Minggu, 13 November 2016

MODEL PEMBELAJARAN VAK ( VISIUAL AUDITORY AND KINESTHETIC )



BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat. Mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dan pembelajarannya.
Pendidikan adalah investasi jangka panjang, karena hasil dari proses pendidikan akan dirasakan baik untuk saat ini maupun untuk waktu yang akan datang. Di era globalisasi seperti sekarang ini, disadari atau tidak pengaruhnya semakin terasa dengan semakain banyaknya saluran informasi dalam berbagai bentuk media. Media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. Di negara maju, media telah mempengaruhi kehidupan hampir sepanjang waktu.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting dalam mendukung keberhasilan proses belajar mengajar itu.selain media, gaya belajar atau model pembelajaran juga salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran.
Hasil penelitian dari berbagai generasi selama satu abad ini, mengetengahkan berbagai model tentang perbedaan individual dalam menyerap dan merespon informasi atau yang sekarang lebih dikenal dengan gaya belajar. Cara yang berbeda dari setiap orang dalam menyerap (merespon) dan menerapkan suatu stimulus merupakan salah satu indikasi adanya individual differences (perbedaan setiap individu).
Dari semua model gaya belajar, model Visual-Auditory-Kinesthetic (VAK) merupakan model gaya belajar yang paling banyak dibicarakan.Gaya belajar VAK menggunakan tiga macam sensori dalam menerima informasi, penglihatan, pendengaran dan gerak, ketiganya ini diidentifikasikan sebagai jenis gaya belajar. Semua orang menggunakan ketiganya fungsi sensoriknya untuk menangkap informasi, namun untuk kebanyakan orang ada satu gaya belajar yang dominan, yang merupakan cara terbaik memperoleh informasi. Untuk beberapa orang yang lain mempunyai gaya belajar kombinasi, atau bahkan seimbang untuk ketiga kemampuannya.
Hal inilah yang menjadi dasar sebagian pendapat yang menyatakan bahwa gaya belajar ini bukanlah suatu yang permanen, hanya suatu kecenderungan. Untuk situasi dan kondisi yang berbeda, bisa saja menuntut seseorang untuk menggunakan satu gaya belajar atau kombinasi dari beberapa gaya belajar.




BAB II
PEMBAHASAN
MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISIUAL AUDITORY AND KINESTHETIC)


A.    Pengertian Vak (Visiual Auditory And Kinesthetic)
model pembelajaran VAK adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas belajar tersebut untuk menjadikan sibelajar merasa nyaman. Model pembelajaran VAK ini merupakan anak dari model pembelajaran Quantum yang berprinsip untuk menjadikan situasi belajar menjadi lebih nyaman dan menjanjikan kesuksesan bagi pebelajarnya di masa  depan.

Dari gambar diatas menunjukan beberapa criteria dalam model pembelajaran VAK  (Ngalimun. 2012.) diantaranya yaitu :
1)    Visual. Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Visualization adalah bahwa belajar harus menggunakan indra mata melalui mengamati,  menggambar, mendemonstrasikan, membaca, gunakan media & alat peraga.
2)    Auditori. Belajar dengan berbicara dan mendengar. Auditory bermakna bahwa belajar haruslah mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, memberikan pendapat, gagasan, menanggapi dan beragumentasi.
3)    Kinesthetic. Belajar dengan bergerak dan berbuat. Kinestetic bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik), belajar itu haruslah mengalami dan melakukan.
VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) merupakan tiga modalitas yang dimiliki oleh setiap manusia. Ketiga modalitas tersebut kemudian dikenal sebagai gaya belajar. Gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana seseorang dapat menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi, (Deporter, 112:1999).
Meskipun kebanyakan orang memiliki akses ketiga modalitas tersebut hamper semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar (bandler dan grinder, 1981) yang berperan sebagai saringan untuk pembelajaran, pemrosesan, dan komunikasi.orang tidak hanya cenderung pada suatu modalitas, mereka juga memanfaatkan kombinasi tertentu yang member mereka bakat dan kekurangan alami tertentu (markova: 1992.)
Tiga modalitas tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Deporter: 85:2000.) :
a.    Visual
Modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar menonjol dalam modalitas ini. Seorang yang sangat visual mungkin bercirikan sebagai berikut:
?    Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan
?    Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca dari pada membicarakan.
?    Membutuhkan gambar , tujuan menyeluruh dan menangkap detail; mengingat apa yang dilihat
b.    Auditorial
Modalitas ini mengakses segala bunyi dan kata diciptakan maupun diingat. Music, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara menonjol disini. Seorang yang sangat auditorial  mungkin bercirikan sebagai berikut:
?    Perhatiannya mudah terpecah
?    Berbicara dengan pola berirama
?    Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakan bibir atau bersuara saat membaca
?    Berdialog secara internal dan eksternal
c.    Kinestik
Modelitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi diciptakan maupun diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik menonjol disini. Seorang yang sangat kinestik sering :
?    Menyentuh orang dan berdiri berdekatan, banyak bergerak.
?    Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik
?    Mengingat sambil berjalan dan melihat.

