Senin, 02 Februari 2015

Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa.
Oleh karena itu, dalam membelajarkan matematika kepada siswa, hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada.
Cooperative Learning sebagai salah model pembelajaran yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai alternatif langkah untuk mengatasi permasalahan diatas. Cooperative Learning yang memiliki berbagai tipe sangat memungkinkan dilakukan dengan menyesuaikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Salah satu dari tipe Cooperative Learning adalah tipe TAI (Team Assited Individualization) yang dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual.
B.      Rumusan Masalah
1.       Apa yang dimaksud dengan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)?
2.       Bagaimana prinsip Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)?
3.       Bagaimana langkah-langkah dari Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)?
4.       Apa saja kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)?
5.       Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran matematika?

C.      Tujuan Masalah
1.     Mendeskripsikan pengertian Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).
2.     Menjelaskan prinsip Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).
3.     Menyebutkan langkah-langkah dari Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).
4.     Mengetahui kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).
5.     Mengaplikasikan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran matematika.








BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Model  Team Assisted Individualization
Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Terjemahan bebas dari TAI adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan karaktristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru.(Suyatno, 2009: 57)
Slavin (Widdiharto, 2006: 19) membuat model ini dengan beberapa alasan. Pertama, model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual. Kedua, model ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual.
Pola komunikasi guru adalah negoisasi dan bukan imposisi-intruksi.
Sintak BidaK: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif. (Suyatno, 2009: 5
8)
Dari hasil kajian pustaka yang penulis lakukan, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara pembelajaran TAI (Team Assisted Indivualization) dengan TAI (Team Accelerated Instruction). Perbedaan terletak pada pemberian bahan ajar untuk siswa. Pada TAI Assisted bahan ajar yang diberikan terhadap suatu kelompok tidak membedakan kemampuan individu. Sedangkan pada TAI Accelerated bahan ajar yang diberikan pada masing-masing individu dalam kelompok dibedakan sesuai dengan kemampuan, siswa dengan kemampuan bagus memperoleh bahan ajar dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding siswa yang memiliki kemampuan kurang.
Model pembelajaran tipe TAI ini memiliki 8 komponen, kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa.
b.   Placement Test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
c.    Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.
d.   Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan.
e.    Team Score and Team Recognition yaitu pemberian score terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
f.    Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
g.   Fact test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang  diperoleh siswa.
h.   Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhiri waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah (Suyitno, 2004: 8).
Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam  Team Assisted Individualization, Robert E. Slavin (dalam Kurniati 2007:25) adalah sebagai berikut.
1.   Team (kelompok) Peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang peserta didik dengan kemampuan yang berbeda.
2.   Tes Penempatan Peserta didik diberi  tes di awal pertemuan, kemudian peserta didik ditempatkan sesuai dengan nilai yang didapatkan dalam tes, sehingga didapatkan anggota yang heterogen (memiliki kemampuan berbeda) dalam kelompok.
3.   Langkah-langkah Pembelajaran.
Dasar pemikirannya adalah untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individual yang berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa. Dasar pemikiran dibalik individual pengajaran pelajaran matematika adalah bahwa para siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, motivasi yang sangat beragam. Ketika guru menyampaikan sebuah pelajaran kepada bermacam – macam kelompok, besar kemungkinan ada sebagian siswa yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari pelajaran tersebut, dan akan gagal memperoleh manfaat dari metode tersebut.
Akan tetapi, hampir semua siswa belajar dalam kelompok – kelompok kelas, dan bukan dalam sesi – sesi pengajaran individual. Individualisasi dalam pengajaran di kelas menuntut biaya yang yang terkait dengan efisiensi pengajaran yang mungkin setara ataupun bisa menurunkan efisiensi yang di sebabkan oleh penggunaan pengajaran satu tingkat atau satu taraf kemampuan.
TAI dirancang untuk memuaskan kreteria berikut ini untuk menyelesaikan masalah – masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual:
     Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.
     Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok – kelompok kecil.
     Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi – materi yang diberikan dengan cepat dan akurat.
     Tersediannya banyak cara pengecekan penguasaan supaya para siswa jarang menghabiskan waktu mempelajari kembali materi yang sudah mereka kuasai.
     Para siswa akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain, sekalipun bila siswa yang dicek dalam rangkaian pengajaran.
Ciri-ciri model pembelajaran TAI (Team Assisted-Individualization atau Team Accelerated):
§       Belajar bersama dengan teman
§       Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman
§       Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok
§       Belajar dari teman sendiri dalam kelompok
§       Belajar dalam kelompok kecil
§       Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat
§       Keputusan tergantung pada mahasiswa sendiri
§       Mahasiswa aktif. Dan yang paling utama adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru.

