Selasa, 29 November 2016

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT



BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan secara berkesinambungan membangun gagasan-gagasan dan emosi (pikiran dan perasaan). Siswa yang datang ke sekolah diisi dengan pengalaman-pengalaman yang disimpan dalam ingatan mereka, termasuk juga pola-pola kompleks dari prilaku untuk mendewasakan mereka.
Model pembelajaran adalah produk dari para guru yang digunakan untuk pembelajaran siswa.  Jangan pernah lakukan pembelajaran hanya cukup dengan seni dan penyampaian kesimpulan pengetahuan saja dan menggunakan model-model pembelajaran menurut terkaan-terkaan menurut pikiran kita, tetapi guru harus membagi pasangan diantara siswa kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal atau untuk merangkum materi agar siswa aktif dan bisa saling tukar fikiran dengan pasangannya.

Para guru sukses bukan sekedar presenters yang menarik dan karismatik. Guru harus dapat melibatkan siswa dalam proses pengajaran (pembelajaran), sebagai contoh ; seorang guru memberi kuliah/ceramah yang intinya memberikan informasi dan pengetahuan, tetapi juga harus dapat mengajari siswa bagaimana menggali informasi dan pengetahuan dari pembicaraan-pembicaraan yang disampaikan.
Proses pembelajaran dapat diikuti dengan baik dan menarik perhatian siswa apabila menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran. Belajar matematika berkaitan dengan belajar konsep-konsep abstak, dan siswa merupakan makhluk psikologis, maka pembelajarn matematika harus didasarkan atas karakteristik matematika dan siswa itu sendiri. Untuk itu, dalam pembelajaran matematika harus mampu mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran dan mengurangi kecendrungan guru untuk mendominasi proses pembelajaran tersebut, sehingga ada perubahan dalam hal pembelajaran matematika yaitu yang tadinya pembelajaran berpusat pada guru, berubah menjadi  berpusat pada siswa.
Untuk melakukan itu perlu disusun model pembelajaran dan dicarikan alternative yang dapat memperbaiki pembelajaran tersebut. Salah satu alternativenya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script. Karena dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script, siswa akan belajar sendri dengan pasangannya, dan memberikan daya ingat dalam materi yang diajarkan.



BAB II
PEMBAHASAN

    Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Script
Cooperative Script Cooperative berasal dari kata Cooperate yang artinya bekerja sama, bantu - membantu, gotong royong. Sedangkan kata dari Cooperation yang memiliki arti kerja sama, koperasi persekutuan. Script berasal dari kata Script yang memiliki arti uang kertas darurat, surat saham sementara dan surat andil sementara. Jadi pengertian dari Cooperative Script adalah Strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda atau Suatu cara bekerja sama dalam membuat naskah tulisan tangan dengan berpasangan dan bergantian secara lisan dalam mengikhtisarkan materi-materi yang dipelajari.
Model pembelajaran cooperative script dalam perkembangannya mengalami banyak adaptasi sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Skrip kooperatif adalah metode belajar yang mengarahkan siswa untuk bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Robert E.Slavin (1994:175) mengatakan bahwa salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan daya ingat siswa adalah pembelajaran dengan model cooperative script. Dengan meningkatkan daya ingat siswa pada materi yang telah di peroleh sebelumnya, dapat pula mempermudah meningkatkan kreativitas siswa karena kreativitas siswa merupakan kemampuan membuat kombinasi baru berdasarkandata dan informasi yang sudah ada. Jadi model pembelajaran Cooperative Script merupakan penyampaian materi ajar yang diawali dengan pemberian wacana atau ringkasan materi ajar kepada siswa yang kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk membacanya sejenak dan memberikan / memasukkan ide-ide atau gagasan-gagasan baru kedalam materi ajar yang diberikan guru, lalu siswa diarahkan untuk menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam meteri yang ada secara bergantian sesama pasangan masing-masing. Salah satu model pembelajaran yang konstruktivistik adalah cooperative script. ( Husnul Chotimah, 2007)
Dalam cooperative script kontrak belajar yang eksplisit antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai cara-cara berkolaborasi, Siswa bersama dengan pasangannya memecahkan masalah secara bersama-sama. Siswa dituntut untuk beraktivitas sendiri, Siswa menemukan sendiri suatu konsep atau mampu memecahkan masalah sendiri. Dalam pembelajaran cooperative script terjadi suatu kesepakatan untuk berkolaborasi memecahkan suatu masalah dengan mandiri.