Apakah anda tipe visual, auditori, atau kinestik ….???? (Colin Rose:133: 1997)

Visual     Auditori     Kinestik
a.    Suka membaca (menyukai/menikmati bacaan), menonton, lebih suka membaca dari pada dibacakan.    b.    Suka mendengarkan radio, sandiwara drama, debat.    Menyukai kegiatan aktif,baik sosialmaupun olahraga, seperti menari dan lintas alam.
?    Mengingat orang melalui penglihatan, mengingat kata-kata dengan melihat dan biasanya bagus dalam mengeja dan menghafal.    ?    Ingat dengan baik nama orang, bagus dalam mengingat fakta. Suka berbicara dan punya perbendaharaan kata luas.    ?    Ingat kejadian-kejadian hal-hal yang terjadi.
?    Kalau memberi/ menerima penjelasan arah lebih suka memakai peta gambar.    ?    Menerima dan member penjelasan arah dengan kata-kata (verbal) “ambil arah kiri dan berjalanlah kira-kira dua belokan sebelum belok ke kanan.    ?    Memberikan dan menerima penjelasan arah dengan mengikuti jalan yang dimaksud.
?    Selera pakaian: bergaya, penampilan penting, warna pilihannya sesuai, tertata atau terkoordinasi.    ?    Selera: yang penting label ! mengetahui sapa perancangnya dan dapan menjelaskan pilihan pakaian.    ?    Selera: nyaman dan “rasa” bahan lebih penting daripada gaya.
?    Menyatakan emosi melalui ekspresi muka.    ?    Mengungkapkan emosi secara verbal melalui nada bicara atau vocal.    ?    Mengungkapkan emosi melalui bahasa tubuh, gerak/nada otot.
?    Menggunakan kata dan  ungkapan seperti: melihat, menonton, menggambarkan, mengungkapkan, focus pendek akal dll.    ?    Menggunakan kata-kata seperti: kedengarannya, ceritakan, dengarkan, omong kosong, berkata benar dll.    ?    Menggunakan kata dan ungkapan seperti: merasa, menyentuh, mengenai,mengatasi, menahan dll.
?    Aktifitas kreatif: menulis, menggambar, merancang, melukis diudara.    ?    Aktifitas kreatif: menyanyi, mendongeng, bermain music, membuat cerita lucu, berdebat, berfilosofi.    ?    Aktifitas kreatif: kerajinan tangan, berkebun, menari dan berolahraga.
?    Menangani proyek-proyek dengan merencanakan sebelumnya, mengorganisasikan rencana permainan, berorientasi detail.    ?    Menanggapi proyek-proyek dengan berpijak pada prosedur, memperdebatkan masalah dan mengatasi solusi verbal.    ?    Menangani proyek langkah-langkah. Suka menggulung lengan bajunya dan terlibat secara fisik.
?    Berhubungan dengan orang lain lewat kontak mata dan ekspresi wajah.    ?    Berhubungan dengan orang lain lewat dialog diskusi terbuka.    ?    Berhubungan dengan orang lain lewat kontak fisik, mendekat/akrab.
?    Saat diam suka melamun atau menatap ke angkasa.    ?    Saat diam sukabercakap-cakap dengan dirinya sendiri.    ?    Saat keadaan diam suka selalu gelisah, tidak bisa duduk tenang.
?    Cenderung berbicara cepat tetapi mungkin cukup pendiam di dalam kelas.    ?    Berbicara dengan kecepatan sedang, suka berbicara bahkan di dalam kelas.    ?    Berbicara agak lentur.
?    Menjalankan bisnis atas dasar personal antarwajah.    ?    Suka menjalankan bisnis melalui telpon.    ?    Suka melakukan urusan seraya mengerjakan sesuatu, suka berjalan-jalan saat bermain golf.
?    Punya ingatan visual, ingat di mana meninggalkan sesuatu beberapa hari yang lalu.    ?    Cenderung mengingat dengan baik dan menghafal kata-kata dan gagasan-gagasan yang pernah diucapkan.    ?    Ingat lebih baik menggunakan alat bantu belajar tiga dimensi.
?    Merespons lebih bagus ketika anda perhatikan sesuatu ketimbang cerita tentengnya.    ?    Merespons lebih baik tatkala mendengar ketimbang membaca.    ?    Belajar konsep lebih baik dengan menangani objek secara fisik.

