Kamis, 08 Desember 2016

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan dunia yang sangat pesat dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi membuat persaingan antar negara  semakin ketat. Oleh karena itu sumber daya manusia yang handal dan professional sangat diperlukan serta didukung oleh lembaga pendidikan yang handal pula. Lembaga pendidikan yang handal harus bisa menciptakan suasana belajar yang aktif, efektif dan komunikatif.Kewajiban pendidik sebagai pelaku pendidikan adalah mencari solusi yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Masalah ini tentu harus ada juga faktorlain yang bisa mendukung terciptanya kualitas pembelajaran yang baik, baik itu external maupun internal. Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja bertujuan dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relative menetap pada diri orang lain. Usaha ini dilakukan oleh seseorang atau suatu tim yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam merancang dan atau mengembangkan sumber belajar yang diperlukan (Yusufhadi Miarso, 2005).Dalam hal ini untuk menunjang kegiatan pembelajaran dibutuhkan pula sarana prasarana yang memadai, kalaupun tidak terpenuhi para pendidik harus bisa mencari solusi sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif; aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah pendekatan dengan metode sowball Throwing.
Model Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.
Jadi diharapkan dengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran snowball throwing  dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik.

B.    Tujuan
1.    Untuk megetahui pengertian model belajar Snowball Throwing terlebih dahulu.
2.    Untuk menggambarkan langkah-langkah pelaksanaan Snowball Trowing.
3.    Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan model pembelajaran Snowball trowing.

C.    Rumusan masalah
1.    Apa yang dimaksud Snowball Trowing ?
2.    Bagaimana langkah pelaksanaan model pembelajaran Snowball Throwing ?
3.    Apa keuntungan dan kelemahan dalam model pembelajaran Snowball Throwing ?






BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian model pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. Senada dengan
Pendapatnya kemp, dick and carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu perangkat materi dan produser pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar peserta didik atau siswa.Begitupula strategi menurut kemp adalah suatu kegatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
B.    Pengertian  Model Pembelajaran Snowball Throwing
Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing merupakan pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut.
Pada model pembelajaran Snowball Throwing siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang diwakili ketua kelompok unuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh .
Model Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.
C.    Metode Snowball Throwing

Pembelajaran dengan metode snowball throwing, menggunakan tiga penerapan pembelajaran antara lain: pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas melalui pengalaman nyata (constructivism), pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri (inquiry), pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari “bertanya” (questioning) dari bertanya siswa dapat menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. Di dalam metode pembelajaran snowball throwing strategi memperoleh dan pendalaman pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan tersebut.

D.    Langkah-langkah  Model Pembelajaran Snowball Throwing
Adapun Langkah-langkah  model pembelajaran Snowball Throwing menurut Jamal Ma’mur Amali, (2010 : 47-48) adalah sebagi berikut :
1.    Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2.    Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3.    Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
4.    Kemudian, masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan (apa saja) yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5.    Kertas yang berisi pertanyaan  tersebut kemudian dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama + 15 menit.
6.    Setelah waktu melempar habis, setiap siswa akan mendapatkan satu bola kertas yang berisi pertanyaan. Siswa tersebut diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas tersebut secara bergantian..
7.    Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang baru saja dijelaskan.
8.    Guru menutup pembelajaran.
Menurut Yatim Rianto (2010 : 47-48) langkah-langkah Snowball Throwing adalah sebagai berikut :
1.    Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2.    Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3.    Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
4.    Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5.    Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama + 15 menit.
6.    Setelah siswa dapat satu bola diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7.    Evaluasi.
8.    Penutup.


