Rabu, 13 April 2016

MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY



BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha yang sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Suatu komunikasi sangat diperlukan dalam pembelajaran matematika karena matematika bukan sekedar alat bantu untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga merupakan alat untuk megkomunikasikan berbagai ide atau gagasan. Selain itu matematika juga merupakan aktivitas sosial, wahana interaksi antar siswa, dan sebagai alat komunikasi antara guru dengan siswa.
Mentransfer konsep melalui informasi atau ceramah belum tentu menghasilkan konsep yang jelas secara keseluruhan, terkadang justru bisa menimbulkan salah konsep. Oleh Karena itulah, diperlukan sebuah metode yang bisa meningkatkan pemahaman siswa dalam bidang Matematika dan menimbulkan suatu komunikasi matematika.
Salah satu upaya untuk membangun komunikasi matematika siswa adalah melalui penerapan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi satu sama lain  dan lebih aktif adalah odel pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran kooperatif ini siswa dituntut untuk aktif mengkomunikasikan gagasan matematis kepada teman sekelompok maupun kepada guru. Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe. Salah satu tipe model pembelajarn kooperatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah tipe Two Stay Two Stray.

Selasa, 12 April 2016

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING


BAB I
PENDAHULUAN
Model pembelajaran merupakan suatu pola atau rencana yang dilakukan untuk mengorganisir unsur-unsur (komponen-komponen) pembelajarn. Model pembelajaran dalam penerapannya secara umum bercirikan lima hal : sintaksis, hubungan guru-murid (prinsip reaksi guru), sistem sosial,  penunjang (sistem pendukung). Proses belajar mestinya berjalan menyenagkan untuk anak-anak didik. Quantum Teaching merupakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja selain siswa dan guru karena memberikan gambaran untuk mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan. Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan dengan cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah merasakan hasilnya setelah mengkaji sesuatu dengan cara Quantum Teraching. Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji dan didalami dengan suasana yang menyenangkan. Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang model pembelajaran Quantum TeachiNg yaitu pengertian, prinsip-prinsip, strategi dan karakteristik serta kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran ini.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Quantum Teaching
 Quantum Teaching pertama kali dipakai oleh Bobbi Deporter. Mulai dipraktekkan pada tahun 1992. Dengan mengilhami yang terkenal dalam fisika Kuantum yaitu masa kali percepatan cahaya kuadrat sama dengan energy. Dari rumusan itulah dapat didefinisikan bahwa Kuantum adalah sebuah interaksi yang mengubah energy menjadi cahaya. Dengan demikian, Quantum Teaching berarti pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansannya yang menyertakan segala Kaitan, Interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan moment belajar dalam kelas. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Sehingga dapat mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Segala hal yang dilakukan dalam kerangka Quantum Teaching yaitu setiap interaksi dengan siswa dibangun diatas prinsip “Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Hal ini mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama untuk mendapatkan hak mengajar.
Quantum Teaching diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learning (Loazanov), Multiple Intelligences (Gardner), Neuro-Linguistic programming (Grinder dan Bandler), , Experiential Learning (Hahn), Socratic Inqury, Cooperative Learning (Johnson dan Johnson), dan elements of effective interaction (Hunter). Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket multisensory, multi kecerdasan dan kompatibel dengan otak, yang pasti akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan murid untuk berprestasi. (Deporter, Mark, Sarah 2000:3-4)
Untuk menjadi seorang Quantun Teaching, maka seorang guru harus mampu mengorkestrasi pembelajaran sesuai dengan modalitas dan gaya para pengajarnya. Quantum Teaching juga harus mampu mengajarkan keterampilan hidup ditengah-tengah keterampilan akademis, mencetak atribut mental atau fisik atau spiritual para siswanya. Karena Quantum Teaching harus dapat mendahulukan interaksi dalam lingkungan belajar, memperhatikan kualitas interaksi antar pelajar, antara pelajar dan guru dan antara pelajar dan kurikulum. Selain itu Quantum Teaching juga diharapkan mampu menjalankan tujuh pedoman untuk presentasi yang sukses saat dalam proses pembelajaran. Diantaranya, adalah memahami secara spesifik apa yang guru inginkan terjadi dalam setiap bagian proses belajar, membangun kredibilitas dan membina hubungan yang baik dengan siswa, menyesuaikan pelajaran dengan kebutuhan mereka, mengubah keadaan siswa hingga mencapai keadaan target, melibatkan modalitas siswa, memanfaatkan ruangan dengan baik, dan menyampaikan pesan yang terbuka, jujur dan adil secara tulus dan kongruen.
Quantum Teaching  memiliki lima prinsip, atau kebenaran tetap. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1.    Segalanya Berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran , dari alat bantu mengajar sampai alat peraga, semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2.     Segalanya Bertujuan
Semua yang terjadi dalam pengubahan mempunyai tujuan, semuanya.
3.     Pengalaman sebelum pemberian nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakan rasa ingin tahu, oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum memperoleh nama atau konsep yang akan dipelajari.
4.     Alat setiap usaha
Belajar matematika jelas mengandung resiko. Belajar terjadi melangkah keluar dari kenyamanan, maka mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
5.    Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan
Perayaan adalah serapan pelajaran sukses, perayaan atau pemberian penguatan akan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan emosi positif dalam belajar. (2000:7-8)
B.    Strategi Pembelajaran Quantum
a.    Mengorkestrasikan suasana yang menggairahkan
Suasana kelas adalah penentu psikologi utama yang mempengaruhi belajar akademis menurut Walberg dan Greenberg. Adapun kunci untuk membangun suasana tersebut adalah :
1)    Kekuatan Terpendan ( NIAT )
Niat guru atau kekuatan akan kemampuan sangat berpengaruh pada kemampuan itu sendiri untuk dapat memotivasi peserta didik pandangan guru akan lebih cepat.
2)    Jalinan Rasa Simpati dan Saling Pengertian
Dengan membangun jalinan rasa simpati dan saling pengertian dapat membangun jembatan menuju kehidupan dunia baru mereka, mengetahui minat kuat mereka dan berbicara dengan bahasa hati mereka.
3)    Keriangan dan Ketakjuban
Keriangan dan ketakjuban dapat membawa siswa siap belajar dan lebih mudah dan bahkan mengubah sikap negatif. Bentuk keriangan atau kegembiraan yang biasa digunakan adalah : tepuk tangan, tiga kali hore, wuus, jentikan jari, poster umum, catatan pribadi, persekongkolan, pengakuan kekuatan, kejutan, pujian pada teman sebangku, pernyataan afirmasi dan “wow”.


