanyaan dan jawabannya secara singkat (Trianto 2007:147).
Periksalah kembali keseluruhan bagian. Jangan diulang baca, hanya lihatlah pada judul-judul, gambar-gambar, diagram-diagram, tinjauan kembali pertanyaan-pertanyaan, dan sarana-sarana studi lainnya untuk meyakinkan bahwa kita telah mempunyai suatu gambaran yang lengkap mengenai wacana tersebut. Langkah atau tahap ini akan banyak menolong kita dalam mengingat bahan tersebut sehingga kita akan dapat dengan mudah mengingatnya di dalam kelas serta mengeluarkannya pada ujian akhir. (Albert dalam Tarigan, 1079: 54-56) Secara singkat dalam tahap Review dilakukan pengujian atau peninjauan terhadap kelengkapan pengutaraan kembali yang telah kita lakukan pada langkah Recite. Maka, jika ada kekurangan kita lengkapi, jika ada kekeliruan kita perbaiki. Akhirnya tersusunlah struktur informasi yang jika kita kembangkan maka terciptalah wujud pengutaraan kembali yang relatif lengkap dan bagus.

Metode ini merupakan sebuah sistem yang diterapkan dalam melakukan aktivitas membaca dan/ atau belajar karena metode ini merupakan sebuah mata rantai yang setiap bagiannya saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga harus dilalui oleh pembaca apabila hendak memperoleh pemahaman yang maksimal. Meski terkesan sangat mekanistik, tetapi membaca dengan menggunakan SQ4R ini dianggap lebih memuaskan, karena dengan teknik ini dapat mendorong seseorang untuk lebih memahami apa yang dibacanya, terarah pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam suatu buku atau teks Selain itu, langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik ini tampaknya sudah menggambarkan prosedur ilmiah, sehingga diharapkan setiap informasi yang dipelajari dapat tersimpan dengan baik dalam sistem memori jangka panjang seseorang.


B.    Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ4R
Ø Kelebihan Metode SQ4R
Membaca dengan menggunakan SQ4R ini dianggap lebih memuaskan, karena dengan teknik ini dapat mendorong seseorang untuk lebih memahami apa yang dibacanya, terarah pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam suatu buku atau teks Selain itu, langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik ini tampaknya sudah menggambarkan prosedur ilmiah, sehingga diharapkan setiap informasi yang dipelajari dapat tersimpan dengan baik dalam sistem memorimjangka panjang seseorang.
Berikut kelebihan metode SQ4R :
a.      Dengan mensurvei buku terlebih dahulu, kita akan mengenal organisasi pemahaman terhadap buku tersebut.
b.     Pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun tentang apa yanyg dibaca akan membangkitkan keingintahuan untuk membaca dengan tujuan mencari jawaban-jawaban yang penting.
c.      Dapat melakukan kegiatan membaca secara lebih cepat, karena dipandu oleh langkah-langkah sebelumnya,yaitu mensurvei buku dan menyusun pertanyaan tentang  bacaan.
d.     Catatan-catatan tentang buku yang dibaca dapat membantu memahami secara cepat dan membantu ingatan.
e.      Melalui  review atau mengulang akan memperoleh penguasaan bulat, menyeluruh atas bahan yang dibaca.

Metode SQ4R sangat efektif dalam membaca untuk studi. usaha yang efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapa dilakukan  dengan  :
1)     Mengorganisasikan bahan yang dibaca dalam kaitan yang mudah dipahami.
2)     Mengaitkan fakta yang satu dengan yang lain,atau dengan menghubungkan pengalaman atau konteks yang dihadapi.

Ø Kekurangan Metode SQ4R
Metode ini merupakan sebuah sistem yang diterapkan dalam melakukan aktivitas membaca dan/ atau belajar karena metode ini merupakan sebuah mata rantai yang setiap bagiannya saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga harus dilalui oleh pembaca apabila hendak memperoleh pemahaman yang maksimal.
Metode SQ4R memang dipandang terlalu mekanistis dan rumit, sehingga banyak orang yang merasa enggan menerapkan metode ini dalam kegiatan membaca.

