Senin, 23 November 2015

Model Pembelajaran SAVI (Somatik, Auditori, Visual dan Intektual)



Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003 : 2). Perubahan itu bersifat bersifat relatif konstan dan berbekas. Dalam kaitan ini, proses belajar dan perubahan merupakan bukti hasil yang diproses. Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain, dan lain-lain (Hamalik, 2002 : 45). Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.

Minggu, 18 Oktober 2015

Model Pembelajaran SQ4R



BAB I
PENDAHULUAN
Belajar adalah proses yang terjadi dalam otak manusia, saraf, dan sel-sel otak yang bekerja mengumpulkan semua yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan lain-lain, lantas disusun oleh otak sebagai hasil belajar. Itulah sebabnya, orang tidak bisa belajar jika fungsi otaknya terganggu.

Sabtu, 03 Oktober 2015

MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam era global, teknologi dan ilmu pengetahuan telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga informasi lebih mudah di peroleh, hendaknya menjadikan anak lebih aktif berpartisipasi sehingga melibat kan intelektual dan emosional siswa dalam proses belajar. Keaktifan di sini berarti fisik secara aktif dan tidak terfokus pada suatu sumber informasi yaitu guru.

Jumat, 11 September 2015

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CORE

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Dalam belajar matematika, pada dasarnya seseorang tidak terlepas dari pemecahan masalah karena berhasil atau tidaknya seseorang dalam matematika ditandai adanya kemampuan pemecahan masalah yang dihadapinya (Fadillah, 2008). Pemecahan masalah itu penting bukan saja bagi kehidupan siswa dikemudian hari ketika akan mendalami  matematika, tetapi juga mereka yang akan menerapkannya baik dalam bidang studi lain maupun dalam kehidupan sehari-hari  (Ruseffendi, 1991)

Senin, 07 September 2015

MODEL PEMBELAJARAN SQ4R (SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW)



BAB I
PENDAHUALUAN

A.    Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ada tiga variabel yang saling berkaitan. Ketiga variabel tersebut adalah kurikulum, guru dan proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru menempati kedudukan sentral sebab peranannya sangat menentukan. Guru harus mampu menerjemahkan nilai-nilai yang ada dalam kurikulum kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui proses belajar mengajar di sekolah (Nana Sujana, 1987:1).

Sabtu, 05 September 2015

MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Melihat kondisi siswa –siswa zaman sekarang yang semakin tidak semangat dalam belajar sehingga dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara antusias, efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode atau Model  mengajar.
Dalam kenyataan, model atau metode mengajar yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau massage lisan kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan serta sikap.
Istilah model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran dan dibedakan dari istilah strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi,  metode, dan teknik. Sedangkan istilah “strategi “ awal mulanya dikenal dalam dunia militer terutama terkait dengan perang atau dunia olah raga, namun demikian makna tersebut meluas tidak hanya ada pada dunia militer atau olahraga saja akan tetapi bidang ekonomi, sosial, pendidikan. Menurut Wina Sanjaya (2008), istilah strategi, metode, pendekatan dan teknik mendefinisikan  sebagai berikut :
1.    Strategi pembelajaran adalah separangkat kebijaksanaan yang terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menetukan warna atau strategi tersebut, yaitu :
a.    Pemilihan materi pelajaran  (guru atau siswa)
b.    Penyaji materi pelajaran (perorangan atau kelompok, atau belajar mandiri)
c.    Cara menyajikan materi pelajaran (induktif atau deduktif, analitis atau sintesis, formal atau non formal)
d.    Sasaran penerima materi pelajaran ( kelompok,   perorangan, heterogen, atau  homogen.
2. Pendekatan Pembelajaran adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran  dilihat  bagaimana materi itu disajikan. Misalnya memahami suatu prinsip dengan  pendekatan induktif atau deduktif.
3. Metode Pembelajaran adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.
4.    Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa. Misalnya teknik mengajarkan perkalian dengan penjumlahan berulang.
    Sedangkan Model Pembelajaran adalah sebagai suatu disain yang menggambakan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa (Trianto : 2010)
    Sedangkan menurut Badudu (1996) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998 : 203), pengertian strategi  (1) ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam dan perang damai, (2) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. 
Roestiyah NK (2008 :101) menyebutkan strategi pembelajaran adalah suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah keadaan pembelajaran menjadi pembelajaran yang diharapkan. Untuk dapat mengubah keadaan itu dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan pembelajaran. Lebih lanjut Soedjadi menyebutkan bahwa dalam satu pendekatan dapat dilakukan lebih dari satu metode dan dalam satu metode dapat digunakan lebih dari satu teknik. Secara sederhana dapat dirunut sebagai rangkaian :
 teknik          metode            pendekatan          strategi                  model
Istilah  “ model pembelajaran” berbeda dengan strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan pendekatan pembelajaran. Model pembelajaran meliputi suatu model pembelajaran yang luas dan menyuluruh. Konsep model pembelajaran lahir dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting eksperimen yang dilakukan. Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya dikembangkan oleh Bruce dan koleganya (Joyce, Weil dan Showers, 1992). Untuk itu dalam makalah ini yang akan saya bahas adalah model pembelajaran Pair Checks.