Kebanyakan orang menunjukan kelebihsukaan dan kecenderungan pada suatu gaya belajar tertentu dibandungkan gaya belajar lainnya. Suatu study yang dilakukan terhadap lebih dari 5.000 siswa di amerika serikat, hongkong, dan jepang, kelas 5 hingga kelas 12, menunjukan kecenderungan belajar berikut:
Visual       : 29%
Auditori    : 34%
Kinestik    : 37%
Namun pada saat mereka dewasa, kelebihan gaya belajar visual lebih mendoninasi, menurut Lynn O’brien, Direktur Studi Diagnostic Spesifik Rockville, Maryland, yang melakukan studi tersebut. (Colin Rose:131: 1997).
Teori yang  mendukung pembelajaran VAK adalah Accelerated Learning, teori otak kanan/kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik), teori kecerdasan ganda, pendidikan menyeluruh, belajar berdasarkan  pengelaman, belajar dengan symbol. Pembelajaran VAK  menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara berbeda. (Adela Istanto : 23:18).
Model pembelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan hal : manfaatkanlah potensi siswa yang dimilikinya dengan melatih dan mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan kinesthetic.( Ngalimun: 52: 2012.).
Dari semua model gaya belajar, model Visual-Auditory-Kinesthetic (VAK) merupakan model gaya belajar yang paling banyak dibicarakan.Gaya belajar VAK menggunakan tiga macam sensori dalam menerima informasi, penglihatan, pendengaran dan gerak, ketiganya ini diidentifikasikan sebagai jenis gaya belajar. Semua orang menggunakan ketiganya fungsi sensoriknya untuk menangkap informasi, namun untuk kebanyakan orang ada satu gaya belajar yang dominan, yang merupakan cara terbaik memperoleh informasi. Untuk beberapa orang yang lain mempunyai gaya belajar kombinasi, atau bahkan seimbang untuk ketiga kemampuannya.

Hal inilah yang menjadi dasar sebagian pendapat yang menyatakan bahwa gaya belajar ini bukanlah suatu yang permanen, hanya suatu kecenderungan. Untuk situasi dan kondisi yang berbeda, bisa saja menuntut seseorang untuk menggunakan satu gaya belajar atau kombinasi dari berbagai gaya belajar. (vark-learn: 2012).
Ada beberapa strategi dalam model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) diantaranya yaitu sebagai berikut:
1.    Strategi visual
a.    Peta konsep
Peta konsep atau peta pembelajaran adalah cara dinamik untuk menangkap butir-butir pokok informasi yang signifikan.mereka menggunakan format global atau umum yang mengungkapkan informasi ditunjukan dengan cara mirip seperti otak kita berfungsi dalam berbagai arah secara serempak.  (Colin Rose:136: 1997).
Ketika informasi baru diserap dengan menggunakan peta-peta konsep, kapisitas penyimpanan meningkat pula. Formatnya banyak menarik para pembelajar visual dan pembelajar global dan tentu saja otak “emosional” lebih banyak dilibatkan atau diikut sertakan melalui warna. Selanjutnya informasi tersebut akan bersifat personal dan spesifik bagi anda.
Anda akan menyaksikan peta konsep memungkinkan anda mencatat banyak sekali informasi dalam satu halaman dan memperlihatkan hubungan antara berbagai konsep dan ide. Penggabaran secara visual membantu anda berfikir tentang suatu subjek dan memungkinkan keluesan (fleksibelitas) pemikiran anda. (Colin Rose:137: 1997).
Pada sebuah anda secara harfiah dapat melihat struktur subjek yang bersangkutan dalam cara yang mustahil dilakukan dengan kerangka yang linier. Anda dapat melihat tema-tema terpisah namun juga hubungan-hubungan antartema. Pencatatan secara linier dapat menjaga kita agar tetap sadar akan kompleksitas pemikiran, sebaliknya, pencatatan melalui peta konsep dapat melakukan hal itu. (Colin Rose:139: 1997).