E.    Kerangka Pembelajaran Dengan Metode Snowball Throwing
Metode snowball throwing diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yaitu melalui kegiatan investigation (penyelidikan), inquiry (menemukan), questioning (bertanya), dan constructivism (membangun konsep). Kelompok tersebut menyusun konsep bangun ruang kubus dan balok secara bersama-bersama kemudian mempresentasikan.
Pembelajaran dengan metode snowball throwing ini merupakan tindakan yang dilakukan oleh siswa maupun guru (peneliti) pada saat pembelajaran berlangsung. Kerangka pembelajaran tersebut disajikan dalam bentuk tabel 2.1 berikut:
    Tabel 2.1
Kerangka pembelajaran dengan metode Snowball Throwing pada materi bangun ruang sisi datar (kubus dan balok)
Tujuan Pembelajaran     Bentuk Pembelajaran Snowball Throwing    Keterangan
1. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok (sisi, rusuk, diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal)
2. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok
serta bagian-bagiannya    siswa diarahkan untuk membentuk kelompok menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6 anggota.
Investigation dan inquiry: setiap kelompok mendapatkan tugas megidentifikasi sifat bangun ruang kubus dan balok dengan mengamati media yang telah disediakan guru/peneliti serta memberikan pernyataan terhadap tugas tersebut.
Questioning:. menyusun pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain
Constructivism: siswa melempar kertas yang sudah dibentuk menyerupai bola ke kelompok lain, satu siswa mendapat satu pertanyaan/bola.Siswa menjawab pertanyaan,
dan dari pertanyaan yang dikemukakan temannya tersusun sifat bangun ruang kubus dan balok.    Guru (dalam hal ini peneliti) pada awal kegiatan pembelajran memotivasi siswa sesuai dengan pokok bahasan dan
menanyakan benda-benda di sekitar yang berbentuk kubus dan balok,serta mengarahkan siswa untuk mengetahui ciri-ciri bangun ruang tersebut.
Guru/peneliti memanggil ketua kelompok untuk diberikan penjelasan tentang pengertian dan sifat bangun ruang kubus dan balok yang nantinya akan mereka jelaskan kepada teman satu kelompoknya.
Masing-masing kelompok diberikan satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan dari materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok, guru/peneliti sebagai fasilitator.
Guru/peneliti sebagai fasilitator dan evaluator yaitu memberikan kesimpulan terhadap apa yang telah disampaikan oleh masing-masing kelompok yaitu mengenai pengertian dan sifat bangun ruang kubus dan balok.
1. Siswa dapat mengidentifikasi jaring-jaring kubus dan balok
2. Siswa dapat membuat jaring-jaring kubus dan balok    Cooperative learning: siswa diarahkan untuk membentuk kelompok menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6 anggota.
Investigation dan inquiry: setiap kelompok mendapatkan tugas mengidentifikasi dan membuat jaring-jaring kubus dan balok dengan mengamati media yang telah disediakan guru/peneliti serta memberikan pernyataan terhadap tugas tersebut.
Questioning:. Menyusun pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain
Constructivism:Siswa melempar kertas yang sudah dibentuk menyerupai bola ke kelompok lain, satu siswa mendapat satu pertanyaan/bola.Siswa menjawab pertanyaan,
dan dari pertanyaan yang dikemukakan temannya tersusun jaring-jaring bangun ruang kubus dan balok.    Guru (dalam hal ini peneliti) pada awal kegiatan review pertemuan sebelumnya untuk mengingat unsur-unsur bangun ruang kubus dan balok.
Guru/peneliti memanggil ketua kelompok untuk diberikan penjelasan tentang jaring-jaring bangun ruang kubus dan balok yang nantinya akan mereka jelaskan kepada teman satu kelompoknya.
Masing-masing kelompok diberikan satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan dari materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok, guru/peneliti sebagai fasilitator.
Guru/peneliti sebagai fasilitator dan evaluator yaitu memberikan kesimpulan terhadap apa yang telah disampaikan oleh masing-masing kelompok yaitu mengenai jaring-jaring bangun ruang kubus dan balok.



F.     Kelebihan dan kelemahan pembelajaran dengan metode snowball throwing
a.    Kelebihan pembelajaran dengan metode snowball throwing
1)    Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan.   
2)    Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok.
3)    Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru.
4)    Melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik.
5)    Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.
6)    Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru.
7)    Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah.
8)    Siswa akan memahami makna tanggung jawab.
9)    Siswa akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial, budaya, bakat dan intelegensia.
10)     Siswa akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya.

b.    Kelemahan pembelajaran dengan metode snowball throwing
1)    Terciptanya suasana kelas yang kurang kondusif
2)    Adanya siswa yang bergantung pada siswa lain.




BAB III
PENUTUP
c.    Kesimpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode snowball throwing adalah metode pembelajaran koopratif yang dimaksudkan agar siswa lebih tanggap terhadap pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada teman satu kelompoknya.




DAFTAR PUSTAKA


Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. 7 Tips Aplikasi Pakem . Pati : Diva Press
http://www.sriudin.com/2012/07/model-pembelajaran-snowball-throwing.html. diunduh tanggal 6 Desember 2012 pukul 19:45 WIB
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika Aditama
Kemp, Dick and Carey, The System Design Of  Intruction. Florida :
Harper Collins Pub;isshes. 1985   
Miarso,Yusufhadi. 2005.  Menyemai  Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: cetakan ke dua. Prenada Media
Riyanto, Yatim. 2010. Pradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup
www.wordpress(http://wywdi.wordpress.com//2009/11/09model-pembelajaran-18-snowball throwing). diunduh tanggal 6 Desember pukul 19:30 WIB

0 komentar:

Posting Komentar