Minggu, 30 Oktober 2016

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KUMON


A. Latar Belakang Masalah
Model adalah suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran merupakan pengeluaran dari pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia.
Dalam pembelajaran matematika sering kita temui adanya siswa yang kesulitan dalam menerima materi yang diajarkan. Kesulitan ini dapat disebabkan antara lain faktor internal yaitu : motivasi, intelegensi, minat dan keadaan psikologis siswa. Sering kita temui siswa yang kurang tertarik mengikuti pelajaran matematika bahkan ada pula siswa yang takut dan benci pada pelajaran matematika. Mungkin hal ini merupakan gejala yang disebabkan oleh materi matematika yang dipelajari dan cara penyajiannya kurang sesuai dengan kematangan siswa, sehingga kegiatan belajar-mengajar tidak bermakna dan hasilnya pun kurang memuaskan.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat perlu diupayakan guru untuk memudahkan proses terbentuknya pengetahuan pada siswa, namun guru juga harus memperhatikan apakah model pembelajaran yang digunakan itu penerapannya sudah efektif dan koefisien.
Perkembangan teknologi yang pesat sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi ini mengakibatkan berkembangnya ilmu pengetahuan yang memiliki dampak positif maupun negatif.
Dengan perkembangan teknologi ini pemerintah perlu meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan. Peningkatan itu dapat dilakukan dengan cara peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan tenaga profesionalisme, tenaga pendidik, dan peningkatan mutu anak didik.
Pembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan-aturan matematika. Selama ini siswa cenderung menghafal konsep-konsep matematika, tanpa memahami maksud dan isinya.
Dengan demikian pembelajaran matematika di sekolah merupakan masalah. Oleh karena itu, yang penting adalah bagaimana siswa memahami konsep-konsep matematika secara bulat dan utuh, sehingga jika diterapkan dalam menyelesaikan soal-soal matematika siswa tidak mengalami kesulitan.
Gambaran permasalahan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran matematika perlu diperbaiki guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika. Mengingat pentingnya matematika maka diperlukan pembenahan proses pembelajaran yang dilakukan guru yaitu dengan menawarkan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa. Terhadap konsep-konsep matematika.
Salah satu cara untuk mengatasi yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran matematika dengan metode kumon.

B.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan saya bahas yaitu:
    Bagaimanakah sejarah metode kumon  bisa sampai ke seluruh dunia?
    Apa pengertian, misi dan tujuan metode kumon?
    Bagaimana materi, bahan pelajaran dan cara belajar metode kumon?
    Apa kelebihan dan kelemahan metode kumon?
    Bagaimana hasil belajar metode kumon?
    Bagaimana contoh materi pelajaran MTK dengan metode Kumon?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
    Untuk mengetahui sejarah metode kumon  bisa sampai ke seluruh dunia
    Memahami pengertian, misi dan tujuan metode kumon
    Mengetahui bahan pelajaran dan cara belajar metode kumon
    Mengetahui kelebihan dan kelemahan metode kumon
    Mengetahui hasil belajar metode kumon
    Mengerti contoh materi pelajaran dengan metode Kumon








BAB II
PEMBAHASAN

A.  Sejarah Metode Kumon
Metode Kumon adalah suatu model belajar dari Jepang dan dikembangkan pertama kali oleh Toru Kumon, seorang guru matematika SMA yang pada awalnya ingin membantu pelajaran matematika anaknya yang waktu itu masih duduk di kelas 2 SD. Ia kemudian merancang suatu sistem agar anaknya dapat belajar secara efektif, sistematis, serta memiliki dasar-dasar Matematika yang kuat.
Yang dilakukannya adalah mengacu pada sasaran “Matematika tingkat SMA”
Membuat lembar kerja dengan susunan pelajaran yang meningkat secara ”step by step” Memberikan lembar kerja yang dapat diselesaikan oleh anaknya setiap hari dalam waktu kurang dari 30 menit.
Pada Juli 1954, Takeshi mulai menggunakan materi buatan ayahnya ketika ia di kelas 2 SD. Ia mulai dengan soal-soal penjumlahan dan maju secara cepat. Ia berlatih dengan sistem belajar ini secara rutin setiap hari. Hasilnya, ia dapat menyelesaikan Persamaan Diferensial dan Kalkulus Integral setara pelajaran tingkat SMA, ketika masih duduk di kelas 6 SD. Toru Kumon kemudian berkeinginan agar anak-anak lain pun merasakan manfaat belajar seperti ini. Ia menerapkan cara ini kepada anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya. Hasilnya memuaskan, dan sistem belajar Kumon berkembang dari mulut ke mulut. Kini, Kumon tidak hanya menyebar ke seluruh Jepang saja, tetapi juga ke seluruh dunia.