C.    Manfaat Metode SQ4R
Manfaat umum metode ini adalah membantu siswa untuk mengambil sikap bahwa buku yang akan dibaca tersebut sesuai keperluan/kebutuhan atau tidak. Metode ini bertujuan untuk membekali siswa dengan suatu pendekatan  sistematis terhadap jenis-jenis membaca. Tujuan tersebut mencerminkan bekal untuk keperluan peningkatan cara belajar sistematis, efektif, dan efisien.

D.    Teori yang Mendasari Metode SQ4R
Menurut Arends dalam Trianto (2007: 152), metode-metode belajar merujuk kepada perilaku dan proses pikiran yang digunakan siswa yang mempengaruhi apa yang dipelajari, temasuk ingatan dan proses kognitif. Nama lain untuk metode belajar ini adalah metode kognitif. Contoh-contoh tujuan kognitif tradisional yang diharapkan dicapai siswa adalah pemahaman suatu wacana dalam sebuah buku. Menurut Weinsten dan Mayer dalam Trianto (2007: 152) , mengajar yang baik mencakup mengajar siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir, dan bagaimana mendorong diri sendiri.
Pembelajaran dengan penerapan metode-metode belajar berpedoman pada premis bahwa keberhasilan siswa banyak bergantung kepada kemahiran mereka untuk belajar sendiri dan untuk memonitor belajarnya sendiri. Hal ini menyebabkan pentingnya metode-metode belajar diajarkan kepada siswa mulai dari sekolah dasar berlanjut pada pendidikan menengah dan tinggi.

E.    Langkah-langkah dalam Metode Pembelajaran SQ4R (Survey, Quetion, Read, Reflect, Recite, Review)
         Metode SQ4R memberikan strategi yang diawali dengan membangun gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul suatu bab dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban dari pertanyaan.
Adapun langkah-langkah dalam Metode Pembelajaran SQ4R adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah Pemodelan Pembelajaran dengan Penerapan Strategi Belajar SQ4R
Langkah-langkah
Tingkah Laku Guru
Aktivitas Siswa
Langkah 1
survey
a.      Memberikan bahan bacaan kepada siswa untuk dibaca.
b.     Menginformasikan kepada siswa bagaimana menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Membaca selintas dengan cepat untuk menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Langkah 2
Question
a.      Menginformasikan kepada siswa agar memperhatikan makna dari bacaan.

b.     Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan dari ide pokok yang ditemukan dengan menggunakan kata-kata apa, mengapa, siapa, dan bagaimana.
a.      Memerhatikan penjelasan guru.


b.     Menjawab pertanyaan yang telah dibuatnya.
Langkah 3
Read
Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca dan menanggapi/ menjawab pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.
Membaca secara aktif sambil memberikan tanggapan terhadap apayang telah dibaca dan menjawab pertanyaan yang dibuatnya.
Langkah 4
reflect
Mensimulasikan/ menginformasikan materi yang ada pada bahan bacaan.
Bukan hanya sekedar menghafal dan mengingat materi pelajaran tetapi mencoba memecahkan masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan bacaan.
Langkah 5
Recite
Meminta siswa membuat inti sari dari seluruh pembahasan pelajaran yang dipelajari hari ini.
a.      Menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
b.     Melihat catatan-catatan/ inti sari yang telah dibuat sebelumnya.
c.      Membuat inti sari dari seluruh pembahasan.
Langkah 6
Review
a.      Menugaskan siswa membaca inti sari yang dibuatnya dari rincian ide pokok yang ada dalam benaknya.
b.     Meminta siswa membaca kembali bahan bacaan, jika masih belum yakin dengan jawabannya.
a.      Membaca inti sari yang telah dibuatnya.

b.     Membaca kembali bahan bacaan siswa jika masih belum yakin akan jawaban yang telah dibuatnya.

Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran Strategi SQ4R
No.
Aktivitas Guru
Aktivitas
1.
PENDAHULUAN
a.      Menyampaikan tujuan pembelajaran


b.     Mengkaitkan pelajaran yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal siswa
c.      Motivasi siswa

a.      Dalam pelaksanaan KBM guru menginformasikan Tujuan pembelajaran secara lisan.

b.     Guru mengingatkan kembali materi-materi sebelumnya yang relevan dengan materi yang akan disampaikan.
c.      Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkab fenomena tervisualisasi, dalam mempelajari materi yang diajarkan.
2.
KEGIATAN INTI
a.      Mempersentasikan Materi



b.     Pedoman strategi pembelajaran metode SQ4R.




































































c.      Pemberian latihan terbimbing



d.     Umpan balik





















e.      Pemberian Latihan mandiri

a.      Sebelum pelaksanaan pengajaran metode belajar, guru menyampaikan gambaran umum dari materi yang akan dipelajari.
b.     Guru memodelkan keterampilan Metode SQ4R langkah perlangkah pada tiap tahapnya, dengan memakai contoh materi dari bacaan:
1.     Survey
Guru menganjurkan siswa melakukan survey (memeriksa) panjang teks, judul, bagian,istilah , kata kunci pada pokok bahasan sistem peredaran darah menggunakan pensi,ketas atau stabilolebih dari satu warna.
2.     Question (bertanya)
Pada langkah kedua, guru memberi petunjuk atau contoh pertanyaan yang jelas, singkat, relevan dengan bagianbagian teks yang telah ditandai dengan stabilo. Jumlah pertanyaan bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami teks yang dipelajari.
3.     Read (membaca)
Langkah ketiga, guru menyuruh siswa membaca pokok bahasan sistem peredaran darah serta aktif dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah
disusun.
4.     Reflect (memberikan contoh)
Langkah keempat, Selama membaca siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal tetapi guru membantu menghubungkan informasi dengan hal-hal yang telah diketahui yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, guru mencoba untuk menggunakan kata-kata yang penting dalam pokok bahasan sistem peredaran darah untuk memecahkan masalah yang disimulasikan dan dianjurkan dari materi tersebut.

5.     Recite ( mengkomunikasikan setiap jawaban yang telah ditemukan )
Pada langkah lelima gurumenyuruh siswa menyebutkan lagi jawaban atas pertanyaan yang telah disususn, guru melatih siswa dalam pertanyaan-pertanyaan untuk tidak membuka buku atau catatan yang telah dibuat, jika pertanyaan tidak terjawab siswa tetap melanjutkan pertanyaan selanjutnya. Demikian seterusnya hingga seluruh pertanyaan dapat diselelsaikan.
6.     Review ( mengulangi )
Pada langkah terakhir siswa diminta untuk membaca catatan singkat (intisari) yang telah dibuat, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu meninjau ulang seluruh pertanyaan dan jawaban secara singkat.
c.      Siswa dibawah bimbingan guru, melakukan keterampilan metode SQ4R, dengan mengerjakan lembar kerja siswa.
d.     Pada tahap umpan balik, guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa. Guru menunjuk beberapa siswa. Langkahnya:
1.     Guru menyampaikan pokok pembelajaran, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi tersebut dibuku.

2.     Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya guru mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya.
3.     Guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan.
4.     Apabila ada siswa yang salah dalam menjawab pertanyaan, guru segera membantu memberikan jawaban yang benar sehingga siswa dapat mengetahui letak kesalahannya.
5.     Guru memberikan kesimpulan.
e.      Guru memberikan latihan mandiri kepada siswa untuk membaca kelanjutan dari isi bacaan pada buku siswa dengan memakai keterampilan strategi belajar metode SQ4R.
3.
PENUTUP
a.      Merangkum pelajaran
b.     Catatan

Guru bersama-sama dengan siswa merangkum materi pelajaran dimana guru membantu membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan.
a.      Guru selama KBM, jangan membuat kesan yang monoton.
b.     Guru hendaknya menentukan waktu, kapan tiap-tiap tahap dilaksanakan.
c.      Tetap mempertahankan motivasi siswa.
d.     Guru hendaknya memakai kata-kata yang mudah dipahami siswa.
e.      Guru hendaknya membimbing siswa satu persatu pada saat melakukan pelatihan.