B.    Tujuan Pembelajaran
Adapun Tujuan pembahasan makalah ini tentang model pembelajaran pair Checks diantaranya :
1.    Agar Siswa dapat mengetahui dan memahami tentang model  pembelajaran yang kami bahas
2.    Supaya model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar di kelas
3.    Dengan model pembelajaran ini dapat menjadikan siswa yang terus berkembang jiwa sosialnya
4.    Membentuk manusi yang mandiri, saling kerja sama dan dapat memberikan penilaian terhadap diri dan orang lain
5.    Para siswa lebih termotivasi lagi untuk terus belajar dan meningkatkan metode belajar yang lebih baik.



C.    Rumusan Masalah
Sedangkan masalah model pembelajaran pair Checks yang akan dibahas dalam  makalah ini  diantaranya :
1.    Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Pair Checks ?
2.    Apa ada ciri-ciri khusus untuk model pembelajaran Pair Checks ?
3.    Langkah – langkah yang dilakukan dalam menggunakan model pembelajaran Pair Checks  ?
4.    Bagaimana cara mengaplikasikan model pembelajaran Pair Checks ?
5.    Keunggulan apa saja yang didapat dengan menggunakan model pembelajaran Pair Checks  ?
6.    Kelemahan apa saja yang harus dihindari dari model pembelajaran Pair Checks ?



BAB II
MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS
A.    Pengertian Pair Checks
Menurut Istarani (2011) model pembelajaran Pair check (pasangan mengecek) adalah model pembelajaran berkelompok atau berpasangan yang dipopulerkan oleh Spencer Kagen tahun 1993. Model ini menerapkan pembelajaran berkelompok yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan.
Sedangkan menurut Trianto (2010) Model pembelajaran Pair Check Spencer Kagen merupakan salah satu model pembelajaran yang lebih melatih rasa sosial siswa, kerja sama dan kemampuan memberi  penilaian.
Sehingga menurut saya pengertian model pembelajaran pair checks adalah model pembelajaran berkelompok atau berpasangan yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan serta lebih melatih rasa sosial siswa, kerja sama dan kemampuan memberi  penilaian.

B.    Prinsip - Prinsip Model Pembelajaran Pair Cheks
Prinsip – prinsip dari model pembelajaran pair checks ini H(lihat Lukmanul Hakim ; 2009) adalah sebagai berikut :
1.    Siswa berkelompok berpasangan sebangku,
2.    Salah seorang menyajikan persoalan dan temannya mengerjakan,
3.    Pengecekan kebenaran jawaban,
4.    Bertukar peran, ada yang jadi pelatih dan ada yang jadi patner
5.    Penyimpulan,
6.    Evaluasi
7.    Refleksi.

Berikut ini Prinsip dasar dari model pembelajaran pair check (Pupuh Faturrahman ; 2007) :
1.    Guru menjelaskan konsep
2.    Siswa dibagi beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Dalam satu ti ada 2 pasangan. Setiap pasangan dalam satu tim ada yang menjadi pelatih dan ada yang patner.
3.    Guru membagikan soal kepada si patner
4.    Patner menjawab soal , dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Setiap soal yang benar pelatih memberi kupon.
5.    Bertukar peran. Si pelatih menjadi patner dan si patner menjadi pelatih
6.    Guru membagikan soal kepada si patner
7.    Patner menjawab soal , dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Setiap soal yang benar pelatih memberi kupon.
8.    Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokkan jawaban satu sama lain.
9.    Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaaban dari berbagai soal dan tim mengecek jawabannya.
10.    Tim yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah

C.    Langkah-langkah Model Pembelajaran Pair Checks
Adapun langkah –langkah yang harus dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran ini (Istarani; 2011) adalah sebagai berikut :
1.    Bekerja Berpasangan
Guru membentuk tim berpasangan berjumlah 2 (dua) siswa. Setiap pasangan mengerjakan soal yang pas sebab semua itu akan membantu melatih siswa dalam menilai.
2.    Pelatih Mengecek
Apabila patner benar pelatih memberi kupon.
3.    Bertukar Peran
Seluruh patner bertukar peran dan mengulangi langkah 1 – 3.
4.    Pasangan Mengecek
Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan jawaban.
5.    Penegasan Guru
Guru mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep.

D.    Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Pair Checks
Adapun Kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran pair cheks ini adalah (Trianto ; 2010) sebagai berikut:
1.    Dipandu belajar melalui bantuan rekan
2.    Menciptakan saling kerjasama di antara siswa
3.    Increases comprehension of concepts and/or processes (Meningkatkan  pemahaman konsep dan / atau proses)
4.    Melatih berkomunikasi
5.    Pembelajaran menjadi aktif
6.    Siswa sangat antusias untuk maju kedepan untuk menunjukan hasil karyanya. 
7.    Setiap siswa sangat antusias untuk mengikuti setiap instruksi guru
8.    Semua siswa aktif saling bekerjasama dalam kelompok.

Sedangkan kekurangan yang dimiliki dari model pembelajaran pair cheks ini adalah sebagai berikut :
1.    Memerlukan banyak waktu
2.    Memerlukan pemahaman yang tinggi terhadap konsep untuk menjadi pelatih.
3.    Membutuhkan pemikiran dan konsentrasi yang tinggi
4.    Bagi anak usia sekolah dasar pemikiran dan konsentrasi yang tinggi sulit untuk dilakukan.



BAB III
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas uraian makalah ini dapat kita simpulkan bahwa model pembelajaran pair checks merupakan  model pembelajaran berkelompok atau berpasangan yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan serta lebih melatih rasa sosial siswa, kerja sama dan kemampuan memberi  penilaian.
Dengan prinsip – prinsip dasar yang telah di sebutkan diatas semoga kita dapat menjalankan model ini dengan semaksimal mungkin sehingga kelebihan dari dari model pembelajaran dapat raih sedangkan kekurangannya dapat kita hidarkan.





DAFTAR PUSTAKA

Istarani, 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran). Medan : Media Persada.

Hakim, Drs. Lukmanul. Perencanaan pembelajaran, 2009, C.V. Wacana Prima : Bandung.

Fathurrahman, Pupuh. 2007. Strategi Pembelajaran. Bandung: Insan Media

Roestiyah NK. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. 

Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Proresif. 2010. Kencan: Jakarta.

Badudu, J.S. 1996. Pintar Berbahasa Indonesia 1: Petunjuk Guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Balai Pustaka.

http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/14/model-pembelajaran-pair-checks-spencer-kagen1993/

http://syariffauzan.blogspot.com/2011/11/model-pembelajaran-pair-check.html

http://www.sriudin.com/2012/01/model-pembelajaran-pair-check.html



Rabu, 01 Juli 2015

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)



BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG MASALAH
Guru sebagai salah satu komponen pendidikan dan merupakan suatu bidang profesi, mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar untuk membawa anak didiknya kepada kedewasaan dalam arti yang luas.

Rabu, 24 Juni 2015

MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER



BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran matematika saat ini juga masih cenderung menggunakan pendekatan konvensional. Pendekatannya lebih ditekankan pada keterampilan berhitung daripada penguasaan konsep-konsep matematika. Akibatnya keterampilan berpikir tinggi seperti kemampuan kreatif matematika dan kemampuan pemecahan masalah kurang berkembang.
Menurut Hariman (Huda, 2011), berpikir kreatif adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan gagasan yang baru. Berpikir kreatif dapat  juga  diartikan sebagai  suatu kegiatan mental yang digunakan seorang untuk membangun ide atau pemikiran yang baru. Pendapat lain dari Pehkonen (Huda,2011), beliau memandang berpikir kreatif sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran.