4) Rasa Saling Memiliki
Rasa saling memiliki akan mempercepat proses pengajaran dan meningkatkan rasa tanggungjawab peserta didik misalnya : tepuk, wow,sebelum memulai belajar, menepuk segmen, mengakhiri segmen tertentu.
5) Keteladanan
Memberi teladan adalah salah satu cara ampuh untuk membangun hubungan dan memahami orang lain serta akan menambahkan kekuatan kedalam pembelajaran. (2000:17)
b.    Mengorkestrasikan Landasan Yang Kukuh    
1) Tujuan Yang Sama
Tujuan yang sama yaitu mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran, menjadi pelajar yang lebih baik dan berinteraksi sebagai pemain tim.
2) Prinsip-Prinsip dan Nilai Yang Sama
Satu set prinsip tersebut adalah 8 kunci keunggulan yaitu : 1) Integritas (kejujuran), 2) kegagalan awal kesuksesan, 3) bicaralah dengan baik, 4) hidup disaat ini, 5) komitmen, 6) tanggung jawab, 7) sikap luwes, 8) kesinambungan.
3) Keyakinan Akan Kemampuan Pelajar, Belajar Dan Mengajar
Seorang guru harus yakin dengan kemampuan belajar siswanya. Mulailah mengajar dari sudut pandang bahwa guru biasa menjadi luar biasa, maka akan berpengaruh pada orang-orang disekitar khususnya peserta didik.
4) Kesepakatan, kebijakan, prosedur dan peraturan.
Kesepakatan : Lebih informal daripada peraturan, dan konkret untuk melancarkan jalannya pelajaran.
Kebijakan : Mendukung komunitas belajar
Prosedur : Memberitahu peserta didik apa yang diharapkan dan tindakan a2pa yang diambil. (2000:43)
c.    Mengorkestrasikan Lingkungan Yang Mendukung
1) Lingkungan Sekeliling
Gunakan poster ikon ( simbol ), poster afirmasi ( motivasi dan gunakan warna )
2) Alat bantu yakni benda yang mewakili gagasan
3) Pengaturan bangku
Misalkan mengatur bangku menjadi bentuk setengah lingkaran untuk diskusi kelompok besar yang dipimpin oleh seorang fasilitator.
4) Tumbuh, aroma, hewan peliharaan dan unsur organik lain dikondisikan dengan serasi.
5) Musik
Musik membantu pelajar bekerja lebih baik dan mengingat lebih banyak, merangsang, meremajakan, dan memperkuat belajar baik secara sadar maupun tidak sadar. (2000 : 63)
d.    Mengorkestrasikan Perencanaan Pengajaran Yang Dinamis
1) Dari dunia mereka ke dunia kita
Maksudnya seorang guru harus mampu menjembatani jurang antara dunia siswa dengan dunia gurunya. Hal ini memudahkan guru membangun jalinan antara guru dengan siswa.
2) Modalitas Vak ( Visual Auditorial Kinestik )
a. Visual, ciri-ciri : Teratas, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan, mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan, membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh untuk meningkatkan daya serap membutuhkan untuk dilihat dan diamati senang.
b. Auditorial, ciri-ciri : Perhatian mudah pecah, berbicara dengan pola berirama, belajar dengan cara mendengarkan, dan bersuara saat membaca untuk meningkatkan daya serat menggunakan suara seperti nyanyian, puisi bahkan diskusi.
c. Kinestik, ciri-ciri : mudah Mengingat dan ungkapan wajah banyak bergerak atau  belajar langsung dengan mengerjakan, senang dengan kegiatan fisik untuk meningkatkan daya serap, memudahkan media, senang dengan kegiatan fisik untuk meningkatkan daya serap, memudahkan media yang dapat dipegang dan disentuju langsung.
3) Kecerdasan Berganda bertemu Slum-n-Bil
Kecerdasan yang dimaksud di sini adalah special visual, linguistic verbal, interpersonal, musical ritmik, naturalis badan kinestik dan logis matematika. Tetapi seorang guru harus keluar dari zona nyaman dalam mengajar dan merancang pengajaran siswa harus diberi kesempatan mengatur kecerdasan sesuai dengan potensinya.
4) Penggunaan Metafora, perumpamaan dengan sugesti
Metafora dapat membantu menghidupkan konsep-konsep yang dapat terlupakan memunculkannya ke dalam otak secara mudah dan cepat. Perumpamaan akan memudahkan siswa untuk lebih mengerti susegti memiliki kekuatan mendalam.(2000:81)
C.    Karakteristik Model Quantum
1.    Sinakmatik
Agar proses pembelajarn dengan model quantum teaching ini dapat benar-benar sedinamis mungkin. Maka, perlu melalui tahap- tahapan di bawah ini yang sering dikenal sebagai kerangka rancangan quantum teaching TANDUR yaitu :
?    Tahap pertama: Tumbuhkan
Pada langkah ini guru harus menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa. Dan memberi tahu siswa bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas pendidikan mereka sendiri, mengaitkan pelajarn dengan masa depan dan berguna dalam dunia nyata. Sehingga mereka tahu apa manfaat dari apa yang sedang mereka pelajari bagi diri mereka biasannya dikenal dengan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku).