B.  Pengertian, Misi dan Tujuan Metode Kumon
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang telah dirumuskan yang telah dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan (Djamarah, 2002:53).
Sedangkan menurut sedangkan Wina Senjaya (dalam Sudrajat, 2008) metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Sedangkan Sudrajat menyimpulkan metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. (sudrajat, Online 19 Maret 2008).
Sesuai pengertian di atas maka metode merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. (Nadhirin, Online 19 Maret 2008).
Kumon adalah sistem belajar yang memberikan program belajar secara perseorangan sesuai dengan kemampuan masing-masing, yang memungkinkan anak menggali potensi dirinya dan mengembangkan kemampuannya secara maksimal.
Level awal untuk setiap siswa Kumon ditentukan secara perseorangan. Siswa mulai dari level yang dapat dikerjakannya sendiri dengan mudah, tanpa kesalahan. Lembar kerjanya telah didesain sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami sendiri bagaimana menyelesaikan soalnya. Jika siswa terus belajar dengan kemampuannya sendiri, ia akan mengejar bahan pelajaran yang setara dengan tingkatan kelasnya dan bahkan maju melampauinya.
Salah satu jurus yang membuat metode ini efektif adalah metode belajarnya. Di program Kumon, pembelajarannya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak. Karena sesuai dengan potensinya masing-masing, akan lebih mudah bagi anak mempelajarinya. Program Kumon tidak hanya mengajarkan cara berhitung tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu dan kepercayaan diri. Kemampuan tersebut akan terlihat dari kemampuan anak dalam menyelesaikan soal dengan cara mereka sendiri. Peserta program akan diajarkan dasar-dasar penghitungan untuk bisa menyelesaikan soal yang lebih sulit
Metode Kumon adalah suatu lembaga bimbingan belajar atau kursus, disebarluaskan di Indonesia pada Oktober 1993, namun banyak orang yang tidak mengetahuinya. Di Kumon, anak belajar? Cara belajar yang benar? (learning how to learn) sehingga tumbuh sikap belajar yang baik.
Prinsip dasar metode yang disebarluaskan ke Indonesia pada Oktober 1993 ini adalah pengakuan tentang potensi dan kemampuan individual tiap siswa. (Shinta, Online 20 April 2010. Tersedia : http://retnadi-17.web.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/pp.pdf). Siswa mempunyai potensi yang tidak terbatas. Untuk mengembangkan potensi ini secara maksimal, diperlukan bimbingan dan lingkungan yang mendukung tanpa membatasi usia siswa. Bahkan siswa usia prasekolah yang belum bisa memegang pensil pun dapat memulai belajar dengan metode KUMON.
Melalui pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris, Kumon tidak hanya membentuk kemampuan akademik saja, akan tetapi juga membentuk karakter yang positif dan “life-skills” (ketrampilan hidup) yang akan berguna bagi masa depan anak.