B.      Prinsip Model Team Assisted Individualization
Pada TAI, siswa masuk dalam sebuah urutan kemampuan individual sesuai dengan hasil tes penempatan dan kemudian maju sesuai dengan kecepatannya sendiri. Pada umumnya, anggota tim bekerja pada unit-unit bahan ajar yang berbeda. Siswa saling memeriksa pekerjaan teman sesama tim dengan dipandu oleh lembar jawaban dan saling membantu dalam memecahkan setiap masalah. Tes unit akhir dikerjakan tanpa bantuan teman sesama tim dan diskor segera.
Karena siswa memiliki tanggung jawab untuk saling memeriksa pekerjaan mereka dan mengelola aliran bahan ajar, guru dapat menggunakan sebagian besar waktu pelajaran untuk mempresentasikan pelajaran kepada kelompok-kelompok kecil siswa yang berasal, dari berbagai tim yang sedang bekerja pada pokok bahasan yang sama pada urutan pelajaran matematika. Misalnya, guru dapat memanggil siswa-siswa yang sedang bekerja pada pokok bahasan desimal, mempresentasikan sebuah pelajaran tentang desimal, dan kemudian meminta siswa-siswa tersebut kembali ketim mereka untuk mengerjakan masalah desimal. Kemudian guru dapat memanggil siswa yang sedang bekerja pada pokok bahasan pecahan, dan seterusnya.
TAI memiliki dinamika motivasi sebanyak yang memiliki STAD dan TGT. Siswa terdorong dan saling membantu satu sama lain agar berhasil karena mereka ingin tim mereka berhasil. Tanggung jawab individual terjamin karena satu-satunya skor yang diperhitungkan adalah skor tes final, dan siswa mengerjakan tes tersebut tanpa bantuan teman sesama tim. Siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil karena semua siswa telah ditempatkan sesuai dengan tingkat pengetahuan awal mereka.
Bagaimana pun juga, individualisasi yang merupakan bagian dari TAI tersebut membuat TAI jelas berbeda dari STAD dan TGT. Dalam pelajaran hampir seluruh konsep dibangun diatas konsep sebelumnya. Bila konsep-konsep sebelumnya tersebut belum dikuasai, konsep-konsep berikutnya akan sulit atau tidak mungkin dipelajari seorang siswa yang tidak dapat mengurangi atau mengalilkan akan gagal memahami pembagian panjang,seorang siswa yang tidak memahami konsep-konsep pecahan akan gagal untuk memahami apakah suatu desimal itu,dan seterusnya. Dalam TAI, siswa bekerja pada kecepatan mereka sendiri, sehingga apabila mereka lemah dalam keterampilan-keterampilan prasyarat mereka, mereka terlebih dahulu dapat membangun sebuah landasan kuat berupa keterampilan prasyarat tersebut sebelum mereka belajar pokok bahasan lebih tinggi.