    Prinsip Pembelajaran Kooperatif
    Belajar Siswa Aktif
    Belajar Bekerjasama
    Pembelajaran Partisipatorik
    Reactive Teaching

    Karakteristik Cooperative Script
Seperti kita ketahui, skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan menjelaskan bagian-bagian dari materi dalam penelitian. Pembelajaran Cooperative Script berpijak pada faham konstruktivisme, pada pembelajran ini terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi.
Menurut Stahl dan Ismail karakteristik cooperative script adalah sebagai berikut :
    Belajar dengan teman-teman
    Tatap muka dengan teman-teman
    Mendengarkan antara anggota
    Belajar sendiri dalam kelompok teman-teman
    Belajar dalam kelompok kecil
    Produktif berbicara atau mengungkapkan pendapat
    Siswa membuat keputusan
    Aktif Siswa
Sementara itu, menurut Johnson diteliti memiliki fitur dari script koperasi:
    Positif saling ketergantungan
    Cab secara individu bertanggung jawab
    Heterogen
    Berbagi kepemimpinan
    Berbagi tanggung jawab
    Dalam stres pada pekerjaan dan kebersamaan
    Memiliki keterampilan sosial dalam berhubungan.
Sebutan-sebutan strategi pembelajaran Cooperative Script, diantaranya adalah MURDER Script (Mood, Understand, Recall, Detect, Elaborate, Review) (Jacobs, dkk, 1996).
    Mood merupakan tahap kesepakatan untuk menentukan aturan yang digunakan dalam berkolaborasi, misalnya memberikan isyarat jika terjadi kesalahan dalam menyampaikan ide-ide pokok seperti menepuk bahu atau dengan isyarat suara atau dengan yang lainnya
    Understand merupakan tahap membaca untuk memahami isi teks dalam waktu tertentu
    Recall merupakan tahap membuat ringkasan ide-ide pokok dari materi, dan selanjutnya menyampaikan kepada pasangannya
    Detect merupakan menemukan kesalahan dari ringkasan dan penyampaian pasangannya
    Elaborate merupakan tahap menguraikan hasil ringkasan materi kepada pasangannya
    Review merupakan tahap kedua pasangan mencari hubungan ide-ide pokok materi dengan kehidupan nyata siswa, ide lain yang pernah dipelajari, pendapat tentang materi, dan reaksi emosional atau respon terhadap ide-ide pokok materi.
    Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Script
    Kelebihan model pembelajaran cooperative script
Model pembelajaran Cooperative Script baik digunakan dalam pembelajaran untuk menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru, daya berfikir kritis serta mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru  yang diyakininya benar.
Sehubungan dengan itu maka kelebihan dari model pembelajaran Cooperative Script adalah sebagai berikut;
    Model Pembelajaran Cooperative Script  mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain.
    Model Pembelajaran Cooperative Script mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya. Ini secara  khusus bermakna ketika dalam proses pemecahan masalah.
    Model Pembelajaran Cooperative Script membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar dan menerima perbedaan yang ada.
    Model Pembelajaran Cooperative Script merupakan suatu strategi yang efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik  dan social termasuk meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif antara satu siswa dengan siswa yang lain.
    Model Pembelajaran Cooperative Script banyak menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban
    Model Pembelajaran Cooperative Script mendorong siswa yang kurang pintar untuk tetap berbuat
    Interaksi yang terjadi selama pembelajaran Cooperative Script membantu memotivasi siswa dan mendorong pemikirannya
     Dapat meningkatkan atau mengembangkan keterampilan berdiskusi
    Melatih pendengaran, ketelitian atau kecermatan
    Setiap siswa mendapat peran
    Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan
    Memudahkan siswa melakukan interaksi social
    Menghargai ide orang lain
    Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

     Kekurangan Model pembelajaran Cooperative Script
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan Model pembelajaran Cooperative Script ini.
Adapun yang menjadi kekurangan dari Model pembelajaran Cooperative Script ini adalah :
    Beberapa siswa mungkin pada awalnya takut untuk mengeluarkan ide, takut dinilai teman dalam kelompoknya
    Tidak semua siswa mampu menerapkan Model pembelajaran Cooperative Script . Sehingga banyak tersita waktu untuk menjelaskan mengenai model pembelajaran ini
    Penggunaan Model pembelajaran Cooperative Script harus sangat rinci melaporkan setiap penampilan siswa dan tiap tugas siswa, dan banyak menghabiskan waktu untuk menghitung hasil prestasi kelompok
    Sulit membentuk kelompok yang solid yang dapat bekerja sama dengan baik
    Penilaian terhadap murid sebagai individual menjadi sulit karena tersembunyi di dalam kelompok. (Istarani. 2011 : 58)
    Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
    Hanya dilakukan oleh dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya terbatas pada dua orang tersebut). ( Hamdani, 2011 : 89)