Misi yang ditetapkan pada metode Kumon: “ Dengan menggali potensi yang ada pada setiap individu, dan dengan mengembangkan kemampuan tersebut secara maksimal, kami berusaha agar dapat membentuk manusia yang sehat dan berbakat yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat”
Kumon bertujuan agar setiap siswa memilih kemampuan dasar yang kuat, kemandirian dan rasa percaya diri untuk mengembangkan dirinya masing-masing dan kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menyelesaikan permasalahan dengan kemampuannya sendiri sehingga mereka dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat dan memberikan kontribusi bagi layanan pengembangan pendidikan.
Metode Kumon memiliki keistimewaan yaitu:
1.        Memulai dari level yang tepat akan menumbuhkan kecintaan belajar
2.        Sesuai dengan kemampuan karena sebelum anak belajar ada tes penempatan
3.        Maju dengan kemampuan sendiri
4.        Bahan pelajaran tersusun atas langkah-langkah kecil (small steps) sehingga memperoleh kemampuan dasar yang kuat untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi
5.        Lembar kerja Kumon disusun untuk menumbuhkan sikap belajar mandiri
6.        Anak mengerjakan soal secara mandiri bertahap dari tingkat yang mudah sampai tingkat yang lebih sulit.
7.        Mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dan kemampuan belajar mandiri
8.        Maju melampaui tingkatan kelas
9.        Di Kumon, orangtua memegang peranan yang sangat penting
10.    Belajar secara kontinu dengan metode Kumon akan bermanfaat dalam membentuk masa depan anak
Dalam metode ini yang menonjol adalah:
1.    Individual Pace yang artinya setiap anak belajar dengan kecepatan masing-masing (tidak seperti di sekolah)
2.    Dilegence yang artinya anak di dorong untuk rajin setiap hari mengerjakan konsep yang sama sampai akhirnya menjadi mahir.
Begitu metode ini sudah dimengerti siswa, ia bisa mempraktikkannya sendiri di rumah dengan berlatih soal-soal dan kesulitan-kesulitannya di sekolah. Bila terus dilatih, kemampuannya akan terus terasah. Bahkan metode Kumon ini bisa juga diajarkan pada anak usia prasekolah. Karena belum bisa menulis, biasanya mereka diberi alat bantu berupa papan bilangan magnetik, jigsaw puzzle, kartu bilangan dan sebagainya, hal tersebut mampu membentuk kecenderungan siswa yang tentunya kecenderungan itu akan menyesuaikan dengan minat dan bakatnya.
Program Kumon tidak hanya mengajarkan cara berhitung tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu sehingga mampu meningkatkan kepercayaan diri siswa. Kemampuan tersebut akan terlihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan cara mereka sendiri. Peserta program akan diajarkan dasar-dasar soal untuk bisa menyelesaikannya yang lebih sulit.
Metode Kumon juga bermanfaat untuk mempelajari matematika yang lebih luas, misalnya untuk bidang aljabar, trigonometri, dan matematika tingkat lanjut. Di negara-negara lain, metode Kumon sudah dikembangkan untuk materi pelajaran lain seperti pelajaran bahasa inggris, bahasa jepang, bahasa jerman, bahasa perancis, dan sebagainya