C.      Langkah-langkah Model Team Assisted Individualization
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Type TAI. Uraian tentang langkah-langkah pembelajaran kooperatif type TAI dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu TAI dalam artian Accelerated dan TAI dalam artian Assisted. Dalam penulisan lebih banyak dibahas adalah TAI dalam artian Assisted.
1.   Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Accelerated Instruction) 
Kegiatan belajar dengan model ini dimulai dengan guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Biasanya antara 4-5 siswa di setiap kelompoknya. Masing-masing siswa memperoleh bahan ajar yang berbeda-beda disesuaikan dengan kemampuan siswa. Siswa berkemampuan tinggi mendapatkan bahan ajar yang berbeda dengan siswa berkemampuan rendah. Selanjutnya, siswa diminta mengerjakan beberapa soal. Tentu saja dengan kualitas yang berbeda pula sesuai dengan kemampuan siswa.
Setelah selesai mengerjakan soal, hasil kerja siswa dalam kelompok dikumpulkan menjadi satu dan dikoreksi silang dengan kelompok lain. Satu hal yang harus diperhatikan adalah soal siswa berkemampuan tinggi harus dikoreksi oleh siswa berkemampuan tinggi juga. Demikian juga dengan soal untuk siswa berkemampuan sedang dan rendah. Jika hasil yang diperoleh memenuhi kritertia ketuntasan yang telah ditetapkan, maka siswa tersebut berhak mengikuti tes akhir. Bagi siswa yang belum memenuhi standar tersebut akan diberikan beberapa soal lagi yang tentu saja harus setara dengan soal sebelumnya sampai akhirnya memperoleh nilai yang diinginkan guru.


2.   Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) 
a.    Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b.   Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
c.    Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
d.   Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
e.    Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
f.    Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
g.   Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).

D.      Kelebihan dan Kelemahan Team Assisted Individualization
§   Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI :
1.   Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah.
2.   Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok.
3.   Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dalam keterampilannya.
4.   Adanya rasa tanggung jawab dalm kelompok dalam menyelesaikan masalah.
5.   Menghemat presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif
§   Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Di samping kelebihan, model pembelajaran kooperatif tipe TAI juga memiliki kelemahan. Adapun kelemahan model pembelajaran ini adalah:
1.   Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantung pada siswa yang pandai.
2.   Tidak ada persaingan antar kelompok.
3.   Tidak semua materi dapat diterapkan pada metode ini.
4.   Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka proses pembelajarannya juga berjalan kurang baik.
5.   Adanya anggota kelompok yang pasif dan tidak mau berusaha serta hanya mengandalkan teman sekelompoknya.

E.      Penerapan Model Team Assisted Individualization
Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini di lakukan berdasarkan langkah-langkah pada model pembelajarannya. Langkah-langkah yang dilakukan berdasarkan urutan pada langkah-langkah model pembelajaran yang berarti Team Assisted Individualization.
Pada mata pelajaran Matematika saya ingin menerapkan model pembelajaran TAI ini pada materi segiempat dan segitiga dimana dengan model pembelajarnnya ini diharap siswa dapat menghitung keliling segitiga dan segiempat, menghitung luas dan memecahkan masalah tentang luas dan keliling segiempat dan segitiga.
Sesuai dengan langkah-langkah dari model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization), penerapannya adalah :
1.       Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi tentang segiempat dan segitiga secara individual yang sudah dipersiapkan.
2.       Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
Mater untuk pengecekan kemampuan prasyarat atau skor awal :
Guru menunjuk secara acak kepada siswa, agar menyebutkan minimal bagian dari setiap nomer yang ditanyakan.
a.    Sebutkan bangun-bangun datar yang kamu kenal.
b.   Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh persegipanjang.
c.    Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh persegi.
d.   Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh segitiga.
e.    Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh jajargenjang.
f.    Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh belah ketupat.
g.   Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh layang-layang.
h.   Jika ada suatu taman yang berbentuk persegi panjang, kemudian kamu diminta untuk berjalan cepat mengelilingi  taman tersebut,  apakah kamu dapat menghitung  keliling taman tersebut?
    A                                                                                  D


























































 


                                                                                                                 


 






