Senin, 29 Agustus 2016

Model Pembelajaran SQ4R



BAB I
PENDAHULUAN
Belajar adalah proses yang terjadi dalam otak manusia, saraf, dan sel-sel otak yang bekerja mengumpulkan semua yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan lain-lain, lantas disusun oleh otak sebagai hasil belajar. Itulah sebabnya, orang tidak bisa belajar jika fungsi otaknya terganggu.
Pengertian belajar memang selalu berkaitan dengan perubahan, baik yang meliputi keseluruhan tingkah laku individu maupun yang hanya terjadi pada beberapa aspek dan kepribadian individu. Perubahan ini dengan sendirinya dialami tiap-tiap individu atau manusia, terutama hanya sekali sejak manusia dilahirkan. Sejak saat itu, terjadi perubahan-perubahan dalam arti perkembangan melalui fase-fasenya. Dan karena itu pula, sejak saat itu berlangsung proses-proses belajar.
            Membaca adalah bagian terpadu dari kemampuan berbahasa. Dalam kegiatan membaca di atas, guru seharusnya perlu menyusun tujuan membaca. Di samping itu, diperlukan metode membaca yang menggambarkan bagaimana pembaca memproses bacaan sehingga memperoleh pemahaman terhadap bacaan tersebut. Salah satu metode pembelajaran membaca yang dapat diterapkan yakni penerapan metode pembelajaran membaca SQ4R (Survey, Question, Read, Recite, Review and Reflect).
            Penggunaan metode membaca SQ4R diharapkan dapat merangsang siswa melalui kegiatan membaca, mencintai kegiatan membaca dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat judul “Metode SQ4R dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia”.





BAB 11
PEMBAHASAN
MODEL PEMBELAJARAN SQ4R
A.  Pengertian Model Pembelajaran SQ4R
Metode SQ4R ini adalah metode membaca yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sebuah bacaan. Metode ini terdiri atas lima langkah, yaitu: Survey (penelaahan pendahuluan), Question (bertanya), Read (membaca), Recite (mengutarakan kembali), Record (menandai), dan Review (mengulang kembali). Keenam langkah tersebut masing-masing mempunyai manfaat yang saling mendukung.
 a.     Tujuan
Metode SQ4R bertujuan untuk:
1)     (Meningkatkan kemampuan menentukan ide pokok siswa dengan menggunakan strategi SQ4R.
2)     Meningkatkan kemampuan menyimpulkan dengan menggunakan strategi SQ4R, dan.
3)     Meningkatkan kemampuan menceritakan dengan menggunakan strategi SQ4R, Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang dilihat dari proses kegiatan belajar-mengajar siswa dan hasil belajar siswa.
b.      Manfaat
Manfaat umum metode ini adalah membantu siswa untuk mengambil sikap bahwa buku yang akan dibaca tersebut sesuai keperluan/kebutuhan atau tidak. Metode ini bertujuan untuk membekali siswa dengan suatu pendekatan  sistematis terhadap jenis-jenis membaca. Tujuan tersebut mencerminkan bekal untuk keperluan peningkatan cara belajar sistematis, efektif, dan efisien.
            Metode belajar SQ4R, sebenarnya bisa diterapkan untuk belajar mandiri di rumah. Belajar sendiri atau mandiri di rumah adalah tugas paling pokok dari setiap siswa atau mahasiswa. Syarat utama belajar mandiri di rumah adalah adanya ketentuan belajar seperti memiliki jadwal belajar tersendiri meskipun terbatas waktunya. Bukan lamanya belajar yang diutamakan, tetapi kebiasaan teratur dan rutin melakukan belajar (dalam metode SQ4R). (Tohirin, 2008:123-125). Model pembelajaran SQ4R pada prinsipnya merupakan singkatan dari langkah-langkah mempelajari teks, yang meliputi:
1) Survey (penelitian pendahuluan)
Dalam tahap ini, pembaca mulai meneliti, meninjau, menjajaki dengan sepintas kilas untuk menemukan judul bab, subbab, dan keterangan gambar agar pembaca mengenal atau familiar terhadap materi bacaan yang akan dibaca secara detail dan sesuai dengan kebutuhan. Dengan melakukan peninjauan dapat dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian saat membaca. Peninjauan untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang ditinjau?