    Langkah-langkah Model Pembelajaran Cooperative Script
    Guru membagi siswa untuk berpasangan
    Guru membagi wacana atau materi kepada setiap siswa untuk dibaca dan dibuat ringkasan
    Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar :
    Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara, pendengar
    Menyimak atau mengoreksi atau menunjukan ide-ide pokok yang kurang lengkap
    Membantu mengingat atau menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
    Bertukar peran. Siswa yang semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Dan lakukan kembali kegiatan seperti diatas (langkah pada kegiatan 4)
     Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan materi pelajaran
     Penutup. ( Hamdani, 2011 : 88)

    Tujuan Model Pembelajaran Cooperative Script
    Untuk membantu siswa untuk merawat orang lain dan sadar akan keterbatasan siswa dan menerima semua perbedaan
    Untuk membantu siswa untuk memecahkan masalah mereka sendiri
    Untuk meningkatkan siswa membaca mereka
    Untuk meningkatkan ide siswa tentang somthing expecially dalam ilmu dan pengetahuan mereka

    Manfaat Model Pembelajaran Cooperative Script
Hal-hal yang berkaitan dengan manfaat pembelajaran cooperative script, yaitu:
    Dapat meningkatkan keefektifan pelaksanaan pembelajaran, dalam hal ini bahwa materi yang terlalu luas cakupannya dapat dibagikan kepada siswa untuk mempelajarinya melalui kegiatan diskusi, membuat rangkuman, menganalisis materi baik yang berupa konsep maupun aplikasinya
    Dapat memperluas cakupan perolehan materi pelajaran, karena siswa akan mendapatkan transfer informasi pengetahuan dari pasangannya untuk materi yang tidak di pelajarinya di kelas
    Dapat melatih keterampilan
    Pembelajaran dengan model cooperative script dapat meningkatkan kreativitas
pemecahan masalah matematika
    Siswa merasa terbantu bersama dengan teman sekelasnya dalam membahas materi dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script
    Siswa juga mendapatkan kesempatan mempelajari bagian lain dari materi yang tidak dipelajarinya.

    Menumbuhkan Efesiensi Dalam Bentuk Kerja Sama Antar Peserta Didik
Walaupun peserta didik yang sudah dibentuk dalam kelompok yang tujuannya agar dalam penyelesaian tugas-tugas atau menemukan hambatan dalam proses pembelajaran, namun dalam hal ini tidak semua dari peserta didik yang ada dalam setiap kelompok dapat mengetahui cara-cara atau teknik-teknik yang semestinya harus dilakukan bagi peserta didik yang tergabung dalam masing-masing kelompok, agar apa yang dilaksanakan dapat memberikan hasil yang baik.
Salah satu cara atau strategi untuk melatih kerja sama yang sangat efesien adalah sangat diharapkan adanya rasa saling ketergantungan antara sesame pasangan, hal ini dimaksudkan agar dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan secara bersama-sama dapat memberikan dampak yang positif dan sangat efektif karena diantara masing-masing kelompok yang ada saling membagi dan saling memberi informasi sehubungan dengan tugas-tugas yang telah diselesaikan.



BAB III
KESIMPULAN

Model pembelajaran cooperative script diterapkan dengan mengelompokkan siswa berpasangan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama, kemudian meminta siswa merangkum materi atau soal yang ditentukan, siswa dituntut untuk beraktivitas sendiri, dan menemukan sendiri suatu konsep atau mampu memecahkan masalah sendiri. Setelah itu masing-masing siswa harus mempresentasikan hasil penyelesainnya kepada pasangannya secara bergantian sehingga masing-masing siswa saling melengkapi kekurangan satu dengan yang lainnya.
Guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model yang ada harus secara langsung turut dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga dapat mengawasi dan melihat secara langsung kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik.




DAFTAR PUSTAKA

Chotimah, Husnul. 2007. Model-model Pembelajaran Untuk PTK : Yayasan Pendidikan Universitas Negeri Malang SMA Laboratorium UM
Istarani. 2011. Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia
Slavin, R.E. 1994. Educational Psychology: Theory and Practice . Third Edition. Massachusetts: Allyn and Bacon



0 komentar:

Posting Komentar