?    Tahap Kedua : Alami
Guru memberika pengalamn kepada siswa dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Dan ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajaran
?    Tahap Ketiga : Namai
Setelah membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman mereka, maka penamaan dapat memuaskan keingintahuan siswa. Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan merupakan informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya. Guru menyediakn kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dan sebuah masukan.
?    Tahap Keempat : Demonstrasi
Guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Guru memberikan peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain dan kedalam kehidupan mereka serta mampu mempergerakan tingkat kecakapan mereka dengan pengetahuan ynag baru saja mereka miliki.
?    Tahap Kelima : Ulangi
Siswa diberi kesempatan untuk mengajarkan pengetahuan baru mereka kepada orang lain. Tentunya, dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”. Dan tentunya menunjukan pelajar cara-cara mengulang materi yang telah dibahas.
?    Tahap Keenam: Rayakan
Pada langkah terakhir ini, saatnya untuk memberikan penghormatan atas usaha, keberhasilan dan ketekunan yang dilakukan dengan perayaan. Hal ini akan memperkuat kesuksesan dan memberi motivasi siswa. Perayaan disini dapat dilakukan dengan memberikan pujian, bernyanyi, bermain tepuk, pesta kelas, dll.   (2000 : 10)
2.     Prinsip-prinsip reaksi
Prinsip-prinsip reaksi dalam model pembelajaran ini diantaranya adalaha.
a.    Guru mendekati siswa dan menciptakan AMBAK (Apa Manfaatnya BagiKu) dan memupuk sikap juara pada siswa. Sehingga siswa memahami bahwa kegagalan itu keberhasilan yang tertunda
b.    Guru memberikan lingkungan belajar yang tepat agar siswa mampu berinteraksi
c.    Mmberikan kesempatan siswa untuk memanfaatkan keterampilan yang mereka miliki dan berfikir kreatif dalam segala situasi.
d.    Guru harus mengetahui karakteristik masing-masing siswanya baik itu visual,auditorial atau kinestetik. Agar pembelajaran dapat diterima baik oleh siswa meski mereka mempunyai karakteristik yang berbeda.
e.    Merayakan keberhasilan yang telah dilakukan oleh siswa saat mereka mampu menyelesaikan tugasnya. Hal ini akan memacu motivasi dan kepercayaan diri siswa.
3.    System Pendukung
Sarana yang dibutuhkan dalam model pembelajaran ini berbeda-beda, tergantung pada fungsi dari pembelajaran itu sendiri. Jika pembelajaran itu berhubungan dengan kontra akademik, maka sumber-sumber yang sesuai harus tersedia. Namun jika pembelajaran itu berbicara tentang penyuluhan terhadap masalah perilaku, maka tidak diperlukan sumber, tapi cukup dengan keterampilan guru dalam menyuluh
Berdasarkan dua kasus tersebut, maka untuk mengatasinya diperlukan adanya susunan ruang yang memungkinkan untuk pelaksanaan pembelajaran dengan metode ini. Sehingga kapanpun siswa dapat mengubah posisi duduk mereka sesuai dengan kondisi. Dan hal ini akan memudahkan siswa untuk merealisasikan masalah secara tepat dan memadai tanpa diburu-buru oleh waktu. Selain itu, alunan musik juga dapat mendukung konsentrasi siswa dalam belajar. Serta membuat siswa lebih rileks saat menerima pelajaran.
D.    Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
?    Kelebihan model pembelajaran :
1.    Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama
2.    Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, maka saat proses pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru, sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti
3.    Gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.
4.    Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
5.    Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri
6.    Model pembelajaran Quantum Teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, maka secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya
7.    Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa.
?    Kekurangan Model Pembelajaran :
1.    Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain
2.    Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik
3.    Dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dll. Maka dapat mengganggu kelas lain
4.    Banyak memakan waktu dalam hal persiapan
5.    Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif
6.    Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan. Sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.




BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya yang menyertakan segala kaitan interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan belajar. Cara yang tepat untuk menerapkan model pembelajaran ini adalah dengan Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR.
Proses pembelajaran dibuat sedemikian rupa sehingga pembelajaran tidak tersa menbosankan. Namun sebaliknya, menjadi nyaman dan menggairahkan minat dan motivasi siswa. Yaitu dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Memberikan kesempatan tiap kelompok untuk terlibat langsung dengan pembelajaran dari guru. Kemudian menyuruh siswa mempraktekannya kembali dan selanjutnya menyimpulkan apa yang sedang dipelajari. Setelah siswa selesai menyimpulkan kemudian melakukan perayaan untuk menghargai usaha yang telah dilakukan oleh siswa
Perayaan dalam hal ini, adalah bukan perayaan yang penuh kemewahan. Namun, yang dimaksud perayaan disini adalah suatu penghargaan saja. Biasanya pujian untuk memotivasi, tepuk tangan, memberikan selamat, jentikan jari, nyanyian dan lain-lain.




DAFTAR PUSTA
Deporter Bobbi, Reardon Mark, Nourie-Singer  Sarah. 2000. Quantum Teaching. Bandung: Mizan Media Utama.
Nggermanto Agus. 2005. Quantum Quotient (Kecerdasan Quantum). Bandung: Nuansa.
http://eduadventure.blogspot.com/2012/2/05/model-pembelajaran-quantum.