Dalam melakukan survey, dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, dan alat pembuat ciri seperti stabilo (berwarna kuning, hijau dan sebagainya) untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian penting akan dijadikan sebagai bahan pertanyaan yang perlu ditandai untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan yang akan dilakukan pada langkah kedua.
2) Question (tanya)
Setelah melakukan survei, kita mungkin akan menemukan beberapa butir pertanyaan. Kita ajukan beberapa pertanyaan yang bisa dijadikan pembimbing membaca agar terkonsentrasi dan terarah. Jumlah pertanyaan bergantung pada panjang-pendeknya teks, dan kemampuan dalam memahami teks yang sedang dipelajari. Jika teks yang sedang dipelajari berisi hal-hal yang sebelumnya sudah diketahui, mungkin hanya perlu membuat beberapa pertanyaan. Sebaliknya, apabila latar belakang pengetahuan tidak berhubungan dengan isi teks, maka perlu menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya.
3) Read (baca)
Sekarang mulailah membaca dengan teliti dan seksama, paragraf demi paragraf. Sebagaimana kita ketahui, setiap paragraf mengembangkan satu pikiran pokok. Jika kita menggabungkan keseluruhan pikiran pokok menjadi satu  kesatuan, maka terceminlah ide-ide utama dari serangkaian paragraf-paragraf dalam satu wacana.
Jika membaca dengan teliti dan seksama dirasa sulit, maka langkah membaca ini minimal untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan pada langkah Question. Bagian ini bisa dijalankan dengan efisien dan efektif apabila pembaca benar-benar memanfaatkan daftar pertanyaan tersebut yakni membaca dengan maksud mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.


4) Recite (ceritakan kembali dengan kata-kata sendiri)
Sekarang berhenti dulu dan renungkan kembali apa yang telah ditelaah tadi. Lihat kembali catatan yang telah anda buat dan ingat-ingat kembali ide-ide utama yang telah dicatat. Cara lain untuk melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang telah kita buat sebelum mebaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku atau wacana kembali. Pada dasarnya Recite bertujuan untuk mengutarakan kembali berbagai informasi baik yang berupa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kita maupun informasi lainnya yang kita anggap penting, merangkumnya, dan menyimpulkan atas apa yang sudah dibaca sesuai dengan versi pembaca.
5) Record (menandai)
Tahap Record ini kita menandai hal-hal yang dipahami dari sebuah wacana untuk referensi dikemudian hari. Proses memilih dan menandai akan menuntun kita menemukan ide utama wacana tersebut. Suatu saat, ketika kita meninjau kembali wacananya, kita akan menemukan hal-hal yang penting dalam sebuah wacana tanpa harus membaca wacana secara keseluruhan.
Dalam tahap ini ada dua hal penting yang harus dilakukan, yaitu menandai atau menggarisbawahi dan membuat catatan kecil. Menggarisbawahi kata kunci biasanya akan membuat kita mengingat hal-hal penting dalam pikiran, sedangkan membuat catatan kecil akan memberikan gambaran mengenai wacana yang dibaca. Sebelum menandai atau menggarisbawahi sebaiknya wacana dibaca secara keseluruhan terlebih dahulu, setelah itu ulangi membaca untuk menandai topik atau kata-kata yang dirasa penting. Selain itu, kita harus selektif memilih poinpoin mana yang memang benar-benar penting dan mencerminkan wacana yang kita baca.