     B                                                                                 C

3.       Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
4.       Setiap siswa menyelesaikan  tugas berupa soal-soal  yang berkaitan  dengan keliling dan luas segitiga  dan segiempat  pada lembar  kerja siswa (LKS) yang sudah disediakan oleh guru secara individual. Guru  mengamati  kerja  setiap  siswa  dan  memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan seperlunya.
Lembar kerja siswa (LKS)
Topik                          : Menentukan keliling segitiga dan segiempat.
Kelas                           : VII
Anggota Kelompok    :


Petunjuk
§  Kerjakan  soal-soal berikut ini   sendiri dan tidak berdiskusi dengan teman yang lain dalam waktu 80 menit.
§  Setelah selesai, diskusikanlah  pekerjaanmu dengan  temanmu dalam satu kelompok.
§  Jika  menurut  kamu  terdapat  kesalahan,  tunjukkanlah  dan  bahas  bersama  dengan temanmu sehingga diperoleh jawaban yang benar.
§  Diskusikan   kesulitan   yang   ditemui.   Jika   dalam   kelompokmu   belum   diperoleh jawabannya, tanyakan pada guru jawabannya, tetapi berusahalah semaksimal mungkin terlebih dahulu.

A.      Menentukan keliling segitiga dan segiempat
Untuk  menentukan  keliling  sebuah  segitiga,  kamu  harus  mengetahui  terlebih  dahulu panjang dari ketiga sisi segitiga. Mengapa?
1.       Perhatikan gambar segitiga ABC di bawah :
                                                                   C


                               A                                                      B
Pakailah penggaris untuk mengukur panjang dari masing-masing sisinya.
AB = ........ cm                                                    
BC = ........  cm
AC = ........  cm
a. Berapakah keliling segitiga ABC tersebut?
Jawab: ........................................................................................
b. Bagaimana rumusan keliling segitiga ABC, jika AB = c cm, BC = a cm, dan  AC = b cm?
Keliling segitiga ABC = K =     ............ + .............. + ....................

Untuk menentukan keliling sebuah segiempat, kamu harus mengingat   kembali segiempat yang telah kamu kenal, di antaranya persegi panjang, persegi, belah ketupat, trapesium, jajargenjang dan layang-layang.  Bagaimanakah  cara menghitung  keliling segiempat?
Jawab: ....................................................................................................
2.       Perhatikan gambar persegipanjang ABCD berikut
   D                                                      C



         
                         A                                                      B
Keliling persegi panjang adalah jumlah dari panjang semua sisi-sisinya. Jadi, keliling persegi panjang ABCD = AB + BC + CD + AD = p + p + l + l = 2p + 2l .
3.       Perhatikan gambar jajargenjang ABCD berikut
      D                                              C

                                                                         15 cm


                    A                                               B
Bagaimana menghitung keliling jajargenjang ABCD? Keliling jajargenjang ABCD  = AB + BC + CD + AD
     = …………. + ………….+ .............+..............
4.       Pak Agus mempunyai rumah berbentuk seperti gambar di bawah ini. Pak Agus ingin membuat pagar yang mengelilingi rumahnya.
14 cm

                                                    8 cm              10 cm
                                                                                             

                                                                      6 cm
a.    Bagaimanakah caramu menghitung keliling rumah pak Agus?
Jawab: .............................................................................................
b.   Berapakah panjang pagar yang mengelilingi rumah pak Agus?
Jawab: …….....................................................................................
5.       Pak Anwar mempunyai sebidang tanah berbentuk segitiga siku-siku sama kaki seperti gambar di bawah ini. Di sekeliling kebun itu akan dibentuk pagar.
       C




                                         A          8 cm        B
a.    Tentukan panjang pagar yang dibutuhkan!
Jawab: .............................................................................................
b.   Jika  harga  pembuatan  pagar  Rp80.000,00  per  meter,  tentukan  harga pembuatan pagar seluruhnya!
Jawab : ……………………………………………………………
B.    Menentukan luas bangun segitiga dan segiempat
1.   Pernahkah kamu melihat perahu layar?  Luas seluruh layar dari sebuah perahu sangat penting. Makin besar luas layar maka makin cepat perahu berlayar. Layar pada perahu bentuknya adalah segitiga. Bagaimana cara menentukan luas segitiga?
Perhatikan persegipanjang ABCD
                   A                                                      D