Senin, 11 April 2016

MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

BAB I
PENDAHULUAN

Model pembelajaran sebagai suatu strategi pembelajaran yang di gunakan oleh para pengajar, dimana dengan adanya model pembelajaran tersebut akan mempermudah siswa memahami  materi yang di ajarkan oleh gurunya dan sebagai suatu inovasi pembelajaran di Indonesia, yang dimana pada waktu dulu kegiatan pembelajaran yang lebih mendominasi adalah pengajarnya, dengan adanya model pembelajaran yang berkembang di Indonesia sekarang ini   yang mendominasi KBM tidak hanya gurunya saja melainkan siswa juga terlibat secara aktif dalam kegiatan KBM.
Model pembelajaran yang berkembang  di Indonesia sekarang ini sudah banyak dan salah satunya adalah model pembelajaran MIND MAPPING, dan di makalah ini akan di bahas lebih lanjut lagi mengenai model pembelajaran MIND MAPPING.

Kamis, 03 Maret 2016

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN “Meaningfull Learning (Pembelajaran Bermakna)”



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Seorang ahli psikologi pendidikan bernama David Ausubel. Ia berbeda dari teoriawan – teoriawan lainnya yang hanya berlatar belakang psikologi, tetapi teori – teori mereka diterjemahkan dari dunia psikologi ke dalam penerapan pendidikan. Ausubel memberi penekanan pada “belajar bermakna”, serata retensi dan variabel-variabel yang berhubungan dengan macam belajar ini. Ausubel memeliki gagasan prinsip-prinsip belajar , yaitu belajar bermakna, belajar hafalan, pristiwa subsumi, diferensi progresif, penyesuaian integratif, belajar superordinat, pengatur awal, serta bagaimana teori ini diterapkan dalam mengajar. Dalam makalah ini saya hanya akan membahas salah satu dari prinsip-prinsip Ausubel tersebut, yaitu tentang penjelasan Model Pembelajaran “Belajar Bermakna (Meaningfull Learning)”, prinsip-prinsip, kelemahan dan kelebihan, langkah-langkah, dan aplikasinya pada pembelajaran matematika di sekolah.

Senin, 23 November 2015

Model Pembelajaran SAVI (Somatik, Auditori, Visual dan Intektual)



Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003 : 2). Perubahan itu bersifat bersifat relatif konstan dan berbekas. Dalam kaitan ini, proses belajar dan perubahan merupakan bukti hasil yang diproses. Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain, dan lain-lain (Hamalik, 2002 : 45). Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.