6) Review (tinjauan kembali)
Periksalah kembali keseluruhan bagian. Jangan diulang baca, hanya lihatlah pada judul-judul, gambar-gambar, diagram-diagram, tinjauan kembali pertanyaan-pertanyaan, dan sarana-sarana studi lainnya untuk meyakinkan bahwa kita telah mempunyai suatu gambaran yang lengkap mengenai wacana tersebut. Langkah atau tahap ini akan banyak menolong kita dalam mengingat bahan tersebut sehingga kita akan dapat dengan mudah mengingatnya di dalam kelas serta mengeluarkannya pada ujian akhir. (Albert dalam Tarigan, 1079: 54-56) Secara singkat dalam tahap Review dilakukan pengujian atau peninjauan terhadap kelengkapan pengutaraan kembali yang telah kita lakukan pada langkah Recite. Maka, jika ada kekurangan kita lengkapi, jika ada kekeliruan kita perbaiki. Akhirnya tersusunlah struktur informasi yang jika kita kembangkan maka terciptalah wujud pengutaraan kembali yang relatif lengkap dan bagus.
Metode ini merupakan sebuah sistem yang diterapkan dalam melakukan aktivitas membaca dan/ atau belajar karena metode ini merupakan sebuah mata rantai yang setiap bagiannya saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga harus dilalui oleh pembaca apabila hendak memperoleh pemahaman yang maksimal. Meski terkesan sangat mekanistik, tetapi membaca dengan menggunakan SQ4R ini dianggap lebih memuaskan, karena dengan teknik ini dapat mendorong seseorang untuk lebih memahami apa yang dibacanya, terarah pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam suatu buku atau teks Selain itu, langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik ini tampaknya sudah menggambarkan prosedur ilmiah, sehingga diharapkan setiap informasi yang dipelajari dapat tersimpan dengan baik dalam sistem memori jangka panjang seseorang.
            Adapun Salah satu metode yang bisa digunakan membekali Anda sebagai guru adalah metode SQ4R. Metode ini dapat Anda bimbingkan kepada para siswa mulai tingka Sekolah Dasar sammpai Perguruan tinggi. Pada kelas IV, V, VI perlu sekali latihan membaca dengan metode SQ4R ini.
B.     Prinsip atau Karakteristik Model Pembelajaran SQ4R
Karakteristik model pembelajaran SQ4R adalah sebagai berikut;
  1. Siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
  2. Guru sebagai fasilitator dan mediator yang aktif.
  3. Pembelajaran dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan guru sebagai pembimbing.
  4. Siswa diperhadapkan pada suatu fenomena dan kemudian diminta untuk mensurvey hal-hal pokok yang terdapat dalam fenomena yang dihadapi.
  5. Siswa menyelidiki makna yang terkandung dalam suatu fenomena atau kejadian dengan berpedoman pada hal-hal pokok yang telah disurvei lebih dahulu.
C.     Langkah-Langkah Metode SQ4R
Menurut Robinson dalam (Mintowati, 2002: 21) teknik membaca SQ3R terdiri atas lima langkah yakni survey, question, read, recite dan review.
Kegiatan membaca SQ4R terlebih dahulu kita survey bacaan untuk mendapatkan gagasan umum apa yang akan kita baca. Kemudian kita mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri, kita berharap jawabannya terdapat dalam bacaan tersebut. Secara lengkap kelima langkah dalam SQ4R dijelaskan sebagai berikut ini :
Ø  Langkah 1 : S - Survey
Dalam melakukan aktivitas survey, guru perlu membantu dan menolong siswa untuk memeriksa atau meneliti secara singkat seluruh struktur teks. Tujuannya adalah agar siswa mengetahui panjangnya teks, judul bagian, judul sub bagian, istilah, kata kunci, dan sebagainya. Dalam melakukan survey, siswa dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, dan alat-alat lain seperti stabilo untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian penting dan akan dijadikan bahan pertanyaan, perlu ditandai untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan pada langkah selanjutnya.
Dengan melakukan peninjauan dapat dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian saat membaca. Peninjauan untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang ditinjau?
Baca Judul
Hal ini dapat membantu untuk memfokuskan pada topik bab
Baca Pendahuluan
Memberikan orientasi dari pengarang mengenai hal-hal penting dalam bab
Baca kepala judul/subbab
Memberikan gambaran mengenai kerangka pemikiran
Perhatikan grafik, diagram
Adanya grafik, diagram dan gambar ditujukan untuk memberikan informasi penting sebagai tambahan atas teks
Perhatikan alat Bantu baca
Termasuk huruf miring, definisi, pertanyaan di akhir bab yang ditujukan untuk membantu pemahaman dan mengingat.