Membuat peta konsep :
?    Mulai dengan topic ditengah-tengah halaman
Awali dengan menuliskan tema pokok di tengah-tengah halaman. Ini mendoong anda mendefinisikan gagasan inti subjek yang telah anda pelajari adalah  titik awal pembelajaran yang efektif.
Buatlah tema pokok ini dengan ukuran yang kecil sehingga anda punya cukup ruang untuk memperlihatkan dengan jelas sub-subtema disekelilingnya dan dapat menghubungkan nya dengan garis, seperti jari=jari roda.
?    Gunakan kata-kata kunci
Sasaran pada peta konsep adalah hanya menangkap hal-hal penting yang ketika di tinjau ulang akan memicu ingatan terhadap seluruh subjek pelajaran. Anda akan mendapati bahwa ini umum nya menggunakan kata kerja dan kata kunci.
?    Buatlah cabang-cabangnya
Berpijaklah pada tema pokok anda keluar ke semua arah. Batasilah cabang utama antara lima dan tujuh.
?    Gunakan symbol, warna, kata, gambar dan citra-citra lainnya
Kombinasi berbagai gaya menjadikan peta konsep lebih mudah diingat. Untuk keragaman tambahan, variasi ukuran kata dipeta tersebut. Gunakan symbol-simbol yang mudah didentifikasi.
?    Buatlah seperi bilbor
Gunakan ruang yang bersih putih antar informasi sedemikian rupa sehingga semua kata atau gambarjelas terpampang.
?    Buatlah berwarna warni
Berilah penekanan pada setiap tema pokok dengan warna-warna yang padu.
?    Praktik menjadikan lebih sempurna
Jangan harap anda langsung benar untuk pertama kali pada kenyataannya, alangkah baik anda menggambar ulang peta konsep anda. Melakukannya dua atau tiga kali untuk dapat mengingat detail-detailnya.
?    Melakukan sendiri
Anda tidak harus menjadi seniman lukis untuk dapat membuat peta konsep, yang terpenting yaitu mengembangkan gaya anda sendiri.
?    Peta konsep menjadi peta memori
Kita memakai peta memori untuk melukis penciptaannya dan penggunakannya sebagai perangkat revisi dan ikhtisar.
?    Mengapa peta konsep harus mudah dimengerti
Sifat visual dan bersisi banyak dari peta-peta membuat ia lebih mudah diresp dan diingat oleh otak anda.
?    Gunakan alat tulis berwarna terang
Memekai alat tulis berwarna terang akan sangat membantu. Ketika anda melihat kembali bahan yang dimaksud pada suatu hari bahkan setahun kemudian.anda akan mengingat butir-butir penting informasi penting.
?    Duduklah dengan tenang kemudian visualisasikan
Kebanyakan dari kita butuh duduk dan berfikir tentang apa yang baru saja dilihat, dibaca dan didengar.tataplah ia dengan mata pikiran anda dan buatlah “film mental” dirinya. Itu membantu menyimpan informasi dalam memori visual anda.
?    Gambarlah saja
Sering kali strategi visual yang paling sederhana adalah menggambar sebuah  sketsaatau merancang sebuah grafik dan diagram.
b.    Strategi auditori
?    Bacalah secara dramatis
Seperti halnya citra visual demikian pula suara. Maka, suatu pesan kritis atau sulit, coba baca pesan itu keras-keras dengan dramatis. Member tekanan auditori ini pada suatu bahan yang kita pelajari akan membantu melekatkannya pada pikiran anda.
?    Rangkumlah dan ucapkan dengan lantang
Kita cenderung mengingat dua kali lebih banyak pada apa yang kita ucapkan dengan lantang daripada hanya kit abaca saja.
Maka, berhentilahlalu ucapkan dengan lantang rangkuman bahan yang sudah anda baca. Suara anda akan membantu menambah tingkat keteringatan bahan. Alat perekam sangat membantu dalam pembelajaran auditori.
c.    Strategi kinestik
?    Berjaln-jalan saat membaca atau mendengar
Cobalah berjalan-jalan, bangkitlah dari tempat duduk lalu bergeraklah setiap 25 atau 30 menit. Coret-coretlah, garis bawahi catatan dengan warnaatau buatlah peta konsep. Itu merupakn cara meresap informasi atau bahan yang penting dalam belajar.
?    Tulislah
Tulis dan sebentuk pencatatan mengubah input auditori ( suatu kuliah atau ceramah) kedalam suatu fisik.

