Jumat, 16 September 2016

MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI




BAB I
PENDAHULUAN

    Latar Belakang
Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.


Ibarat pakaian yang penuh variasi lengkap dengan berbagai corak warna dan modelnya, semua itu adalah dengan tujuan agar si pemakai merasa nyaman, aman, terlindung, juga agar merasa percaya diri dan dihargai/dihormati orang lain. Orang lain yang memandang cara berpakaian pun akan merasa senang, simpati, bahkan mungkin tertarik akan performa dan potongan/model pakaian tersebut. Maka secara lugas dapat dikatakan bahwa tujuan daripada berpakaian sudah tercapai.

Demikian juga dengan pembelajaran. Banyak ragam strategi pembelajaran, pendekatan, metode pembelajaran dan juga model pembelajaran. Tujuan dilaksanakannya berbagai macam strategi pembelajaran, metode pembelajaran dan model pembelajaran adalah agar guru/pendidik lebih mudah, lebih efektif dan efisien dalam menerapkan suatu pembelajaran sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran akan mudah tercapai secara maksimal.

Khusus model pembelajaran, ternyata jumlahnya cukup banyak. Hal ini karena selalu ada inovasi-inovasi baru yang dilakukan oleh kalangan guru/pendidik, ahli pendidikan dan kaum cerdik cendikiawan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Efektif atau tidaknya suatu model pembelajaran diterapkan, tidak ditentukan oleh kecanggihan suatu model pembelajaran saja, karena pada prinsipnya tidak ada satu model pembelajaran pun yang terbaik. Model pembelajaran yang terbaik adalah model pembelajaran yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dari sekian model pembelajaran, berikut penulis sampaikan salah satu contoh model pembelajaran yakni model pembelajaran Artikulasi.

    Rumusam Masalah
    Mendeskripsikan hakikat dari model pembalajaran artikulasi
    Menelaah perbedaan model artiulasi dengan model pembelajaran lainnya
    Mendeskripsikan karakteristik dari model pembelajarn artikulasi
    Menjelaskan langkah-langkah dari model pembelajaran artikulasi
    Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran artikulasi.

    Tujuan Makalah
    Dapat mendeskripsikan hakikat dari model pembalajaran artikulasi
    Dapat menelaah perbedaan model artiulasi dengan model pembelajaran lainnya
    Dapat mendeskripsikan karakteristik dari model pembelajarn artikulasi
    Dapat menjelaskan langkah-langkah dari model pembelajaran artikulasi
    Dapat mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran artikulasi.
BAB II
PEMBAHASAN
 
    Pengertian
    Pengertian Metode Pembelajaran
Pendidikan memegang peran penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkaualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai apabila siswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Hasil belajar seseorang, ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu, kemampuan guru (profesionalisme guru) dalam mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan pembelajaran yang lebih baik. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

Berdasarkan pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.

Benny A. Pribadi (2009: 11) menyatakan, “tujuan proses pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik”. Banyak metode yang digunakan seorang guru dalam pembelajaran passing bawah bolavoli, antara lain dengan menggunakan metode pembelajaran inovatif dan konvensional.

    Pengertian Model Pembelajaran Artikulasi
Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’

Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam mode pembelajaran ini.

Artikulasi adalah perangkat alat-alat ucap atau alat-alat bicara dimana hasil mekanisme kerjanya memproduksi suara atau bunyi bahasa yang memiliki sifat-sifat khusus, sehingga bunyi yang dihasilkan antara satu dengan yang lainnya berbeda.

Artikulasi atau articulate, terjemahan dalam kamus diartikan sebagai hal yang nyata, sesuatu yang benar diujarkan. Ujaran atau ucapannya benar menurut pembentukan pola ucapan setiap bunyi bahasa untuk membentuk kata. Istilah artikulasi digunakan di lapangan dengan tidak dipermasalahkan, yang penting pelayanannya bisa dilakukan efektif kepada anak dengan tujuan agar upaya latihan ucapan dapat meningkatkan kekayaan dan kemampuan berbahasa anak .