Proses selanjutnya dari tahapan Survey adalah dengan membuka secara cepat halaman demi halaman dan memperhatikan bagian judul bab, sub judul bab, kata-kata khusus yang bercetak tebal atau miring, tabel, gambar sambil mencoba mendapatkan ide besar dari buku tersebut.
Survey yang sukses akan menghasilkan gambaran umum tentang isi buku sekaligus menciptakan minat yang kuat untuk memahaminya. Ini merupakan modal penting untuk membantu proses membaca cepat isi buku secara keseluruhan disamping memastikan tingkat pemahaman yang tinggi akan isi buku. (http://www.muhammadnoer.com/2009/07/membaca-cepat-metode-sq3r/)
Jika kita membaca sebuah buku, apa yang pertama-tama kita lakukan? Apakah kita langsung membaca buku tersebut? Sebelum membaca, biasanya orang menyediakan waktu beberapa menit untuk mengenal keseluruhan anatomi buku. Caranya dengan membuka-buka buku secara cepat dan keseluruhan yang langsung tampak. Anatomi buku meliputi: (1) bagian pendahuluan, seperti halaman judul (judul, nama pengarang, penerbit, tempat penerbit, tahun terbit, dan sebagainya), daftar isi, halaman ucapan terima kasih, daftar tabel, dan daftar gambar (jika ada), barangkali juga halaman yang berisi persetujuan yang berwenang menerbitkan buku tersebut, dan abstraksi; (2) bagian isi buku, yang menggambarkan urutan dan tata penyajian isi buku; (3) bagian akhir buku, yaitu berisi kesimpulan, saran atau rekomendasi, daftar pustaka, dan indeks. Semua unsur dilihat secara sekilas, minimal untuk memberikan gambaran isi, kemenarikan, dan kemanfaatannya. Buku yang baik (bersifat ilmiah) hendaknya mengandung bagian-bagian buku tersebut. Jadi, dalam membaca buku idak langsung masuk ke dalam batang tubuh bacaan tersebut. Apakah kita juga melakukan hal-hal yang sama sebelum membaca? (Soedarso, 2005:60-62).
Ø  Langkah 2 : Q - Question
Langkah kedua adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat, dan revelan dengan bagian-bagian teks yang telah ditandai pada langkah pertama. Jumlah pertanyaan bergantung pada panjang-pendeknya teks, dan kemampuan dalam memahami teks yang sedang dipelajari. Jika teks yang sedang dipelajari berisi hal-hal yang sebelumnya sudah diketahui, mungkin hanya perlu membuat beberapa pertanyaan. Sebaliknya, apabila latar belakang pengetahuan tidak berhubungan dengan isi teks, maka perlu menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya.
Pada saat survey, anda juga bisa mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan, misalnya dengan mengubah judul atau subjudul menjadi kalimat tanya. Anda bisa menggunakan kata siapa, apa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana. Setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/subbab yang biasanya dicetak tebal. Pada saat kita menghadapi sebuah bacaan, pernahkah kita mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hal-hal yang berkaitan dengan bacaan?. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat menuntun kita memahami bacaan dan mengarahkan pikiran pada isi bacaan yang akan dimasuki sehingga kita bersikap aktif. Kita tidak hanya mengikuti apa saja yang dikatakan pengarang. Kita boleh mengkritik dan mempertanyakan apa yang dikatakan pengarang sambil nanti melihat buktinya.
Ø  Langkah 3 : R - Read
Langkah ketiga adalah membaca secara aktif dalam rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Dalam hal ini, membaca secara aktif juga berarti membaca yang difokuskan pada paragraf-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan yang telah disusun pada langkah kedua.
Setelah melakukan survey dan mengajukan pertanyaan, barulah Anda membaca keseluruhan bahan bacaan. Jadi, membaca merupakan langkah ketiga. Baca bagian demi bagian sambil anda mencari jawaban atas pertanyaan yang telah anda lakukan pada langkah 2. Pada tahap ini, konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pokok dan detail penting. Dengan membaca, kita mulai mengisi informasi ke dalam kerangka pemikiran bab yang kita buat pada proses Survey. Bacalah suatu subbab dengan tuntas jangan pindah ke subbab lain sebelum kita menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang kita buat pada Question.