Minggu, 18 Oktober 2015

Model Pembelajaran SQ4R



BAB I
PENDAHULUAN
Belajar adalah proses yang terjadi dalam otak manusia, saraf, dan sel-sel otak yang bekerja mengumpulkan semua yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan lain-lain, lantas disusun oleh otak sebagai hasil belajar. Itulah sebabnya, orang tidak bisa belajar jika fungsi otaknya terganggu.

Sabtu, 03 Oktober 2015

MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam era global, teknologi dan ilmu pengetahuan telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga informasi lebih mudah di peroleh, hendaknya menjadikan anak lebih aktif berpartisipasi sehingga melibat kan intelektual dan emosional siswa dalam proses belajar. Keaktifan di sini berarti fisik secara aktif dan tidak terfokus pada suatu sumber informasi yaitu guru.

Jumat, 11 September 2015

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CORE

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Dalam belajar matematika, pada dasarnya seseorang tidak terlepas dari pemecahan masalah karena berhasil atau tidaknya seseorang dalam matematika ditandai adanya kemampuan pemecahan masalah yang dihadapinya (Fadillah, 2008). Pemecahan masalah itu penting bukan saja bagi kehidupan siswa dikemudian hari ketika akan mendalami  matematika, tetapi juga mereka yang akan menerapkannya baik dalam bidang studi lain maupun dalam kehidupan sehari-hari  (Ruseffendi, 1991)

Senin, 07 September 2015

MODEL PEMBELAJARAN SQ4R (SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW)



BAB I
PENDAHUALUAN

A.    Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ada tiga variabel yang saling berkaitan. Ketiga variabel tersebut adalah kurikulum, guru dan proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru menempati kedudukan sentral sebab peranannya sangat menentukan. Guru harus mampu menerjemahkan nilai-nilai yang ada dalam kurikulum kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui proses belajar mengajar di sekolah (Nana Sujana, 1987:1).

Sabtu, 05 September 2015

MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Melihat kondisi siswa –siswa zaman sekarang yang semakin tidak semangat dalam belajar sehingga dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara antusias, efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode atau Model  mengajar.
Dalam kenyataan, model atau metode mengajar yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau massage lisan kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan serta sikap.
Istilah model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran dan dibedakan dari istilah strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi,  metode, dan teknik. Sedangkan istilah “strategi “ awal mulanya dikenal dalam dunia militer terutama terkait dengan perang atau dunia olah raga, namun demikian makna tersebut meluas tidak hanya ada pada dunia militer atau olahraga saja akan tetapi bidang ekonomi, sosial, pendidikan. Menurut Wina Sanjaya (2008), istilah strategi, metode, pendekatan dan teknik mendefinisikan  sebagai berikut :
1.    Strategi pembelajaran adalah separangkat kebijaksanaan yang terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menetukan warna atau strategi tersebut, yaitu :
a.    Pemilihan materi pelajaran  (guru atau siswa)
b.    Penyaji materi pelajaran (perorangan atau kelompok, atau belajar mandiri)
c.    Cara menyajikan materi pelajaran (induktif atau deduktif, analitis atau sintesis, formal atau non formal)
d.    Sasaran penerima materi pelajaran ( kelompok,   perorangan, heterogen, atau  homogen.
2. Pendekatan Pembelajaran adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran  dilihat  bagaimana materi itu disajikan. Misalnya memahami suatu prinsip dengan  pendekatan induktif atau deduktif.
3. Metode Pembelajaran adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.
4.    Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa. Misalnya teknik mengajarkan perkalian dengan penjumlahan berulang.
    Sedangkan Model Pembelajaran adalah sebagai suatu disain yang menggambakan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa (Trianto : 2010)
    Sedangkan menurut Badudu (1996) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998 : 203), pengertian strategi  (1) ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam dan perang damai, (2) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. 
Roestiyah NK (2008 :101) menyebutkan strategi pembelajaran adalah suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah keadaan pembelajaran menjadi pembelajaran yang diharapkan. Untuk dapat mengubah keadaan itu dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan pembelajaran. Lebih lanjut Soedjadi menyebutkan bahwa dalam satu pendekatan dapat dilakukan lebih dari satu metode dan dalam satu metode dapat digunakan lebih dari satu teknik. Secara sederhana dapat dirunut sebagai rangkaian :
 teknik          metode            pendekatan          strategi                  model
Istilah  “ model pembelajaran” berbeda dengan strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan pendekatan pembelajaran. Model pembelajaran meliputi suatu model pembelajaran yang luas dan menyuluruh. Konsep model pembelajaran lahir dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting eksperimen yang dilakukan. Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya dikembangkan oleh Bruce dan koleganya (Joyce, Weil dan Showers, 1992). Untuk itu dalam makalah ini yang akan saya bahas adalah model pembelajaran Pair Checks.

