Minggu, 17 April 2016

MODEL PEMBELAJARAN SCREMBLE


BAB I
PENDAHULUAN

Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik dan sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learningstyle) dan gaya mengajar guru (teaching style) atau style learning and teaching (Hanafiah danSuhana,2009:41).
Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial dan sebagai kerangka konseptual kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar (Suprijono 2010:46). Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru didalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran didalam kelas. Model pembelajaran adalah suatu upaya atau usaha membelajarkan peserta didik agar suasana dan kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik dan tidak membosankan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Istilah scrambel berasal dari bahasa inggris yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia berarti perebutan, pertarungan, perjuangan. Scrambel dipakai untuk jenis permainan anak – anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosakata. Sesuai dengan sifat jawabannya scramble terdiri atas bermacam – macam :
a.    Scramble kata, yaitu sebuah permainan menyusun kata – kata dan huruf – huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatau kata tertentu yang bermakna.
b.    Scramble kalimat, yaitu sebuah permainan menyusun kalimat dari kata – kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat, dan benar.
c.    Scramble wacana, yaitu sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat – kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya logis. 

Model pembelajaran scrambel adalah suatu model pembelajaran dengan membagikan kartu soal dan jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan siswa bertugas mengkoreksi ( membolak – balik  huruf ) jawaban. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban yang tepat atau benar. Model scramble merupakan model pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran tipe scramble adalah model pembelajaran yang dikembangkan untuk mengajarkan keterampilan sosial.
Model Pembelajaran Scramble yaitu Model Pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep secara kreatif dengan cara menyusun huruf-huruf yang disusun secara acak sehingga membentuk suatu jawaban atau pasangan konsep yang dimaksud (Widodo, 2009: http://www. 1d.wordpress.co /2009/12/30/ model – pembelajaran - scramble)
Model pembelajaran scrembel  bersifat aktif. Siswa dituntut aktif bekerja sama serta bertanggungjawab terhadap kelompoknya untuk menyelesaikan kartu soal guna untuk memperoleh point dan diharapkan dapat menungkatkan kebersamaan siswa. Dalam pembelajaran scramble, guru hendaknya sebagai pembimbing harus bersikap terbuka, ramah, dan sabar.
Model Pembelajaran Scramble tampak seperti Model Pembelajaran Word Square, bedanya jawaban soal tidak dituliskan di dalam kotak-kotak jawaban, tetapi sudah dituliskan namun dengan susunan yang acak, nah siswa nanti bertugas mengkoreksi ( membolak-balik huruf ) jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat atau benar. (Widodo, 2009: http://www. 1d.wordpress.co /2009/12/30/ model – pembelajaran - scramble).
B.    Tujuan model pembelajaran scremble
Guru mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran matematika. Seorang guru bukan hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, namun guru harus menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara aktif, salah satunya dengan memperhatikan model pembelajaran yang digunakan. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang mampu memecahkan masalah, dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Kebosanan siswa dalam belajar matematika menyebabkan siswa lebih banyak pasif dan kurang terlibat dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu dibutuhkan model pembelajaran, salah satu diantaranya adalah menggunakan model pembelajaran scrembel.
Model pembelajaran scrembel ini digunakan dalam pelajaran matematika, dengan tujuan membantu siswa mengatasi masalah-masalah matematika. Sehingga motivasi siswa dalam belajar matematika akan meningkat. Dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran scremble siswa dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok.
Dengan model pembelajaran scremble diharapkan akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menumbuhkan semangat siswa dalam pembelajaran matematika.( Sambeng,  Agus. 2010.http://www.agussambeng.blogspot.com).
C.    Prinsip model pembelajaran scramble.
Model pembelajaran scramble adalah teknik pembelajaran yang didasarkan pada prinsip “belajar sambil bermain”, sehingga dengan teknik ini memungkinkan murid belajar sambil bermain, mempelajari materi secara santai dan tidak membuat tertekan, serta murid melakukan dengan senang hati atau dengan kata model pembelajaran scramble adalah model pembelajaran yang memberikan pengembangan dan peningkatan wawasan murid dalam menyusun suatu organisasi dalam pembelajaran matematika sehingga menjadi jawaban yang utuh, selain itu, melatih murid untuk lebih kreatif untuk menemukan sebuah jawaban yang benar dan tepat sesuai dengan kartu pertanyaan dan jawabannya.
Model  scramble ini merupakan model menyusun atau mencocokkan yang dalam aplikasi menggunakan kelompok kerja dan memberikan waktu khusus bagi murid untuk berfikir kritis-analisis secara mandiri sebelum diskusi dengan pasangannya, sehingga memungkinkan siswa dapat menyalurkan pendapatnya secara optimal.
Adapun prinsip lain dari model ini yaitu dengan menyiapkan sebuah kartu dan beserta jawabannya yang dibagikan kepada siswa untuk menyusun atau mencocokan sebuah kartu yang telah dibagikan oleh guru dengan sebuah kartu jawaban yang sudah disediakan juga sehingga siswa akan menyusun kartu-kartu tersebut menjadi benar.
Guru menanamkan konsep terlebih dahulu kepada anak, dengan menyampaikan informasi-informasi yang sesuai dengan materi ajar. Selanjutnya guru membentuk kelompok dan membimbing siswa dalam mengerjakan tugas. Guru menilai hasil kerja siswa secara objektif sehingga menimbulkan kepuasan bagi siswa. (Widodo, 2009: http://www. 1d.wordpress.co /2009/12/30/ model – pembelajaran - scramble).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip dari model pembelajaran scremble adalah sebagai berikut :
1.    Belajar sambil bermain.
2.    Memberikan pengembangan dan peningkatan wawasan murid dalam menyusun suatu organisasi.
3.    Melatih murid untuk lebih kreatif untuk menemukan sebuah jawaban yang benar dan tepat sesuai dengan kartu pertanyaan dan jawabannya.
4.    Belajar berfikir kritis-analisis secara mandiri.
5.    Belajar bekerjasama dengan teman kelompok.
6.    Belajar bertanggung jawab atas jawaban dan mempresentasikan.
D.    Teknik model pembelajaran scremble
1)    Teknik  scramble
Alternatif proses belajar mengajar dengan teknik ini dalam pembelajaran matematika lebih didasarkan pada prinsip “Belajar sambil bermain”. Pada dasarnya, teknik permainan ini menghendaki murid untuk melakukan penyusunan atau pengurutan suatu struktur bahasa yang sebelumnya dengan sengaja telah dikacaukan susunannya.
Berdasarkan prinsip dasar dari scramble kemudian konsepnya dipinjam untuk kepentingan pembelajaran matematika. Sasaran utamanya pada dasarnya sama, yakni mengajak murid untuk berlatih menyusun sesuatu agar sesuatu itu menjadi bermakna. Dalam pembelajaran matematika, biasanya murid diajak untuk berlatih menyusun suatu organisasi tulisan atau kartu yang secara sengaja dikacaukan, untuk kemudian anak diminta untuk menata ulang susunan tulisan atau kartu yang kacau tersebut menjadi suatu organisasi tulisan yang utuh.