Ø  Langkah 4 : R - Recite
Langkah keempat adalah menyebutkan atau menceritakan kembali jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun. Sedapat mungkin diupayakan tanpa membuka catatan jawaban sebagaimana telah dituliskan dalam langkah ketiga. Jika sebuah pertanyaan tidak terjawab, diusahakan tetap terus melanjutkan untuk menjawab pertanyaan berikutnya. Demikian seterusnya, hingga seluruh pertanyaan, termasuk yang belum terjawab, dapat diselesaikan dengan baik.
Setiap selesai membaca suatu subjudul, berhentilah sejenak. Coba jawab pertanyaan atau sebutlah hal-hal penting bagian tersebut. Bila perlu, buatlah catatan seperlunya. Bila belum paham, ulangi membaca bagian tersebut sekali lagi. Pada umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca. Dengan  melakukan proses Recite ini kita bisa melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca. Proses ini dilakukan setelah kita menyelesaikan suatu subbab. Cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.
Ø  Langkah 5 : R - Review
Langkah ini merupakan langkah terakhir. Setelah membaca seluruh bahan, ulangi untuk menelusuri kembali judul, subjudul dan bagian-bagian penting lainnya. Langkah ini berguna untuk membantu daya ingat, memperjelas pemahaman dan juga untuk mendapatkan hal penting yang terlewatkan.
Review membantu kita untuk menyempurnakan kerangka pemikiran dalam suatu bab dan membangun daya ingat kita untuk bahan pada bab tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah dengan menjelaskan kepada orang lain.
Pada langkah terakhir dilakukan peninjauan ulang atas seluruh pertanyaan dan jawaban sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang singkat, tetapi dapat menggambarkan seluruh jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.
Ø  Langkah 6 : R – Reflect
            Selama membaca, siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, tetapi juga memahami informasi yang dibaca, yaitu dengan cara menghubungkan informasi itu dengan hal-hal yang telah diketahui, mengaitkan subtopik-subtopik di dalam teks dengan konsep atau pikiran utama, memecahkan kontradiksi di dalam informasi yang disajikan dan menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan dan dianjurkan dari materi pelajaran tersebut.
D.         Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran SQ4R
Dalam sebuah teknik pembelajaran tidak semuanya memiliki kelebihan atau keunggulan akan tetapi dapat dipastikan juga memiliki kelemahan atau kekurangan-kekurangan, begitupun dengan teknik SQ4R. Model pembelajaran SQ4R memiliki kelebihan dan kelemahan, yaitu sebagai berikut:
1.   Kelebihan Model Pembelajaran SQ4R
l  Dengan mensurvei buku terlebih dahulu, kita akan mengenal organisasi pemahaman terhadap buku tersebut.
l  Pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun tentang apa yanyg dibaca akan membangkitkan keingintahuan untuk membaca dengan tujuan mencari jawaban-jawaban yang penting.
l  Dapat melakukan kegiatan membaca secara lebih cepat, karena dipandu oleh langkah-langkah sebelumnya,yaitu mensurvei buku dan menyusun pertanyaan tentang  bacaan.
l  Catatan-catatan tentang buku yang dibaca dapat membantu memahami secara cepat dan membantu ingatan.
l  Melalui  review atau mengulang akan memperoleh penguasaan bulat, menyeluruh atas bahan yang dibaca.
2.   Kelemahan Model Pembelajaran SQ4R
·       Alokasi waktu yang digunakan untuk memahami sebuah teks dengan model pembelajaran SQ4R mungkin tidak banyak berbeda dengan mempelajari teks biasa.
·       Membaca harus mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan
·       Memakan waktu yang banyak
·       Bisanya pembaca enggan mengikuti langkah-langkah
·       Hanya untuk membaca karangan atau buku-buku ilmiah
·       Siswa sulit dikondisikan (ramai) saat berdiskusi dengan teman sebangkunya dalam mempelajari teks materi pelajaran.