?    Belajarlah dalam kelompok
Mungkin pembelajaran yang baik adalah belajar bersama dengan orang lain atauy kelompok.
?    Periksalah
Buatlah tanda-tanda dari stabile pada akhir setiap paragraph  untuk menunjukan anda telah memahaminya. Anda dapat mengidentifikasi dimana anda mulai kehilangan kaitan dengan materi sebelumnya. Dengan hanya memeriksa tanda-tanda itu.
?    Baca ulang
Alangkah baiknya anda membaca ulang wacana-wacana yang sulit. Bila perlu bacalah dengan lantang. Anda dapat berkonsentrasi pada upaya memahmi bagian-bagian kecil pada suatu kali. (Colin Rose:139: 1997).

Media-media yang  dapat digunakan adalah media segala jenis media yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran VAK. Hal yang perlu diperhatikan adalah media yang digunakan harus dapat memenuhi ketiga modalitas belajar. Siswa dengan modalitas belajar visual dapat dibantu dengan media gambar, poster, grafik, dan sebagainya. Siswa dengan modalitas belajar auditory dibantu dengan media suara atau musik-musik yang dapat merangsang minat belajar atau memberikan kesan menyenangkan, rileks, dan nyaman bagi siswa, sementara bagi siswa kinesthetic diperlukan media-media pembelajaran yang dapat mengoptimalkan fungsi gerak siswa. Namun pembelajaran juga dapat dikemas dengan mengintegrasikan ketigamodalitas dengan menggunakan media audio visual yang dimodivikasi dengan kegiatan game atau kuis yang membebrikan kesempatan bagi siswa kinestetik. (santriw4n: 10:53)
Pembelajaran dengan model ini memntingkan pengalaman belajar secara langsung dan menyenangkan bagi siswa. Pengalaman belajar secara langsung dengan cara belajar dengan mengingat (Visual), belajar dengan mendengar (Auditory), dan belajar dengan gerak dan emosi(Kinestethic) (DePorter dkk: 124:1999).

B.    Prinsip model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic)
Ada beberapa prinsip dalam model pembelajaran VAK (Visual, Auditory,     Kinesthetic) yaitu:
a.    Pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh
b.    Pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi
c.    Kerjasama membantu proses pembelajaran
d.    Pembelajaran berlangsung pada benyak tingkatan secara simultan
e.    Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik
f.    Emosi positif sangat membantu pembelajaran
g.    Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.(Adela Istanto : 23:18)

C.    Kelemahan dan kelebihan model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic)
 Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan, tidak terkecuali model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) juga memiliki kelebihan dan kelemahan diantaranya sebagai berikut.
1)    Kelebihan Model Pembelajaran VAK
            Kelebihan model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) adalah sebagai berikut.
a.    Pembelajaran akan lebih efektif, karena mengkombinasikan ketiga gaya belajar.
b.    Mampu melatih dan mengembangkan potensi siswa yang telah dimiliki oleh pribadi masing-masing.
c.    Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
d.    Mampu melibatkan siswa secara maksimal dalam menemukan dan memahami suatu konsep melalui kegiatan fisik seperti demonstrasi, percobaan, observasi, dan diskusi aktif.
e.    Mampu menjangkau setiap gaya pembelajaran siswa.
f.    Siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar karena model ini mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
2)    Kelemahan Model Pembelajaran VAK
            Kelemahan dari model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) yaitu tidak banyak orang mampu mengkombinasikan ketiga gaya belajar tersebut. Sehingga orang yang hanya mampu menggunakan satu gaya belajar, hanya akan mampu menangkap materi jika menggunakan metode yang lebih memfokuskan kepada salah satu gaya belajar yang didominasi. ( jangyeunit: 18:43 )