B.    Tujuan Pembelajaran
Adapun Tujuan pembahasan makalah ini tentang model pembelajaran pair Checks diantaranya :
1.    Agar Siswa dapat mengetahui dan memahami tentang model  pembelajaran yang kami bahas
2.    Supaya model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar di kelas
3.    Dengan model pembelajaran ini dapat menjadikan siswa yang terus berkembang jiwa sosialnya
4.    Membentuk manusi yang mandiri, saling kerja sama dan dapat memberikan penilaian terhadap diri dan orang lain
5.    Para siswa lebih termotivasi lagi untuk terus belajar dan meningkatkan metode belajar yang lebih baik.



C.    Rumusan Masalah
Sedangkan masalah model pembelajaran pair Checks yang akan dibahas dalam  makalah ini  diantaranya :
1.    Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Pair Checks ?
2.    Apa ada ciri-ciri khusus untuk model pembelajaran Pair Checks ?
3.    Langkah – langkah yang dilakukan dalam menggunakan model pembelajaran Pair Checks  ?
4.    Bagaimana cara mengaplikasikan model pembelajaran Pair Checks ?
5.    Keunggulan apa saja yang didapat dengan menggunakan model pembelajaran Pair Checks  ?
6.    Kelemahan apa saja yang harus dihindari dari model pembelajaran Pair Checks ?



BAB II
MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS
A.    Pengertian Pair Checks
Menurut Istarani (2011) model pembelajaran Pair check (pasangan mengecek) adalah model pembelajaran berkelompok atau berpasangan yang dipopulerkan oleh Spencer Kagen tahun 1993. Model ini menerapkan pembelajaran berkelompok yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan.
Sedangkan menurut Trianto (2010) Model pembelajaran Pair Check Spencer Kagen merupakan salah satu model pembelajaran yang lebih melatih rasa sosial siswa, kerja sama dan kemampuan memberi  penilaian.
Sehingga menurut saya pengertian model pembelajaran pair checks adalah model pembelajaran berkelompok atau berpasangan yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan serta lebih melatih rasa sosial siswa, kerja sama dan kemampuan memberi  penilaian.

B.    Prinsip - Prinsip Model Pembelajaran Pair Cheks
Prinsip – prinsip dari model pembelajaran pair checks ini H(lihat Lukmanul Hakim ; 2009) adalah sebagai berikut :
1.    Siswa berkelompok berpasangan sebangku,
2.    Salah seorang menyajikan persoalan dan temannya mengerjakan,
3.    Pengecekan kebenaran jawaban,
4.    Bertukar peran, ada yang jadi pelatih dan ada yang jadi patner
5.    Penyimpulan,
6.    Evaluasi
7.    Refleksi.