  1. Penerapan Metode Pembelajaran SQ4R
Kemampuan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah matematika. Rendahnya kemampuan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa merupakan permasalahan yang menuntut seorang guru untuk menciptakan dan menerapkan suatu strategi dalam pembelajaran matematika.
Penelitian ini menggunakan disain eksperimen, dan memilih disain penelitian berbentuk pretes-postes control group design, yang bertujuan untuk mengetahui (1) kualitas kemampuan pemahaman matematik siswa melalui pembelajaran matematika dengan teknik SQ4R, (2) kualitas kemampuan pemecahan masalah matematik siswa melalui pembelajaran matematika dengan teknik SQ4R dan, (3) sejauh mana perbedaan kemampuan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa, antara pembelajaran matematika dengan teknik SQ4R dengan pembelajaran matematika cara biasa, (4) sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan teknik SQ4R dan , dan (5) tanggapan guru terhadap pembelajaran matematika dengan teknik SQ4R.
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan dua jenis tes, yaitu tes pilihan ganda yang dimodifikasi dari Second International Mathematics Study (SIMS), dan tes bentuk uraian. Kedua jenis tes sudah memenuhi kriteria reliabilitas, validitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran. Dan untuk memperoleh data yang diperlukan ditempuh prosedur penelitian melalui tiga tahapan utama yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan di kelas dan tahap analisis data. Setelah data terkumpul, data dianalisis secara deskriptif dan inferensial.
Dari hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa (1) kualitas kemampuan pemahaman matematik siswa meningkat setelah siswa menempuh pembelajaran matematika menggunakan teknik SQ4R, (2) kemampuan pemecahan masalah siswa meningkat setelah siswa menempuh pembelajaran matematika menggunakan teknik SQ4R, (3) terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah matematik antara siswa yang dalam pembelajaran matematikanya menggunakan teknik SQ4R dengan siswa yang dalam pembelajaran matematikanya dengan cara biasa; kemampuan siswa yang dalam pembelajaran matematikanya menggunakan teknik SQ4R lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajaran matematikanya dengan cara biasa, (4) sikap siswa mendukung pembelajaran matematika dengan teknik SQ4R, dan (5) guru memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran matematika menggunakan teknik SQ4R.



BAB III
KESIMPULAN

Pengetahuan awal siswa pada setiap pengalaman belajarnya akan berpengaruh terhadap bagaimana mereka belajar dan apa yang dipelajari selanjutnya, dengan demikian diperlukan metode penyampaian materi yang tepat, yang dapat memberdayakan siswa baik dari segi akademik maupun kecakapan sosial, dapat memecahkan masalah dengan sifat terbuka dan suatu pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, sehingga tujuan pendidikan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan dapat tercapai. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran SQ4R. Metode ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Membaca membuat kita dapat berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan. Membaca dapat dipandang sebagai sebuah proses interaksi antara bahasa dan pikiran. Sebagai proses interaksi, maka keberhasilan membaca akan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan yang melatarbelakangi metode membaca.
Pembelajaran SQ4R adalah cara membaca yang dapat mengembangkan metakognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama, cermat, melalui; survey dengan mencermati teks bacaan, melihat pertanyaan di ujung bab, baca ringkasan bila ada dan cermati gambar-gambar, grafik, dan peta. Question dengan membuat pertanyaan (mengapa, bagaimana dan darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks dan mencari jawabannya. Reflec yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan, Recite merupakan mempertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas bersama) dan Review yaitu cara meninjau ulang menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA

·       Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
·       Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002.
·       Nur, M dan Wikandari, P.R. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Kontruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: PSMS Program Pascasarjana Unesa.
·       Soedjana, Nana. 1987. CBSA dalam proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
·       Sudrajat, A. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode,Teknik,Taktik, dan Model pembelajaran. Bandung.
·       Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
·       Trianto, 2010. Mendesain model pembelajaran inovatif-pogresif. Jakarta, Prenada Media Group.

0 komentar:

Posting Komentar