C.  Materi, Bahan Pelajaran dan Cara Belajar Metode Kumon
Metode Kumon menggunakan bahan pelajaran berupa lembar kerja yang disusun sedemikian rupa secara sistematis dan small step (langkah kecil) sehingga dapat leluasa disesuaikan dengan kemampuan belajar dan kemampuan siswa. Yang berisi materi pelajaran matematika dari tingkat prasekolah sampai dengan tingkat SMA. Materi pelajaran matematika Kumon bertujuan membentuk kemampuan dasar agar anak didik dapat mempelajari matematika tingkat SMA dengan kemampuannya sendiri.
Bahan pelajaran Kumon disusun secara berurutan, mulai dari level yang paling rendah dan menyenangkan bagi anak yang mempelajarinya, bahkan untuk anak yang tidak suka belajar sekalipun.
Pada metode Kumon anak diberikan bimbingan secara perseorangan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Karena itu, sebelum memulai perjalanannya di Kumon, anak diberikan tes penempatan untuk mengetahui titik pangkal yang tepat. Program belajar dimulai dari bagian yang dapat dikerjakan anak dengan mudah, dan sedikit demi sedikit dilanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.
Anak tidak menerima pelajaran secara sepihak dari pembimbing, melainkan dilatih untuk memahami dan mengerjakan soal dengan kemampuannya sendiri. Cara belajar seperti ini akan membentuk kemandirian dalam belajar.
Alur belajar metode Kumon yaitu:
1.    Tes Penempatan
Merupakan penentuan level awal. Setelah mengerjakan tes penempatan, pembimbing kemudian akan menganalisa hasil tesnya dengan cermat dan menentukan level awal siswa. Menentukan level awal yang tepat adalah kunci untuk belajar mandiri sejak dari awal belajar di Kumon.
2.    Datang ke kelas Kumon 2 kali seminggu
Biasanya mempelajari lembar kerja secara mandiri. Siswa datang ke kelas Kumon 2 kali seminggu, karena Kumon menekankan pentingnya belajar mandiri.
3.    Pembimbing mendukung belajar mandiri
Memastikan tingkatan belajar yang tepat. Sebelum hari belajar di kelas dimulai, pembimbing menyiapkan lembar kerja yang tepat untuk setiap siswa. Di kelas, pembimbing mengamati siswa dengan cermat, untuk memastikan setiap siswa belajar pada tingkatan yang tepat untuknya.
4.    Lembar kerja dikerjakan oleh siswa secara mandiri
Mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dan memperdalam pemahaman. Setelah menyelesaikan pelajarannya hari itu, siswa menyerahkan lembar kerja yang telah dikerjakan kepada Pembimbing. Lalu dinilai dan jika ada kesalahan siswa membettulkannya sendiri.
5.    Senang mengerjakan pekerjaan rumah setiap hari
Setiap siswa diberikan pekerjaan rumah dengan tingkatan yang tepat. Setelah siswa menyelesaikan pelajarannya di kelas kumon, pembimbing memberikan lembar kerja yang tepat untuk dikerjakan di rumah. Pekerjaan rumah yang telah dikumpulkan kemudian dinilai oleh pembimbing dan jika perlu, siswa memperbaiki lembar kerjanya dengan mandiri sampai semuanya jawabannya benar.
Materi aritmatika pada bilangan pecahan dalam metode Kumon terdiri dari dua pokok bahasan yaitu operasi aritmatika (Penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian) pada bilangan pecahan dan soal-soal cerita pada bilangan pecahan.
Materi pada soal-soal latihan aritmatika pada bilangan pecahan dalam metode Kumon caranya sama seperti yang diajarkan di Sekolah Dasar, hanya saja langkah-langkah dalam pengerjaannya yang berbeda, karena di Kumon diberikan cara penyelesaian soal yang singkat agar waktu yang digunakan lebih efisien.
Materi pada kursus kumon terdiri dari 23 tingkatan, mulai dari tingkat 7A hingga Q, tingkat 7A, 6A, 5A, 4A, 3A, 2A setara dengan tingkat pra sekolah, tingkat A, B, C, D, E, F setara dengan tingkat SD, tingkat G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q setara dengan tingkat SMA.
Dalam penerapannya metode ini membagi kedalam 6 tahap, diantaranya:
1.    Mula-mula, anak mengambil buku saku yang telah disediakan, menyerahkan lembar kerja PR yang sudah dikerjakannya di rumah, dan mengambil lembar kerja yang telah dipersiapkan pembimbing untuk dikerjakan anak pada hari tersebut.
2.    Anak duduk dan mulai mengerjakan lembar kerjanya. Karena pelajaran diprogram sesuai dengan kemampuan masing-masing, biasanya anak dapat mengerjakan lembar kerja tersebut dengan lancar.