Berikut ini Prinsip dasar dari model pembelajaran pair check (Pupuh Faturrahman ; 2007) :
1.    Guru menjelaskan konsep
2.    Siswa dibagi beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Dalam satu ti ada 2 pasangan. Setiap pasangan dalam satu tim ada yang menjadi pelatih dan ada yang patner.
3.    Guru membagikan soal kepada si patner
4.    Patner menjawab soal , dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Setiap soal yang benar pelatih memberi kupon.
5.    Bertukar peran. Si pelatih menjadi patner dan si patner menjadi pelatih
6.    Guru membagikan soal kepada si patner
7.    Patner menjawab soal , dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Setiap soal yang benar pelatih memberi kupon.
8.    Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokkan jawaban satu sama lain.
9.    Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaaban dari berbagai soal dan tim mengecek jawabannya.
10.    Tim yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah

C.    Langkah-langkah Model Pembelajaran Pair Checks
Adapun langkah –langkah yang harus dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran ini (Istarani; 2011) adalah sebagai berikut :
1.    Bekerja Berpasangan
Guru membentuk tim berpasangan berjumlah 2 (dua) siswa. Setiap pasangan mengerjakan soal yang pas sebab semua itu akan membantu melatih siswa dalam menilai.
2.    Pelatih Mengecek
Apabila patner benar pelatih memberi kupon.
3.    Bertukar Peran
Seluruh patner bertukar peran dan mengulangi langkah 1 – 3.
4.    Pasangan Mengecek
Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan jawaban.
5.    Penegasan Guru
Guru mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep.

D.    Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Pair Checks
Adapun Kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran pair cheks ini adalah (Trianto ; 2010) sebagai berikut:
1.    Dipandu belajar melalui bantuan rekan
2.    Menciptakan saling kerjasama di antara siswa
3.    Increases comprehension of concepts and/or processes (Meningkatkan  pemahaman konsep dan / atau proses)
4.    Melatih berkomunikasi
5.    Pembelajaran menjadi aktif
6.    Siswa sangat antusias untuk maju kedepan untuk menunjukan hasil karyanya. 
7.    Setiap siswa sangat antusias untuk mengikuti setiap instruksi guru
8.    Semua siswa aktif saling bekerjasama dalam kelompok.

Sedangkan kekurangan yang dimiliki dari model pembelajaran pair cheks ini adalah sebagai berikut :
1.    Memerlukan banyak waktu
2.    Memerlukan pemahaman yang tinggi terhadap konsep untuk menjadi pelatih.
3.    Membutuhkan pemikiran dan konsentrasi yang tinggi
4.    Bagi anak usia sekolah dasar pemikiran dan konsentrasi yang tinggi sulit untuk dilakukan.



BAB III
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas uraian makalah ini dapat kita simpulkan bahwa model pembelajaran pair checks merupakan  model pembelajaran berkelompok atau berpasangan yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan serta lebih melatih rasa sosial siswa, kerja sama dan kemampuan memberi  penilaian.
Dengan prinsip – prinsip dasar yang telah di sebutkan diatas semoga kita dapat menjalankan model ini dengan semaksimal mungkin sehingga kelebihan dari dari model pembelajaran dapat raih sedangkan kekurangannya dapat kita hidarkan.





DAFTAR PUSTAKA

Istarani, 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran). Medan : Media Persada.

Hakim, Drs. Lukmanul. Perencanaan pembelajaran, 2009, C.V. Wacana Prima : Bandung.

Fathurrahman, Pupuh. 2007. Strategi Pembelajaran. Bandung: Insan Media

Roestiyah NK. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. 

Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Proresif. 2010. Kencan: Jakarta.

Badudu, J.S. 1996. Pintar Berbahasa Indonesia 1: Petunjuk Guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Balai Pustaka.

http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/14/model-pembelajaran-pair-checks-spencer-kagen1993/

http://syariffauzan.blogspot.com/2011/11/model-pembelajaran-pair-check.html

http://www.sriudin.com/2012/01/model-pembelajaran-pair-check.html



Rabu, 01 Juli 2015

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)



BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG MASALAH
Guru sebagai salah satu komponen pendidikan dan merupakan suatu bidang profesi, mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar untuk membawa anak didiknya kepada kedewasaan dalam arti yang luas.