Kaitannya dengan pelaksanaan latihan/pembelajaran ucapan atau artikulasi tadi diartikan sebagai upaya agar anak pandai mengucapkan kata-kata atau bicara. Anak dilatih dengan harapan akan mampu dalam mengucapkan / mengujarkan kata-kata menjadi jelas pola ucapannya.

     Hakikat Pembelajaran Artikulasi
Artikulasi atau articulate, terjemahan dalam kamus diartikan sebagai hal yang nyata, sesuatu yang benar diujarkan. Ujaran atau ucapannya benar menurut pembentukan pola ucapan setiap bunyi bahasa untuk membentuk kata.
Istilah artikulasi digunakan di lapangan dengan tidak dipermasalahkan, yang penting pelayanannya bisa dilakukan efektif kepada anak dengan tujuan agar upaya latihan ucapan dapat meningkatkan kekayaan dan kemampuan berbahasa anak .

Kaitannya dengan pelaksanaan latihan/pembelajaran ucapan atau artikulasi tadi diartikan sebagai upaya agar anak pandai mengucapkan kata-kata atau bicara. Anak dilatih dengan harapan akan mampu dalam mengucapkan / mengujarkan kata-kata menjadi jelas pola ucapannya.


Sarana dan prasarana pembelajaran Artikulasi. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran artikulasi. Diantaranya yaitu:
    Faktor anak dengan segala karakteristiknya, seperti perkembangan,  kognisi,     mental, emosi, social serta kepribadiannya
    Faktor instrumental input, yaitu kualifikasi serta kelengkapan sarana yang diperlukan dalam pembelajaran, meliputi guru, metode, teknik, dan media, bahan sumber belajar, program dan tugas-tugas
    Faktor instrumental, yaitu situasi dan keadaan fisik, seperti letak sekolah, iklim, hubungan antar siswa-guru, siswa dengan orangtua, dan siswa dengan orang lain.

Metode artikulasi motokinestetik dikembangkan oleh Young dan Hawk (1938). Metode artikulasi motokinestetik adalah metode artikulasi yang penerapanya langsung digerakan secara eksternal pada bagian mulut, rahang, dan leher oleh terapis wicara. Tujuan metode motokinestetik adalah untuk mencegah pembelajaran artikulasi yang salah dan untuk memperbaiki artikulasi yang salah.

Seseorang dengan gangguan pendengaran yang ringan masih memiliki kemampuan pendengaran yang tergantung pada sinyal auditori yang diterima sebagai dasar terbentuknya suatu informasi. Hal ini memungkinkan seorang dengan gangguan pendengaran ringan masih bisa tertolong dengan menggunakan alat bantu dengar. Hal tersebut dapat memungkinkan bertambahnya informasi dari luar, tergantung pula kemampuan dirinya dalam menyimpulkan sinyal akustik langsung, dimana sisa gerakan amplitude dan frekuensi yang tidak cukup untuk sebuah pengertian yang adekuat dari sebuah pesan atau informasi.

Jika gangguan pendengarannya sangatlah serius akan terjadi kegagalan dalam menerima sinyal yang cukup untuk sebuah pemahaman. Dalam kasus yang berat proses rehabilitasi dari fungsi pendengaran yang dihasilkan dari proses amplification sangatlah sedikit sekali informasi tambahan yang diterima. Tetapi pendekatan yang alamiah untuk rehabilitasi gangguan pendengaran menekankan bahwa rehabilitasi pada gangguan pendengaran tidak merubah struktur pemulihan suatu program. Hanya relative emphasize akan menjadi penempatan dalam latihan auditori dan visual yang dapat memberi perubahan (Sanders, 1971).