3.    Setelah selesai mengerjakan, lembar kerja diserahkan kepada pembimbing untuk diperiksa dan diberi nilai. Sementara lembar kerjanya dinilai, anak berlatih dengan alat bantu belajar.
4.    Setelah lembar kerja selesai diperiksa dan diberi nilai, pembimbing mencatat hasil belajar hari itu pada “Daftar Nilai”. Hasil ini nantinya akan dianalisa untuk penyusunan program belajar berikutnya.
5.    Bila ada bagian yang masih salah, anak diminta untuk membetulkan bagian tersebut hingga semua lembar kerjanya memperoleh nilai 100. Tujuannya, agar anak menguasai pelajaran dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
6.    Setelah selesai, anak mengikuti latihan secara lisan. Sebelum pulang, pembimbing memberikan evaluasi terhadap pekerjaan anak hari itu dan memberitahu materi yang akan dikerjakan anak pada hari berikutnya.
Pada saat itu, Toru Kumon terus membuat materi belajar ini setiap harinya. Melalui proses ini, filosofi dibalik Metode Kumon muncul, yaitu pengembangan secara optimum dari kemampuan setiap individu, tak bergantung pada usia atau tingkatan kelas – menggali potensi. Toru Kumon percaya bahwa apa yang mungkin bagi seorang anak adalah mungkin juga bagi anak-anak yang lain. Karenanya, ia mulai menawarkan kesempatan untuk belajar dengan metode ini kepada sebanyak mungkin anak.
Kesulitan belajar pada anak menginjak bangku SD kelas 3 di mana sudah mulai anak belajar mengarang sederhana tentang kegiatan di rumah atau pengalaman yang pernah dialami. Mengarang merupakan pelajaran perpaduan antara kemampuan membaca kosa kata ,mengelola kata, dengan kemampuan berimajinasi secara real melalui tulisan. Mengarang diibaratkan sesuatu alat untuk menyampaikan hal-hal yang terpenting dalam ulasan panjang yang mengandung arti. Ada juga mengarang diartikan pikiran yang direaliasasi melalui tulisan bermakna.
Mengarang di SD kelas 3 di awali dengan mengingat kembali dasar-dasar mengarang yaitu pengenalan huruf. Apa yang dimaksud huruf ? Huruf adalah lambang atau gambaran bunyi. Huruf terdiri dari huruf vokal dan huruf konsonan. Huruf vokal adalah bunyi ujaran, udara yang keluar dari paru-paru tidak mendapat halangan sedikitpun. Huruf Vokal ini terdiri dari : a,i,u,e,o. Sedangkan bunyi konsonan adalah bunyi ujaran,udara yangkeluar dari paru-paru mendapat halangan. Huruf konsonan ini terdiri dari : b,d,f, ,g,h,j,k,l,m,n,p.q,r,s,t,v,w,x,y,z.. Setelah siswa dapat membedakan Vokal dan konsonan maka kita lanjut " Apa yang dimaksud dengan suku kata? Suku kata dalah gabungan antara konsonan dengan vokal yang dapat berdiri sendiri. Istilah keren dari suku kata adalah Morfem. Morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam pembentukkan kata dan yang dapat di bedakan. Morfem terdiri dari morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas merupakan kata. sedangkan morfem terikat adalah berupa imbuhan. Jadi gabungan morfem bebas dengan morfem terikat akan membentuk kata. Kata berdasarkan bentuknya dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
    Kata Dasar
    Kata Berimbuhan
    Kata Ulang
    Kata majemuk
Mengetahui apa yang dimaksud kata kita lanjut dengan kalimat. Kalimat adalah gabungan beberapa kata yang mengandung arti. Kalimat ini memakai pola. Pola kalimat terdiri : pola SP. pola SPO,pola SPOK, pola SPOK ( Keterangan waktu),
 pola SPOK ( keterangan tempat ).Kalimat ini terbagi lagi menjadi kalimat aktif dan pasif, kalimat majemuk, kalimat langsung dan tak langsung,kalimat tanya, kalimat perintah, dll.
Dengan menguasai hal -hal yang diuraikan di atas kita lanjut apa yang dimaksud dengan Karangan? Karangan adalah susun beberapa beberapa kalimat yang mewakili pikiran pokok atau ide yang diuraikan dengan tulisan.
Langkah-langkah pembelajaran tersebut kita ajar secara teratur dan terus menerus kita lanjutkan dengan memulai mengajarkan karangan. Sebelum memulai mengarang kita akan menentukan tema apa yang kita uraikan, sudah ada tema pasti kita lanjut dengan membuat kerangka karangan yang tersusun berdasarkan waktu dan tempat..
Setelah kerangka terbentuk kita menguraikan apa ide yang akan diuraikan.
Demikian uraian ini belajar mengarang kita mulai dari arti sebuah huruf,morfem, kata ,kalimat, susunan kalimat, baru mengarang. Jadi belajar mengarang hampir meneyerupai metode kumon.