·       Untuk menempuh kelima prosedur di atas pada awalnya mungkin akan dirasakan beerbelit-belit apalagi belum terbiasa.
·       Tidak dapat diterapkan pada pengajaran pengetahuan yang bersifat procedural seperti pada pengetahuan keterampilan.
·       Sangat sulit dilaksanakan jika sarana seperti buku siswa (buku paket) tidak tersedia di sekolah.
·       Tidak efektif dilaksanakan pada kelas dengan jumlah siswa yang terlalu besar karena bimbingan guru tidak maksimal terutama dalam merumuskan pertanyaan.
·       Tidak semua materi mudah didapatkan refrensinya
·       Tidak semua siswa mempunyai mata yang sehat untuk membaca terlalu banyak
Dari kelebihan dan kelemahan teknik SQ4R di atas yang paling penting dalam menggunakan teknik ini, guru dapat meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut dengan melakukan upaya-upaya sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai secara optimal.
E.         Aplikasi dan Penerapan Metode SQ4R Dalam Pembelajaran Di Sekolah
a.     MATEMATIKA
Aplikasi model pembelajaran SQ4R di sekolah dalam pembelajaran matematika, kita bisa menggunakan atau mempelajari salah satu model pembelajaran matematika yang dapat dipaham dan di mengerti terhadap anank-anak peserta didik di sekolah dengan mempelajari cara berhitung cepat. Terdapat berbagai macam teknik berhitung cepat: Alkhawarizmi, Trachtenberg, Onde-onde Milenium, Sempoa, dan Sapu Tangan. Pada bagian ini kita akan mengambil beberapa contoh berhitung cepat terutama teknik Alkhawarizmi dan Trachtenberg.(Agus Nggermanto,2003:88)
Contoh:
l  Kuadrat Angka 2
Bila Angka satuannya berupa angka 5 kerjakan dengan cara sebagai berikut:
15² = 225         dari 1 x (1 + 1) = 2 dan 5² = 25 menjadi 225
Bila angka puluhannya berupa angka 5 selesaikan dengan cara berikut:
56² = 3136       dari 5² + 6 = 31 dan 6² = 36 menjadi 3136
Sebenarnya kita masih dapat mengembangkan teknik berhitung cepat lebih jauh lagi. Tetapi topik yang menarik ini akan kita bahaas pada buku lain yang lebih sesuai.











BAB III
KESIMPULAN
SQ4R merupakan salah satu bagian strategi elaborasi, yang penggunaanya untuk membentuk kebiasaan siswa berkonsentrasi dalam membaca, melatih kemampuan membaca cepat, melatih daya peramalan berekenan dengan isi bacaan dan mengembangkan kemampuan membaca kritis dan komperensif.
Metode membaca SQ4R merupakan singkatan dari lima langkah-langkah dalam mempelajari teks atau buku yang terdiri dari (1) survey (meninjau), (2) question (bertanya), (3) read (membaca), (4) recite (menuturkan), (5) review (mengulang) (6) Reflect. Manfaat metode membaca SQ4R ini membantu siswa untuk mengambil sikap bahwa buku yang akan dibaca tersebut sesuai keperluan / kebutuhan atau tidak.
Dalam sebuah teknik pembelajaran tidak semuanya memiliki kelebihan atau keunggulan akan tetapi dapat dipastikan juga memiliki kelemahan atau kekurangan-kekurangan, begitupun dengan teknik SQ4R.










DAFTAR PUSTAKA

Muhibbin Syah, 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosdakarya.
Muhibbin Syah, 2004. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosdakarya.
Tohirin, 2006. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.
Nggermanto, Agus, 2003. Quantum Quotient Kecerdasan Quantum, Bandung: Nuansa.
Laksono, Kisyani, 2008. Membaca 2. Jakarta : Universitas Terbuka.
Tohirin, 2008. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.
http://en.wikipedia.org/wiki/SQ4R, 29 November 2012, pukul 17:00
http://fitria507.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kekurangan-metode.html.29 November 2012, pukul 15:00

0 komentar:

Posting Komentar