D.    Langkah-langkah pembelajaran VAK
langkah-langkah dalam pembelajaran VAK hampir sama dengan sintaks pada model pembelajaran SAVI (Somatik, Auditorial, Visual, dan Intelektual). Dapat disajikan sintaks pembelajaran VAK sebagai berikut (Adela Istanto : 23:18) :
1.    Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan).
Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Secara spesifik meliputi hal :
a)    Memberikan sugesi positif
b)    Memberikan pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa
c)    Memberikan tujuan yang jelas dan bermakna
d)    Membangkitkan rasa ingin tahu
e)    Menciptakan lingkungan fisik yang positif
f)    Menciptakan lingkungan emosional yang positif
g)    Menciptakan lingkungan sosial yang positif
h)    Menenangkan rasa takut
i)    Menyingkirkan hambatan-hambatan belajar
j)    Banyak bertanya dan mengemukakan berbagai masalah
k)    Merangsang rasa ingin tahu siswa
l)    Mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal
2.      Tahap Penyampaian (kegiatan inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menemukan materi belajar yang baru dengan cara menari, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, dan cocok untuk semua gaya belajar. Hal- hal yang dapat dilakukan guru :
a)    Uji coba kolaboratif dan berbagi pengetahuan
b)    Pengamatan fenomena dunia nyata
c)    Pelibatan seluruh otak, seluruh tubuh
d)    Presentasi interaktif
e)    Grafik dan sarana yang presentasi brwarna-warni
f)    Aneka macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya belajar
g)    Proyek belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim
h)    Latihan menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok)
i)    Pengalaman belajar di dunia nyata yang kontekstual
j)    Pelatihan memecahkan masalah
3.      Tahap Pelatihan (kegiatan inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara. Secara spesifik, yang dilakukan guru yaitu :
a)    Aktivitas pemrosesan siswa
b)    Usaha aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali
c)    Simulasi dunia-nyata
d)    Permainan dalam belajar
e)    Pelatihan aksi pembelajaran
f)    Aktivitas pemecahan masalah
g)    Refleksi dan artikulasi individu
h)    Dialog berpasangan atau berkelompok
i)    Pengajaran dan tinjauan kolaboratif
j)    Aktivitas praktis membangun keterampilan
k)    Mengajar balik
4.      Tahap penampilan hasil (kegiatan penutup)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Hal –hal yang dapat dilakukan adalah :
a)    Penerapan dunia nyata dalam waktu yang segera
b)    Penciptaan dan pelaksanaan rencana aksi
c)    Aktivitas penguatan penerapan
d)    Materi penguatan persesi
e)    Pelatihan terus menerus
f)    Umpan balik dan evaluasi kinerja
g)    Aktivitas dukungan kawan
h)    Perubahan organisasi dan lingkungan yang mendukung.




BAB III
KESIMPULAN
model pembelajaran VAK adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas belajar tersebut untuk menjadikan sibelajar merasa nyaman. VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) merupakan tiga modalitas yang dimiliki oleh setiap manusia. Ketiga modalitas tersebut kemudian dikenal sebagai gaya belajar. Tiga modalitas tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
a.    Visual
Modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar menonjol.
b.    Auditorial
Modalitas ini mengakses segala bunyi dan kata diciptakan maupun diingat. Music, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara menonjol disini.
c.    Kinestik
Modelitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi diciptakan maupun diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik menonjol disini.
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan, tidak terkecuali model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) juga memiliki kelebihan dan kelemahan
Ada beberapa prinsip dalam model pembelajaran VAK (Visual, Auditory,     Kinesthetic) yaitu:
a.    Pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh
b.    Pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi
c.    Kerjasama membantu proses pembelajaran
d.    Dll.
langkah-langkah dalam pembelajaran VAK  antara lain:
1.    Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan).
2.    Tahap penyampaian (kegiatan inti)
3.    Tahap pelatihan (kegiatan inti)
4.    Tahap penampilan hasil (kegiatan penutup)




DAFTAR PUSTAKA

DePorter, Bobby dan Mike Hernacki. 1992. Quantum Learning. Bandung: Kaifa. 
DePorter, Bobby Mark Reardon, & Sarah Singer-Nourie. 1999. Quantum Teaching (Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas). Bandung: Kaifa.
http://adelaistanto.blogspot.com/2012/10/pbm-visual-auditory-kinestetic.html
http://www.vark-learn.com/english/index.asp
http://santriw4n.wordpress.com/2010/02/23/gaya-belajar-visual-audiotorial-kinestetik/
http://janghyunita.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-visual-auditori.html.
http://ernhyzone.wordpress.com/2012/06/22/applikasi-software-siapcerdas-untuk-mengidentifikasi-gaya-belajar-dan-kecerdasan-siswa-untuk-meningkatakan-prestasi-siswa-di-institusi-pendidikan/
Lestari, Reni Dwi. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinestetik) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Tanjungrejo 2 Malang. Skripsi, Prodi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang.
Ngalimun, 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin. Scripta Cendekia.
Rose, Collin Dan Malcolm J. Nicolas. 1997. Accelerated Learning (Cara Belajar Cepat Abad XXI). Jakarta: Nuansa.


0 komentar:

Posting Komentar