                                                               tinggi



                     C                   alas                         E
Persegipanjang  ABCD dibagi menjadi dua segitiga yang sama besar
Luas persegi panjang      = alas × tinggi            
2 luas segitiga                  = luas persegipanjang
2 luas segitiga                  = alas × tinggi
Luas segitiga                   =
Jadi dapat disimpulkan bahwa
Luas segitiga =   × alas × tinggi
2.   Tentukan luas segitiga jika diketahui alas = 15 cm dan  tingginya = 16 cm!
Jawab: ....................................................................................................
3.   Selanjutnya perhatikan gambar layang-layang  ABCD.
http://smarts4n.files.wordpress.com/2010/07/gambar-layang.jpg?w=640Luas layang-layang ABCD =  2 × luas  segitiga  ABD
                                                             = 2 × ( × BD × AO)
                                                             =  × 2AO × BD
                                                             =  × BD × AC
dengan AC dan BD adalah diagonal layang-layang ABCD.
4.   Andi hendak membuat layang-layang seperti gambar di atas. Ukuran layang-layang itu adalah AC = 60 cm dan BD = 90 cm. Berapa cm2 kertas yang dibutuhkan Andi?
Jawab : ………………………………………………………………….

5.       Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
6.       Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
7.       Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
KUIS
1.   Gambar dibawah ini adalah persegi panjang dan persegi. Jika luas persegi panjang =  kali luas persegi, maka lebar persegi panjang adalah . . .

                        7,5 cm                      7,5 cm

2.   Jika keliling laying-layang ABCD = 42 cm dan panjang AD =   AB, maka panjang AB adalah . . .
3.   Sebidang tanah berbentuk jajar genjang dengan ditanahnya akan ditanami pohon-pohon, dimana jarak antara dua pohon yang berdekatan adalah 1 meter. Berapa banyak pohon yang dapat ditanam?
(Willa Adrian Soekotjo Loedi, 2008 : 345)
8.       Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).






BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Model Pembelajaran tipe TAI ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru.
Dengan Langkah-langkahnya adalah :
a.       Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi.
b.       Guru memberikan kuis secara individual (prasyarat)
c.       Guru membentuk beberapa kelompok.
d.       Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok.
e.       Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman.
f.        Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
g.       Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan skor tertinggi.
Model pembelajaran tipe TAI bias diterapkan pada materi matematika kelas VII dengan topic pembahasannya adalah bangun segiempat dan segitiga.

B.      Saran
Semua model pembelajaran itu baik, tergantung sama kita dalam mempraktikkannya dan kecocokan dalam materi matematikanya. Model Pembelajaran TAI ini merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan, dengan model ini buan hanya guru yang menjadi pusat tetapi siswa juga yang menjadi pusat. Diharapkan dengan munculnya model pembelajaran ini, dunia pendidikan semakin maju dan berkembang dan memcetak generasi baru yang kompeten.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniati, Ana. 2007. Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik  Kelas VIII SMP N 1 Ngadirejo Temanggung. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Univesitas Negeri Semarang.
Loedji, Willa Adrian Soekotjo. 2008. Pelajaran Matematika Bilingual untuk SMP/MTS Kelas VII. Bandung : Yrama Widya.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka
Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: FMIPA UNNES.
Widdiharto, Rachmadi. 2006. Model-model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika
Wanda Rizky Febriyanto. http://www.batikguru.com/2011/10/model-pembelajaran-tipe-tai.html. Diunduh tanggal 06/12/2012 pukul 19.45
Widyantini. p4tkmatematika.org/downloads/.../PPP_Pembelajaran_Kooperatif.pdf. Diunduh tanggal 06/12/2012 pukul 19.50

0 komentar:

Posting Komentar