Melalui teknik ini, selain anak diajak untuk melatih memprediksi jalan pikiran penulis aslinya juga mengajak anak untuk berkreasi dengan susunan baru yang mungkin lebih baik dari susunan aslinya (Harjasujana, 1996:222), sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran teknik scramble adalah teknik pembelajaran yang memberikan pengembangan dan peningkatan wawasan murid dalam menyusun suatu organisasi tulisan sehingga menjadi suatu tulisan yang utuh. Selain itu, melatih murid untuk lebih kreatif untuk menemukan susunan kata atau kalimat yang lebih baik dari susunan aslinya.
2)    Kelebihan Teknik Scramble
Dengan menggunakan teknik ini, selain membuat suasana dalam proses belajar mengajar berjalan baik, santai dan menyenangkan bagi peserta  didik teknik scramble ini juga memilki kelebihan yaitu dengan menggunakan teknik scramble ini murid diajak untuk melatih memprediksi jalan pikiran penulis aslinya, serta mengajak pula peserta didik untuk berkreasi dengan susunan baru yang mungkin lebih baik dari susunan aslinya (Harjasujana, 1996:222).
Adapun kelebihan lain dari penggunaan teknik ini yaitu, teknik ini mudah dan mampu memberi semangat atau mampu menambah minat membaca murid karena scramble adalah suatu teknik belajar yang didasarkan pada prinsip “bermain sambil belajar” yang sangat sesuai dengan jiwa para peserta didik.
3)    Karakteristik Teknik Scramble
Untuk melaksanakan pembelajaran membaca kritis, Anda dapat menerapkan teknik scramble dalam proses pembelajaran tersebut. Teknik ini mempunyai karakteristik tersendiri diantaranya teknik ini adalah sebuah permainan dalam proses pembelajaran yang berupa wacana atau kosa kata-kosa kata yang sengaja diacak. (Suyitno, Amin. 2004: http://Www.Google.Co.Id / Search?Hl=Id&Q=Artikel + Pendidikan  & Btng = Telusuri + Dengan + Google & Meta = & Aq = F & Oq =.  (Jumat,7 November 2012).