Senin, 15 Juni 2015

MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING



PENDAHULUAN
Selama ini peran serta warga sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan masih kurang. Seorang guru harus pintar dalam mengelola kelas dan mengetahui karakteristik serta perkembangan psikologis anak dengan baik. Guru juga harus melakukan perubahan dalam setiap metode pembelajaran agar siswa semakin termotivasi untuk terus belajar dan belajar, apalagi dalam pembelajaran matematika yang selalu diidentikkan dengan pelajaran yang sulit.

Sabtu, 06 Juni 2015

STRATEGI PEMBELAJARAN METODE SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)




A.     SQ4R (Survey, Question, Read, Recite, Review and Reflect)
1.      Pengertian SQ4R (Survey, Read, Recite, Review and Reflect)
Pembelajaran membaca tidak akan berlangsung tanpa metode. Metode itu berupa prosedur atau tata cara yang hendak diikuti dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Metode SQ4R merupakan suatu proses membaca yang terdiri atas enam langkah :
1.      Survey, maksudnya mensurvei buku
2.      Question, maksudnya mengajukan pertanyaan yang dapat membimbing kita dalam kegiatan membaca.
3.      Read, maksudnya membaca isi bacaan.
4.      Recite, maksudnya menceritakan isi bacaan dengan kata-kata sendiri
5.      Review, maksudnya meninjau kembali isi bacaan
6.      Reflect, maksudnya aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks actual yang relevan

Sabtu, 23 Mei 2015

MODEL PEMBELAJARAN BERSIKLUS (LEARNING CYCLE)



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Matematika merupakan suatu ilmu yang sudah dipelajari mulai dari TK, SD, SMP, hingga SMA. Namun sebagian siswa masih beranggapan bahwa matematika itu sulit, padahal matematika merupakan ilmu yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Bahkan untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi pemahaman dalam matematika merupakan salah satu persaratan utama. Sejalan dengan kontruktivisme plaget, pengetahuan bukan suatu yang sudah jadi, tapi suatu proses yang harus digeluti, dipikirkan dan di kontruksi siswa, dan tidak dapat di transfer dengan menerima secara.

Jumat, 15 Mei 2015

Model Pembelajaran Probing Promting



BAB I
PENDAHULUAN


Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting yang diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta mempunyai kemampuan bekerja sama. Matematika merupakan salah satu diantara pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah dengan frekuensi jam pelajaran yang lebih banyak dibanding dengan mata pelajaran lainnya. Tetapi banyak siswa yang merasa kurang mampu dalam mempelajari matematika karena dianggap sulit sehingga minat untuk mempelajari kembali matematika di luar sekolah kurang. Hal ini menyebabakan hasil belajar matematika masih tergolong rendah.

Rabu, 25 Maret 2015

METODE PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION



BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakekatnya adalah pemberian bantuan kepada orang lain secara sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengaktifkan potensi orang lain, agar yang bersangkutan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Musaheri, 2005:20).

Sabtu, 14 Februari 2015

Model Pembeajaran Talking Stick



Bab I
Pendahuluan


A. Latar Belakang

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam membelajarkan matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai.

Senin, 02 Februari 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI PADA SUB KONSEP BANGUN RUANG (KUBUS)



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar belakang
Immanuel Kant menganggap bahwa matematika merupakan pengetahuan yang bersifat sintetik apriori, yang mana eksistensiya bergantung dari pancaindera serta nilai salah dan atau benarnya dapat ditentukan tanpa mempelajari dunia empiris Jujun Suriasumantri. 2003 : 206) . Oleh karena sifatnya yang abstrak pengetahuan ini sering dianggap sulit oleh mayoritas siswa serta strategi, atau pendekatan para guru, instruktur, dalam mentransformasikan pengetahuannya tentang matematika sering dijadikan barometer ketidakberhasilan siswa dalam memenuhi standar ketuntasan belajarnya.  Begitu juga dengan penilaian yang akan dilakukan untuk menentukan keberhasilan sebuah teknik pembelajaran. Pada dasarnya penilaian yang dilakukan pun tidak dapat dilepaskan dari penilaian faktor di atas.

Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa.

Sabtu, 03 Januari 2015

MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, program multimedia,dan bantuan belajar melalui program komputer. Hakikat mengajar menurut Joyce dan Weil adalah membantu pebelajar (peserta didik) memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, dan belajar bagaimana cara belajar. (Joyce dan Weil ; 2000:13)