D.  Kelebihan dan Kelemahan Metode Kumon
Kelebihan dan kelemahan metode kumon yaitu:
1.             Kelebihan metode kumon
a.    Sesuai dengan kemampuan karena sebelum anak belajar ada tes penempatan sehingga anak tidak merasa tersiksa.
b.    Bahan pelajaran tersusun atas langkah-langkah kecil sehingga anak bisa memperoleh kemampuan dasar yang kuat.
c.    Anak mengerjakan soal secara mandiri bertahap dari tingkat yang mudah sampai tingkat yang lebih sulit bila mengalami kesulitan bisa melihat buku penyelesaian sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
d.   Kumon mengajak anak disiplin

2.             Kelemahan Metode Kumon
a.    Tidak semua siswa dalam satu kelas memiliki kemampuan yang sama.
b.    Anak belajar secara perorangan sehingga dimungkinkan tumbuh rasa individualisme.
c.    Kedisiplinan kumon kadang membuat anak-anak menjadi tidak kreatif.

E.  Hasil Belajar Metode Kumon
Program dan bimbingan metode Kumon yang diberikan secara perorangan pada tingkatan dan porsi yang tepat akan mengembangkan kemampuan matematika anak. Selain itu belajar dalam waktu yang singkat dan rutin. Setiap harinya, maka dalam diri anak akan terbentuk kemampuan berkonsentrasi, ketangkasan kerja, kemampuan berpikir, kebiasaan belajar dan rasa percaya diri yang merupakan dasar untuk mempelajari hal-hal lainnya.
Hasil belajar siswa Kumon bervariasi. Ada siswa yang menyelesaikan seluruh bahan pelajaran metode Kumon. Namun demikian, ada beberapa yang agak lambat, tetapi dapat dikatakan cepat apabila dibandingkan dengan metode biasa.
Maka, metode ini sangat cocok digunakan pada tingkat sekolah dasar, karena dasar-dasar matematika seperti tambah ( + ), kurang(--),  bagi ( : ), kali ( × ) terdapat ditingkat sekolah dasar sehingga siklus pembelajaran matematika pada jenjang-jenjang pendidikan selanjutnya dapat terlampaui optimal.


BAB III
KESIMPULAN
Metode Kumon merupakan suatu model belajar dari Jepang dan dikembangkan pertama kali oleh Toru Kumon, seorang guru matematika SMA. Kumon adalah sistem belajar yang memberikan program belajar secara perseorangan sesuai dengan kemampuan masing-masing, yang memungkinkan anak menggali potensi dirinya dan mengembangkan kemampuannya secara maksimal.
Level awal untuk setiap siswa Kumon ditentukan secara perseorangan. Siswa mulai dari level yang dapat dikerjakannya sendiri dengan mudah, tanpa kesalahan. Lembar kerjanya telah didesain sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami sendiri bagaimana menyelesaikan soalnya. Jika siswa terus belajar dengan kemampuannya sendiri, ia akan mengejar bahan pelajaran yang setara dengan tingkatan kelasnya dan bahkan maju melampauinya.
Salah satu jurus yang membuat metode ini efektif adalah metode belajarnya. Di program Kumon, pembelajarannya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak. Karena sesuai dengan potensinya masing-masing, akan lebih mudah bagi anak mempelajarinya. Program Kumon tidak hanya mengajarkan cara berhitung tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu dan kepercayaan diri. Kemampuan tersebut akan terlihat dari kemampuan anak dalam menyelesaikan soal dengan cara mereka sendiri. Peserta program akan diajarkan dasar-dasar penghitungan untuk bisa menyelesaikan soal yang lebih sulit. Kumon bertujuan agar setiap siswa memilih kemampuan dasar yang kuat, kemandirian dan rasa percaya diri untuk mengembangkan dirinya masing-masing dan kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menyelesaikan permasalahan dengan kemampuannya sendiri sehingga mereka dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat dan memberikan kontribusi bagi layanan pengembangan pendidikan.
Bahan pelajaran Kumon disusun secara berurutan, mulai dari level yang paling rendah dan menyenangkan bagi anak yang mempelajarinya, bahkan untuk anak yang tidak suka belajar sekalipun.



DAFTAR PUSTAKA
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Pramono, Handi, dkk. 2010. Matematika Cara Paling Mudah Mendapatkan Nilai 100. Solo : Indonesia 100 Publishing.
Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_Kumon
http://komunikasi.um.ac.id/?p=738
http://haydar85.wordpress.com/2008/07/07/bagaimanakah-penerapan-metode-kumon-itu/
http://deztriya.blogspot.com/2012/04/metode-kumon.html

1 komentar:

  1. Thanks atas pembahasan Kumon. sangat membantu.

    oh ya,, kunjungi blog aq jg sih kak.. belum berfaedah sih dan belum sekeren ini. cuma... heheh...
    mmeaddres1922.blogspot.com

    BalasHapus