E.    Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran scremble.
Kelebihan Model pembelajaran scramble antara lain :
•    Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya, setiap anggota kelompok harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama, setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi, setiap kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan setiap anggota kelompok akan diminta mempertanggungjawabkan secara idividual materi yang ditangani dalam kelompok, sehingga dalam model ini, setiap siswa tidak ada yang diam karena setiap individu dikelompok diberi tanggung jawab akan keberhasilan kelompoknya.
•    Model pembelajaran ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat berekreasi sekaligus belajar dan berfikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau tertekan.
•    Selain itu memberikan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu.
•    Model pembelajaran scremble juga dapat memupuk solidaritas dalam kelompok.
•    Materi yang diberikan melalui salah satu model permainan ini biasanya mengesankan dan tidak mudah untuk dilupakan.
•    Sifat kompetitif dalam model ini dapat mendorong siswa berlomba-lomba untuk maju.
•    Memudahkan mencari jawaban
•    Mendorong murid untuk belajar mengerjakan soal tersebut
•    Semua murid terlibat
•    Kegiatan tersebut dapat mendorong pemahaman murid terhadap materi pelajaran
•    Melatih untuk disiplin
Kekurangan model pembelajaran scramble antara lain :
•    Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya, oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajr.
•    Terkadang dalam menginplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya  dengan waktu yamng telah ditentukan.
•    Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran maka pembelajaran ini akan sulit di implementasikan oleh guru.
•    Model permainan seperti ini biasanya menimulkan suara gaduh. Hal tersebut jelas akan mengganggu kelas yang berdekatan.
•    Murid kurang berfikir kritis
•    Bisa saja mencontek jawaban teman lainnya
•    Mematikan kreatifitas murid
•    Murid tinggal menerima bahan mentah
F.    Lankah – langkah model pembelajaran scremble.

1.    Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2.    Guru menyajikan materi sebagai pengantar.
3.    Guru menyiapkan kartu soal yang telah dibuat untuk proses pembelajaran.
4.    Guru menyiapkan kartu jawaban dengan diacak nomornya sehingga siswa dapat mencari jawaban yang tepat.
5.    Guru membentuk kelompok untuk mengerjakan soal-soal yang tersedia.
6.    Guru menunjukkan atau memperlihatkan kartu kegiatan berkaitan dengan materi.
7.    Guru membagikan kartu soal dan jawaban kepada masing-masing kelompok.
8.    Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dan jawaban yang sesuai.
9.    Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan kartu soal dan jawaban  menjadi urutan yang logis.

10.    Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran materi yang terdapat pada kartu tersebut
11.    Dari alasan atau urutan kartu tersebut guru memulai menamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
12.    Kesimpulan atau rangkuman
13.    Guru memberikan penilaian hasil kerja siswa.



BAB III
PENUTUP


Model pembelajaran scrambel adalah suatu model pembelajaran dengan membagikan kartu soal dan jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan siswa bertugas mengkoreksi ( membolak – balik  huruf ) jawaban. Model scramble merupakan model pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran tipe scramble adalah model pembelajaran yang dikembangkan untuk mengajarkan keterampilan sosial.
teknik scramble adalah teknik pembelajaran yang memberikan pengembangan dan peningkatan wawasan murid dalam menyusun suatu organisasi tulisan sehingga menjadi suatu tulisan yang utuh. Selain itu, melatih murid untuk lebih kreatif untuk menemukan jawaban.
DAFTAR PUSTAKA


Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana,2009. Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT. Rifika Aditama.
Suprijono,Agus.2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sudjana, Nana.2008. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Darsono, Max, A Suganda, Marten, dan Rusda Koto Sutadi. 2001. Belajar Dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang PRESS.
Samadhi, Ari. 2009. Model Pembelajaran Aktif. http://www. google.co.id /#q= model + pembelajaran + aktif & hl = id & sa = 2 & fp = b63a9513633023ca, diakses pada 30 November  2012.
Harjasujana, dkk, 1997. Model Pembelajaran Aktif 2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Proyek Penataran
Suyitno, Amin. 2004. Dasar, Teknik  dan Proses Pembelajaran Matematika I. Http://Www.Google.Co.Id/Search?Hl=Id&Q=Artikel+Pendidikan&Btng=Telusuri+Dengan+Google&Meta=&Aq=F&Oq=. (Jumat,7 November 2012).

Widodo, Rahmat. 2009. Model Pembelajaran Scramble. http://www. 1d.wordpress.co     /2009/12/30/ model – pembelajaran - scramble, diakses pada 30 November 2012.

Hadi,Samsul.2007.AplikasiMatematikaSMPKelasVII.Bandung:Yudhistira.

Sambeng,  Agus. 2010.  Implementasi  model pembelajaran  scramble.  Tersedia  pada http: // www. Agus,sambeng.blogspot.com. Diakses pada tanggal 3 Mei 2011.



0 komentar:

Posting Komentar