    Prinsip - prinsip Artikulasi
Prinsip yang ada pada diri siswa setelah proses belajar denga menggunakan model artikulasi ini adalah sebagai berikut :
    Siswa menjadi lebih mandiri
    Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar .
    Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu
    Terjadi interaksi antar siswa dalam kelompok kecil
    Terjadi interaksi antar kelomppok kecil yang satu dengan lainnya.
    Tiap siswa mempunyai kesempatan berbicara atau tampil dimuka kelas untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka

    Kelebihan dan Kelemahan Artikulasi
Pada setiap teori-teori yang dikemukakan oleh berbagai pendapat ahli mengenai kegiatan suatu pembelajaran. Pasti memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai sehingga muncul kelebihan-kelebihan dari metode pembelajaran tersebut dari metode pembelajaran lainnya, yang pasti disamping terdapat kelebihan pada metode tersebut aka nada pula kelemahan dari metode belajar tersebut. Begitu pula dengan pembelajaran dengan menggunakan metode artikulasi.

Berikut ini adalah kelebihan maupun kekurangan dari metode artikulasi :  
    Kelebihan Artikulasi
    Semua siswa terlibat (mendapat peran)
    Melatih kesiapan siswa
     Melatih daya serap pemahaman dari orang lain
    Cocok untuk tugas sederhana
     Interaksi lebih mudah
     Lebih mudah dan cepat membentuknya
    Meningkatkan partisipasi anak
    Kelemahan Artikulasi
    Untuk mata pelajaran tertentu
    Waktu yang dibutuhkan banyak
    Materi yang didapat sedikit
    Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
    Lebih sedikit ide yang muncul
    Jika ada perselisihan tidak ada penengah

    Langkah - langkah Artikulasi
Model pembelajaran Artikulasi prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’

Langkah-langkah atau sintak model pembelajaran Artikulasi adalah sebagai berikut :
    Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
    Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
    Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
    Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
    Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
     Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
    Kesimpulan/penutup.

    Perbedaan Model Pembelajaran Artikulasi dengan Model Pembelajaran Lain
Model pembelajaran artikulasi tentu memiliki beberapa perbedaan dengan  model pembelajaran lainnnya. Tetapi model artikulasai dapat digunakan dengan memadukan model ini dengan model yang lain. Contohnya : “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Artikulasi”.

Pembelajaran kooperatif tipe artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas.Pembelajaran kooperatif tipe artikulasi prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Disinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai “penerima pesan” sekaligus berperan sebagai “penyampai pesan”.

Perbedaan model artikulasi ini dengan model  lainnya adalah penekanannya pada komunikasi anak kepada teman satu kelompoknya karena disana ada proses wawancara pada teman satu kelompoknya, serta cara tiap anak menyampaikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain, karena, setiap anak memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat kelompoknya. Kelompok dalam artikulasipun biasanya hanya terdiri atas dua orang yakni dalam satu kelompok terbentuk atas teman satu mejanya.

   

BAB III
KESIMPULAN

Model pembelajaran artikulasi adalah model pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran normal di dalam kelas yang bersifat formal dan dapat pula dilaksanakan pada kegiatan belajar khusus seperti pembelajaran pada anak-anak tuna rungu.

Model artikulasi dalam proses pembelajaran pada kelas-kelas yang umum, merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima
pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’




DAFTAR PUSTAKA


Sadjaah, Edja. 2003. Layanan dan Latihan Artikulasi Anak Tunarungu. San Grafika: Bandung.
Susanti, R.D. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Graha Ilmu; Yogya
Ras Eko Boeddy Santoso 2011. Model Pembelajaran Artikulasi. http://raseko.blogspot.com /2011/05/model-pembelajaran-artikulasi.html
Norhasanah. 2011. Pengertian Pembelajaran Kooperatif  Tipe Artikulasi. http://id.shvoong.com/ social-sciences/education/2136965-pengertian-pembelajaran-kooperatif-tipe-artikulasi/

0 komentar:

Posting Komentar